Pertemuan

118 5 0
                                    

°Happy Reading°

Pagi yang cerah, sinar matahari mengintip lewan jendela kamar seorang gadis cantik bertubuh mungil, siapa lagi kalau bukan Talia Keisya Putri. Dia terbangun dari tidur nyenyaknya dan langsung menuju kamar mandi.

Talia memulai ritual paginya dengan senyum mengembang di wajahnya. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Ya sekarang dia sudah kelas 11.

"Talia, sarapan dulu sayang, ini bunda buatin nasi goreng," suara Diana, bunda dari Talia. Wanita cantik yang umurnya menginjak kepala tiga. "Iya bun, ini Talia turunn" jawab talia dengan teriakan kencangnya. Tak berapa lama Talia mulai berlari dari arah tangga "selamat pagi ayah, bunda" sambil mengecup kedua pipi ayah dan bundanya. "Selamat pagi princes, jangan lari sayang nanti kalau jatuh gimana?" Kata Deri ayah Talia. "Hehe.. iya ayah" Talia menjawab sambil nyengir kuda kepada ayahnya. Kedua orang tuanya hanya geleng kepala melihat kelakuan putri mereka.

Setelah sarapan Talia langsung pamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat sekolah. Dia berlari menuju halte dekat rumahnya untuk menunggu angkutan umum. Walaupun dia dari kalangan orang berada, tapi Talia bukan anak manja seperti anak seumurannya.

Sepanjang koridor sekolah senyuman tak pernah luntur dari bibirnya, terkadang dia menyapa orang yang dilewatinya.

Didepan mading Talia melihat kerumanan teman temanya yang sedang melihat mading untuk melihat mereka akan masuk kelas mana. sedangkan Talia dia hanya melirik sebentar dan melanjutkan jalanya kekantin untuk membeli minum karena entah mengapa dia sangat haus sekali pagi ini.

Keadaan kantin saat itu masih terlihat sepi, mungkin masih pagi pikir Talia. Belom ada semenit dia duduk tapi sudah dikagetkan dengan suara cempreng milik temanya. Siapa lagi kalau bukan diva ayuna putri, cewek dengan lesung dikedua pipi  yang terlihat manis ketika tersenyum. "Talia kita sekelas lagi, dikelas mipa 1" terlihat raut  wajah yang begitu bahagia. Ya wajar saja, siapa yang tidak bahagia sekelas dengan Talia, cewek cantik dengan kecerdasan luar biasa.

Setelah berbincang bincang akhirnya kedua cewek itu memutuskan untuk kembali ke kelas karene mendengar suara bel tanda masuk berbunyi. 

Baru saja Talia berjalan dikoridor tiba-tiba ditabrak oleh seseorang hinggak kehilangan kesemimbangan dan terjatuh.

Tanpa rasa bersalah sedikitpun, orang itu langsung meneruskan larinya untuk menghindari amukan dari Pak Marto, guru BK yang termasuk kiler itu "Atala, jangan lari kamu" dengan nafas yang memburu tapi tetap mengejar siswanya itu. Setelah guru itu berlalu diva baru tersadar dan langsung membantu talia yang terjatuh. "Siapa sih tu cowok kurang ajar banget, liat aja nanti kalau ketemu. Lo tau nggak sih dia siapa div?". Diva langsung melongok mendengar omongan dari sahabatnya, "lo nggak kenal dia siapa?" Tanya diva sedikit ragu. "Ya gue gak kenal lah Diva cantik, kalau kenal mah gue gak bakalan tanya." Diva langsung menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sambil menganggukan kepalanya"iya ya. yaudah gue jelasin, namanya itu Atala Dirga Bratagara biasanya dipanggil ata. Lo harus tau dia itu kapten tim basket sekolah kita, most wated, dan keluarganya pemilik sekolah ini, Ata juga menjadi idaman cewek disekolah ini, tapi sampai sekarang dia masih jomblo sih. Sayangnya dia itu langganan guru BK. Kaya tadi dia dikejar-kejar Pak Marto" Diva menjelaskan panjang kali lebar kepada talia karena temanya itu memang terlalu cuek dan masa bodoh dengan sekitar, bahkan waktu luangnya hanya digunakan untuk membaca buku di perpustakaan. Talia hanya menjawab "Oh, tapi gue gak suka sama dia. Liat aja kalau ketemu gue bakal bales. Ohh ya kenapa gak dikeluarin aja sih dari sekolahan div?" Tanya Talia lagi. "Kan tadi gue udah bilang kalau keluarganya itu pemilik sekolahan ini, mana berani guru disini mau ngeluarin ata, bukanya ngeluarin malah dikeluarin itumah". Sepanjang perjalanan menuju kelas mereka habiskan untuk membicarakan soal Atala, cowok most wated disekolahnya. Tapi dimata Talia ata tak lebih dari seorang brandalan yang nggam punya sopan santun.

Setibanya dikelas mipa satu. Mereka berdua langsung duduk dimeja paling depan, depan meja guru pula. karna hanya meja itu yang tersisa. Itusih gak masalah bagi Talia, karna memang dia akan lebih fokus kepada pelajaran. Berbeda dengan diva yang dari tadi ngomel ngomel nggak jelas, yang katanya gak bisa tidur pas pelajaran lah, gak bisa main hp lah, pokoknya banya deb sampai Talia pusing dengernya.

Kira kira sepuluh menit berlalu akhirnya ada guru masuk kelas mipa satu. Bu Siti namanya, yang akan menjabat sebagai wali kelas mereka selama satu tahun kedepan. Orangnya sangat baik dan juga tegas, itu terlihat ketika pemilihan pengurus kelas. Setelah kira kira setengah jam akhirnya selesai. Talia dipilih menjadi wakil ketua kelas, dilihat dari prestasinya yang baik, diharap juga baik dalam mengatur kelas. Awalnya dia terpilih menjadi ketua kelas, tapi kata Talia yang jadi pemimpin itu kodratnya adalah laki laki. Makanya dia hanya menjabat sebagai wakil ketua kelas sedangkan Dimas sebagai ketuanya.

"Ibu rasa cukup sampai disini saja, semoga yang terpilih menjadi pengurus kelas dapat bekerja dengan baik. Dan saya harap tidak mengecewakan. Kalau begitu saya permisi anak-anak." Kata bu siti sebelum meninggalkan kelas.

Bel tanda istirahat telah berbunyi, semua siswa telah meninggalkan kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berdemo sejak tadi. Tapi beda halnya dengan Talia, cewek itu memilih diam dikelas untuk memakan bekalnya. Talia menghemat pengeluarannya karena ingin membeli sebuah novel keluaran terbaru yang sekarang sedang open PO. Talia tak mau meminta uang kepada kedua orang tuanya, sebab ia ingin belajar mandiri dan tak mau merepotkan orang tuanya.

Ini itu karya pertama aku jadi kalau banyak typo tolong dimaklumin ya.😂
Ohh ya, kalau kalian mau kasih saran, kasih aja. Aku malah seneng😘

♡To be continued♡

ATALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang