Begitu turun dari taksi, Mark langsung membawa kakinya untuk berlari memasuki bangunan di depannya. Bibi Nam mengikuti dari belakang.
Bekas air mata masih menghiasi wajah manis Mark yang kini melukiskan rasa khawatir. Langkahnya terus dipacu kencang melewati beberapa orang yang hanya menatap heran.
Kemudian langkahnya berhenti di depan sebuah ruangan yang tertutup. Nafasnya terengah, mencoba untuk mengatur detak jantungnya yang memburu akibat berlari dan juga rasa cemas yang sejak tadi dirasakannya.
Bibi Nam yang sempat tertinggal, kini telah berdiri di samping Mark. Tangan tuanya terangkat dan mengusap lembut bahu sempit remaja itu, mencoba memberikan ketenangan.
Mark menatap wajah wanita tua itu, kemudian ia melihat bibi Nam mengangguk.
Pandangannya kembali mengarah pada pintu didepannya. Tangannya kemudia perlahan terangkat untuk mengetuk pintu kayu itu.
Tok...Tok..Tok
Kemudian terdengar suara dari dalam yang mempersilahkannya masuk.
Jemarinya menggenggam kenop pintu dan langsung membukanya.
Tatapan matanya mengarah ke sekeliling ruangan yang tidak terlalu besar itu. Kemudian matanya menangkap sosok yang sejak tadi ia cemaskan. Sosok itu duduk dengan kepala tertunduk, sosok itu ayahnya.
"Ayah.."Panggilnya pelan. Kakinya melangkah perlahan untuk menghampiri sang ayah.
Tuan Siwat yang mendengar suara putranya langsung menoleh kearah Mark. Begitupun dengan pria muda di samping kanannya.
Mark yang semula hendak menghampiri sang ayah, tiba-tiba menghentikan langkah kakinya.
Pria itu...
Pria yang duduk disamping ayahnya...
Pria yang melirik kearahnya...
Perth...
Kakinya terpaku ditempat. Matanya tepat menatap mata pria itu.
Satu pertanyaan bersarang dibenaknya.
Kenapa pria itu ada disini?
***
Perth menatap mata itu. Mata yang kini menatapnya dengan binar terkejut.
Sudut bibir nya terangkat, menyeringai kecil. Orang yang sejak tadi ditunggunya telah datang.
Mark masih terpaku ditempat. Bingung dengan situasi yang dihadapinya kini. Tadi saat ia menelepon ayahnya, bukan suara sang ayah yang menjawab panggilannya. melainkan suara orang asing yang memintanya untuk datang ke tempat dimana ia berada sekarang.
Dan yang lebih membuatnya bingung sekaligus takut adalah keberadaan pria yang mulai terasa familiar di ingatannya itu.
Keterpakuan Mark terhenti saat suara seseorang menyadarkannya. Mark menatap sosok pria berseragam dinas lengkap yang duduk di depan ayahnya.
"Apakah kau putra dari tuan Siwat?"
Mark hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan pria berseragam itu.
"Silahkan duduk."Ucap orang itu lagi sambil menunjuk bangku kosong di sebelah kiri ayahnya.
Kemudian dengan pelan Mark melangkahkan kakinya menuju bangku tersebut. Sedangkan bibi Nam yang tadi datang bersamanya memilih menunggu di luar.
Selama Mark melangkah menuju bangku disebelah ayahnya. Tatapan mata Perth tak sekalipun berpaling dari remaja itu. Iris hitam sekelam malam itu terus memperhatikan setiap gerak tubuh yang Mark tunjukkan.
Setelah Mark duduk disebelahnya, tuan Siwat langsung menggenggam tangan putranya dengan raut wajah sendu yang membuat kebingungan yang dirasakan Mark semakin menjadi.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Kemudian pandangannya mengarah pada pria dengan kaus putih yang duduk di sisi lain ayahnya.
Pria itu memandang lurus ke depan dengan wajah datar. Tapi ada sedikit guratan senyum yang ditangkap penglihatan Mark.
"Saudara Mark, mungkin anda bertanya-tanya kenapa ayah anda bisa berada disini dan kenapa kami meminta anda untuk datang kesini."Suara dari pria yang duduk diseberangnya mengalihkan perhatian Mark dari sosok Perth.
"M-memangnya kenapa?"Tanya Mark pelan.
Matanya sesekali melirik ke arah sang ayah. Jantungnya berdegup kencang antara penasaran dan juga takut.
"Tuan Siwat ditangkap untuk kasus penggelapan dana investasi dari perusahaan tuan Tanapon ke perusahaan tuan Siwat."
Hening setelahnya.
Mark terdiam mencoba mencerna penjelasan dari pria berseragam itu. Tuan Siwat masih menunduk dengan tangan yang terkepal erat. Sedangkan satu sosok lain yang sejak tadi tak mengeluarkan suara kini justru menampilkan seringaian pada bibir tipisnya.
Ya. Mereka sekarang berada di kantor polisi. Orang yang menjawab panggilan Mark adalah salah seorang petugas kepolisian.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tiba-tiba tuan Siwat terlibat dalam kasus penggelapan dana investasi yang bersangkutan dengan Perth Tanapon?
TBC
Yg Baca udah 500 tapi yg vote....
Hm~
23 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Addicted | PerthMark
FanfictionSesuatu yang telah masuk ke dalam genggaman ku, tak akan kubiarkan lepas. _Perth Tanapon *** Update sesuai mood.