Memandang indahnya pemandangan dari atas atap rumah kost-san adalah kebiasaan fayessa akhir-akhir ini.
Terlebih lagi kala sore hari, namun bukan langit jingga yang ia lihat sebagai pemandangan. Melainkan pemandangan tetangga nya yang baru saja pulang kerja.
"Om jeffrey-om jeffrey, umur udah 32 tahun aja muka masih kaya mahasiswa-mahasiswa most wanted kampus." Kagumnya pada sosok yang berbalut jas itu.
"YESSAAA!!"
"WOII!!"
Yessa menutup kuping nya kala mendengar jeritan itu. "IYA BENTAR LAGI!!" balas nya teriak.
Matanya kembali terfokus pada jeffrey yang tengah menatapnya, yaampun tuhan doakan yesa agar tidak jatuh dari atap kala melihat pria itu yang kini tengah tersenyum padanya.
"YESSAA!!"
Netra yessa menatap kebawah, dimana yuqi tengah menatapnya nyalang. "TURUN WOI!!" titah yuqi.
"IYAA!" pekik yessa seraya menatap rumah jeffrey yang sudah tak menampakan pria itu. "BURU!"
"IYA SABAR DONG! QI!"
Yessa berhasil turun dengan selamat namun keselematan nya itu tak berhasil menyelamatkannya dari amukan yuqi.
***
"Sa, ada telepon nih!"Yessa yang tengah rebahan no life di kasur menerima handphonenya yang tadi sempat di pinjam oleh yuqi. "Halo..?"
"Yo whatsaapp girlll!!"
"Mark, serius"
Terdengar kekehan dari sebrang sana, "balikin buku gue"
"Malem-malem gini? Stress ya kamu?"
"Yaampun yes, baru jam 11 malem lebih 15 menit. Ayolah, cuman keluar rumah doang. Gue lagi di rumah sodara gue ini, rumah nya dekat kost-san lo."
"Maless, lusa ajaa atau besok."
"Ga mau."
"IHS! NYEBELIN BANGET! YAUDAH IYA!" Akhirnya dengan telepon yang masih terhubung yessa bangkit untuk mengambil buku nya. "Dimana rumah sodara kamu?"
"Sebrang kost-san lo anjir!"
Yessa terdiam, apa ini? Jangan-jangan jeffrey adalah saudara mark. "Yang rumah nya pagar merah ati?"
"Iyaaa, yessaaa-"
"OKE! AKU KESANA!"
"Tapi yes-"
Telepon terputus oleh yessa, gadis itu tak bisa menyembunyikan senyumnya. AKHIRNYA DIA BISA NGELANGKAHIN KAKI KESANA WOI.
Pengen teriak aja rasanya yessa. "Oke om jeff, kita kenalan."
Akhirnya dengan perasaan senang, malu, gugup di aduk jadi nano-nano yessa berjalan menuju gerbang rumah jeffrey.
Setelah membuka gerbang kecil rumah yang tak terkunci itu, yessa membunyikan bell yang ada di samping pintu. Setelah menekan bell 2 kali, akhirnya pintu terbuka menampilkan sosok jeffrey yang memakai kaos hitam dan celana tidur kotak-kotak.
Semesta tolong tahan bibir yessa agar tak mengeluarkan suara pujian unuk pria dihadapannya kini, ganteng banget buset!
"Hallo om, aku yessa temannya mark aku mau anterin buk-"
"Masuk aja dulu," nahkan yessa mau meninggoy di tempat aja, INI SERIUSAN DI SURUH MASUK? ga boleh mas, kita belum mukhrim. "Gapapa pintunya ga usah ditutup."
Akhirnya yessa mengikuti jeffrey dari belakang, langkah pria itu terlihat lunglai. Ah, mungkin dia kelelahan. "Duduk," jeffrey menepuk sofa panjang itu, menyuruh yessa agar duduk di samping nya.
"Mark nya ad--"
"Tumben kamu kesini," ucap jeffrey yang membuat yessa mengerutkan alisnya bingung. "Kangen jayden?"
NAHLOH, JAYDEN SAHA? Itulah pertanyaan yang ada di gadis itu. "Om ak--"
"Aku kangen banget sama kamu," bener-bener jantung yessa sekarang udah turun ke lambung, pasalnya jeffrey kini malah memeluknya erat. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher yessa. "Apa kita ngga bisa balik kaya dulu, kenapa kamu ninggalin aku?"
Yessa yang tak paham dan masih terkejut tak bisa merespon apapun.
Jeffrey menarik wajahnya, yessa di buat makin terkejut. Apakah pria itu menangis?
"I miss you badly," Jeffrey merengkuh kedua pipi yessa dengan kedua tangannya lembut. "Why you leave me?"
Yessa yang hendak bertanya tak jadi, lantaran bibirnya sudah terbungkam oleh bibir jeffrey. Labium mereka bertemu, jeffrey melumat bibirnya lembut.
Rasanya pengen nolak aja yessa tuh gabisa, yang pertama mungkin dia kebawa suasana sama permainan lembut jeffrey, yang kedua dia cuman biarin aja. Lantaran yessa merasa iba karena jeffrey sempat menangis.
Jeffrey melepaskan tauatan bibir itu, dada yessa turun naik lantaran tadi ia kehabisan nafas. "I miss you so much" ucap jeffrey setelah melepas kaos hitamnya.
Labium mereka kembali bertemu, jeffrey mengangkat tubuh yessa agar terduduk di pangkuannya seraya terus menghisap bibir lembut gadis itu.
"Mmhh.."
Oke, yessa mulai ga waras. Jeffrey mengarahkan kedua tangan yessa agar memeluk lehernya. Dua insan yang sedang menutup mata seraya saling menghisap nikmat itu semakin terbawa suasana.
Tangan jeffrey yang mengelus punggung gadis itu kini bergerak nakal meuju depan, tepatnya dada yessa. Meremas pelan benda yang hanya diselimuti sport bra dan kaos putih itu.
"Ngghhh.." yessa kembali mengeluarkan suara laknat itu kala remasan di dadanya sedikit kasar, jeffrey menurunkan ciumannya menuju rahang gadis itu yang membuat yessa mendongakkan kepalanya seraya membuka mulutnya.
"ASTAGHFIRULLAH!"
itu suara pak RT, sedang beridiri diambang pintu yang terbuka lebar.
To be continued.
24 desember, 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Single Dad | Jeong Jaehyun [LENGKAP]
Fanfiction[🔞 ]Gara-gara Pak RT, jeffrey jadi harus nikahin cewek labil kaya fayessa. ©der-doarr, 2021 - - - cerita masih ga nyambung, dan banyak kurang nya. Mohon dimaklumi, aku malas revisi 🙏