Pulang sekolah

54 2 0
                                    

°HAPPY READING°

Tak harus menjadi orang
Lain Untuk membuatmu
terlihat menarik

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua siswa langsung menghela nafasnya setelah sekian lama terkurung dengan semua pelajaran yang yang menguras tenaga mereka.

"Talia, ayok pulang" ajak Diva kepada sahabatnya. "Bentar lagi Div, akukan harus piket. Kamu duluan aja sana." Jawab Talia. "Beneran nggak papa?" Tanya Diva memastikan. "Beneran, udah gih sana duluan aja." Jawab Talia sekali lagi. "Yaudah kalau gitu gue balik duluan, lo hati hati ya kalau pulang," habis berkata itu Diva langsung lari keluar kelas, karena dia sudah mendapat pesan dari abangnya yang katanya sudah menunggu didepan.

Sekarang hanya tinggal Talia yang berada didalam kelas, karena teman temannya dengan rasa bodo amat langsung pulang begi saja tanpa mau melakukan tugas pikitnya. Setelah kira-kira sepuluh menit melakukan piket, akhirnya kelas telah bersih dengan meja dan kursi yang telah tersusun dengan rapi. Talia langsung mengambil tas dan memutuskan untuk segera pulang, karna jam ditanganya sudah menunjukan pukul empat sore.

Dikoridor sekolah hanya ada beberapa anak yang belum pulang karena mereka masih ada ekskul disekolah.

Saat berjalan dikoridor tiba tiba matanya mengarak kearah lapangan basket yang sudah dipenuhi anggota tim basket SMA Pelita Bangsa. Tanpa sadar, Talia terlalu sibuk  memandang lapangan basket tanpa menghiraukan jalanya. Sampai ada seseorang yang menabraknya dan membuatnya terjatuh.

Lagi dan lagi, kesialan Talia dalam kurun waktu kurang dari dua puluh empat jam. Sudah ditabrak sebanyak dua kali dengan orang yang sama. Yaitu Atala. "Lo kalau jalan liat-liat dong, punya mata nggak sih lo?" Kata seorang cowok dengan muka datarnya. "Lo lagi, lo lagi. Harusnya itu lo yang salah disini bukan gue, lo taukan ini itu sekolah bukan lapangan yang bisa lo pakai buat lari-lari nggak jelas" kata Talia dengan meninggikan suaranya hingga mengambi perhatian banya orang dan mulai menjadikan perdebatannya dengan Atala tontonan geratis bagi murit yang belum pulang sekolah. Atala terdiam beberapa saat, karna baru kali ini ada seorang cewek yang berani membentaknya, dan matanya memancarkan kebencian. Menarik itu yang langsung terpikir olehnya.

Talia mencoba untuk berdiri kembali, namun gagal ternyata kakinya terkilir. Sedangkan Atala begitu terkejut melihat keadaan Talia dan mencoba untuk membantunya. "Sini gue bantu," kata Atala sambil berusaha untuk memegang bahu Talia, tapi sayangnya langsung dtepis kasar oleh Talia. "Apa-apaan sih lo? Gue bisa berdiri sendiri nggak usah sok-soan peduli lo sama gue" jawab Talia dengan tatapan sinis dan mencoba berdiri kembali namun gagal "Ahh, kok sakit ya" ringisnya dan langsung terduduk kembali.

"Makanya jadi orang jangan keras kepala" ujar Atala dengan ketus. Tanpa diduga-duga Atala langsung menggendong Talia ala bridal style. "Ehh apa-apaan lo, turunin gue. Gue malu banyak yang liat tau" Pekik Talia dengan sangat keras sambil meronta-ronta minta diturunkan. Atala hanya diam dan tidak peduli akan teriakan gadis cerewet digendongannya. Ketika sampai diparkiran, Atala langsung memasukan Talia kedalam mobilnya. "Ehh, lo mau culik gue? Turunin gue Jerapah" teriaknya kembali sampai telinga Atala terasa sakit. " Lo jadi cewek bawel banget sih, Terus apa-apaan lo pagil gue jerapah? Gak liat lo tampang gue kek gini." Ujarny sambil menaik turunkan alisnya. Talia hanya memberengut dengan kelas melihat wajah atala yang terlihat menyebalkan.

Hampir lima belas menit mereka habiskan untuk beradu mulut. Sampai akhirnya Atala masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya ke rumah Talia. "Rumah lo dimana kecebong?" Tanya Atala dengan santai, tanpa melihat wajah Talia yang sudah merah padam menahan amarah. "Tadi lo bilang apa? Lo panggil gue Kecebong, kaya tampang lo bagus-bagusan aja" jawab Talia dengan tatapan sinis yang dilemparkan kearah Atala. "Lo gak terima gue panggil kecebong? Tubuh pendek aja sok kecantikan" jawab Atala dengan menahan tawa. Dia sudah masuk kedalam pesona seorang Natalia Kesya Putri cewek cantik dengan sejuta keistimewaan didalamnya.  "Lo bilang apa barusan?" Jawab Talia dengan suara toanya. Karena Atala tidak mau meperpanjang debatnya, Atala memilih diam tanpa suara.

"Rumah lo diman?" Tanya Atala dengan suara dinginnya. "Jalan Anggrek blok B" Jawab Talia denga ketusnya.

Selama perjalanan menuju rumah Talia, kedua manusia itu hanya terdiam. Menjadikan keheningan disore hari ini. Kira kira setelah menempuh perjalanan selama dua puluh lima menit sampai juga dirumah Talia.

Hampir lima menit mereka habiskan untuk saling diam satu sama lain sampai akhirnya Atala yang duluan memulai pembicaraan "Mau sampai kapan lo berdiam di mobil gue?" Tanya Atala dengan suara dinginnyam. "Ya.. ya lo bantuin gue turun lah, kan tadi lo yang bawa gue naik. Dan lo tau sendirikan kalau kaki gue tadi terkilir, dan ini semua karna lo. Jadi lo harus tanggung jawab, bantuin gue turu kalau nggak gue nggak mau turun dari sini." Ujar Talia tanpa dosa. "Lo kok nglunjak sih udah dianter sampai depan rumah juga. Kata Atala sambil membuka pintu mobil untuk membantu Talia ke dalam rumahnya.

Hal pertama yang dirasakan oleh Atala adalah nyaman. Rumah Talia memang tidak sebesar rumahnya, tapi terlihat lebih terawat, indah, dan sejuk. dengan taman, yang dihiasi oleh berbagai macam bunga. Rumah dengan dua lantai itu terlihat sangat bagus dengan warna dominan biru laut.

Dengan bantuan Atala Akhirnya sampai didepan pintu rumahnya.  "Assalamualaikum bunda" Talia berteriak dengan suara kencangnya. Lagi lagi Atala harus banyak bersabar berada disampin cewek dengan mulut toa seperti Talia.

Terdengar suara langkah kaki  bunda Talia yang akan membuka pintu untuk anak kesayangannya. "Waalaikumsalam sayang, kok pulangnya..., yakampun itu kakinya kenapa Talia?" Jawab Diana dengan wajah panik melihat kondisi kaki Talia yang sedikit bengkak dan mulai terlihat membiru. "Nggak papa bun, nggak usah kuwatir paling besok juga udah sembuh," jawab Talia dengan senyuman manisnya karena dia tidak mau bundanya kuwatir melihat keadaanya. "Loh ini siapa Talia? kok bunda baru lihat, terus kok tumben kamu bawa cowok kerumah?" Tanya Diana dengan pertannyaan bertubi-tubi. "Ohh dia itu yang udah na..." sebelum Talia menyelesaikan ucapannya sudah dipotong oleh suara Atala "halo tante, nama saya atala. Saya temen satu sekolahnya Talia" kata Atala dengan sopan, berbanding terbalik ketika berbicara dengan Talia. "Ya sudah kalau gitu, tolong bawa anak tante kedalam" dengan langkah yang tertatih Talia mulai berjalan dengan bantuan Atala menuju ruang tamu, sedangkan Diana langsung menghubungi Mbah Mijem untuk mengurut kaki Talia.

Sesudah mendudukan Talia disofa, Atala langsung  berpamitan kepada Diana untuk langsung pulang, dengan alasan masih ada urusan.


♡TO BE CONTINUED♡

ATALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang