2 bulan telah berlalu. Dan dalam tenggat waktu itu, perusahaan tuan Siwat telah kembali seperti semula. Itu bisa terjadi karena campur tangan seorang Perth Tanapon.
Tuan Siwat tentu saja sangat senang, dan hari ini dia berencana menemui Perth untuk berterima kasih tentunya.
Langkah pria paruh baya itu mengarah ke kamar sang anak.
Pintu kamarnya sedikit terbuka, dan dapat dilihatnya anak semata wayangnya itu masih duduk di ranjang sambil mengucek mata.
Tok... Tok... Tok
Setelah mengetuk pintu pelan, tuan Siwat langsung masuk dan menghampiri sang putra.
"Kau baru bangun, sayang?"Tangannya terangkat untuk mengelus surai lembut putranya.
"Hmm~"Mark membalas dengan gumaman menggemaskan.
Tuan Siwat terkekeh melihat betapa menggemaskan putranya itu
"Cepatlah bangun dan mandi. Ayah ingin mengajakmu menemui seseorang."
Mark menutup mulutnya yang masih menguap. Lalu memandang ayahnya dengan pandangan bingung.
"Seseorang? Siapa, ayah?"
"Malaikat penyelamat kita."Jawab ayahnya.
"Malaikat penyelamat?"Mark bergumam pelan sambil memperlihatkan ekspresi berpikirnya yang lagi-lagi terlihat menggemaskan.
"Apa maksud ayah adalah orang yang menolong untuk memperbaiki perusahaan ayah?"Lanjutnya setelah mengetahui siapa orang yang dimaksud malaikat penyelamat oleh sang ayah.
"Iya, sayang."Tuan Siwat tersenyum kecil.
"Aku ingin bertemu dengannya, ayah! Aku ingin mengucapkan terima kasih karena dia sudah mau menolong kita!"Mark sedikit melonjak-lonjakkan tubuhnya dengan antusias. Senyum manis bertengger di bibir pinknya.
Tuan Siwat hanya terkekeh kecil. Anaknya ini memang memiliki kebiasaan seperti itu saat sedang merasa senang dengan sesuatu.
"Jika kau memang ingin ikut, cepatlah mandi dan bersiap. Ini sudah hampir jam 8, kita akan berangkat 1 jam lagi."
"Iya."
Kemudian Mark menyingkap selimut yang masih membungkus tubuh kecilnya, lalu segera berlari ke kamar mandi.
Tuan Siwat hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
***
Setelah selesai mandi dan bersiap, Mark turun ke lantai bawah untuk menemui ayahnya.
Setelah sampai di bawah, Mark langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan untuk mencari sosok ayahnya. Tapi ayahnya tak ada di sana.
Langkahnya kemudian mengarah ke dapur, disana ia melihat bibi Nam-orang yang bekerja di rumahnya-sedang membereskan dapur. Mark langsung menghampirinya.
"Bibi, apa kau melihat ayah?"
Wanita paruh baya itu menoleh saat merasa ada yang memanggilnya. "Eh, tuan muda. Tidak, saya tidak melihat tuan Siwat."
"Lalu dimana ayah? Apa ayah meninggalkanku?"Ucapnya pelan.
Dia memang bersiap terlalu lama, jadi mungkin ayahnya memutuskan pergi sendiri. Mark menunduk sedih.
Tapi kemudian, ada telapk tangan yang mendarat di kepalanya dan mengusapnya pelan.
"Ayah disini."
Mark spontan berbalik dan melihat sosok yang ia pikir sudah meninggalkannya.
"Ayah belum pergi?"
"Hm~ belum. Tapi sebenarnya ayah tadi berniat untuk meninggalkanmu karena kau lama sekali."
"Maaf~"
"Ya sudah. Ayo berangkat sekarang, jika tidak kita akan telat nanti."
Mark mengangguk. Lalu mereka keluar rumah dan berangkat.
***
Di sebuah restoran berbintang, diantara banyak pengunjung. Terlihat seorang pria muda dengan penampilan rapi duduk disebuah kursi di sudut ruangan.
Mata tajamnya melirik jam mewah yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Sudah hampir 10 menit dia menunggu orang yang mengajaknya bertemu, tapi orang itu masih belum menampakkan batang hidungnya.
Dihadapannya sudah terhidang segelas kopi yang sudah habis setengahnya. Jemarinya yang panjang mengetuk-ngetuk meja. Sungguh kesabarannya diuji.
Pria itu adalah Perth. Dia bukan tipe orang yang sabar dalam hal menunggu. Selama ini dia selalu mendapatkan sesuatu dengan cepat.
Tapi hari ini, dia harus menunggu seseorang yang bahkan tak penting untuknya. Jika 5 menit lagi orang itu tak muncul, maka habislah dia.
Tak berapa lama, terdengar derap langkah terburu-buru menghampiri ke arahnya.
Lalu muncul dua orang dihadapannya.
"Tuan Perth, maaf saya datang terlambat. Saya benar-benar minta maaf."
Kemudian Perth mengangkat kepalanya, mengarahkan pandangannya kedepan. Lalu matanya terpaku pada sosok yang berdiri disamping pria paruh baya.
Sepertinya aku sudah menemukan apa yang akan kuminta dari pria itu, batinnya.
TBC
3 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Addicted | PerthMark
Fiksi PenggemarSesuatu yang telah masuk ke dalam genggaman ku, tak akan kubiarkan lepas. _Perth Tanapon *** Update sesuai mood.