Debaran

28 2 0
                                    

kehadiranmu memberikan warna. Terbiasa denganmu membuatku nyaman😊

Pagi telah datang, mentari telah muncul. Begitupun dengan cewek yang sudah mulai bersiap-siap berangkat sekolah.

Senyuman tak sekalipun luntur dari bibirnya.

Perlahan dia mulai menuruni tangga. Dari arah tangga dia melihat ayah, bunda, dan seorang cowok seng duduk membelakanginya.

"Selamat pagi ayah, bunda" sapa seorang gadis sambil mencium kedua pipi orang tuanya. Dan ia mulai melihat laki-laki misterius itu. "Ehhh, ngapain disini lo?" Tanya tali dengan ketus.

"Talia, siapa yang ngajarin kamu ngomong kaya gitu?" Ingat Ayah Talia dengan tegas. "Maaf ayah." Jawab talia dengan rasa bersalah.

"Yaudah sini sayang makan dulu, bunda udah siapin nasi goreng kesukaan kamu." Terdengar suara bundanya yang memecah suasana tegang itu.

Setelah sarapan Talia dan Atala berpamitan umtuk berangkat sekolah bersama.

Setibanya diluar rumah, Talia langsung menarik Atala keluar gerbang, "Lo kenapa sih kerumah gue segala?"

"Emang salah kerumah pacar sendiri? Dan guekan udah bilang kalau mulai sekarang berangkat dan pulang sekolah lo bareng gue!"

"Enggak, gue nggak mau." Teriak Talia

"Gue nggak peduli lo mau apa nggak. Yang jelas gue nggak nerima penolakan."

"Nyebelin banget sih lo." Jawab Talia dengan langkah yang dihentakkan dan mulai meningglkan Atala.

"Lo mau kemana kecebong?" Teriak Atala dan mulai menaiki motornya untuk mengejar Talia.

"Gue gak mau berangkat bareng lo, lebih baik juga naik bus."

"Lo yakin? sekarang udah jam tujuh kurang lima belas menit. Bentar lagi masuk, kalau lo nggak bareng gue pasti lo telat."

Talia hanya diam sambil melihat jam ditangannya.

"Yakin nggak mau ikut? Kalau gitu gue duluan." Ucap Atala dan mulai menjalankan motornya.

Tanpa pikir panjang Talia langsung teriak, "gue ikut."

Atala tersenyum di balik helm full facenya dan mulai menghentikan motornya. Menunggu Talia naik ke atas motornya.

"Makanya jadi cewek nggak usah sok jual mahal." Sindirnya.

"Cepetan, kalau nggak gue turun!"

"Siap ibu negara." Jawab Atala dengan senyum manisnya.

Kok jantung gue berdetak lebih cepat dari biasanya sih. Masak iya cuma gara-gara dipangil ibu negara gue baper. Apa jangan-jangan gue mulai jatuh cinta sama Atala ya. Batin Talia dalam hati dan langsung menggelengkan kepalanya.

Lucu banget sih, itu cewek kalau gitu. Kata Atala dalam hati.

Sampai sekolah banyak murit yang memandang Atala dan Talia dengan pandangan iri, kagum, sebal. Karena seorang most wanted SMA Pelita Bangsa berkurang satu.

Talian mulai memasuki koridor sekolah dengan Atala disampingnya.

Terdengar banyak sekali hujatan untuknya. Dan juga ada beberapa yang memuji hubungan mereka.

"Itu cewek keganjenan banget sih sama calon imam gue."

"Mereka berdua cocok banget, yang satu tampan yang satu cantik."

"Cecan SMA Pelita Bangsa berkurang oyy."

"Kenapa sih karus sama dia nggak sama gue aja?"

"Cantik sih, tapi kok muraha."

ATALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang