E N D

7K 296 42
                                    

Sudah dua minggu Jeffrey keluar dari rumah sakit, namun pikiran pria itu masih terngiang-ngiang akan mantan istrinya.

"Bun.."

"Apa?"

Jeffrey menelan saliva nya sendiri ia bingung hendak menanyakan nya atau tidak. "Nggak jadi deh, nanti aja pulang kerja."

Bundanya tidak mengerti akan jalan pikir Jeffrey, mungkin pria itu pikir ia masih remaja hingga harus labil seperti itu. "Jeff kamu itu dua bulan lagi 32, udah tua! Jangan labil kaya gitu nggak pantes!"

Jeffrey menghela nafasnya malas. "Tua nya jangan di perjelas Bun.."

"Bodo amat!"

"Aku boleh rujuk nggak sama yessa?"

Ucapan Jeffrey yang sangat cepat itu membuat wanita paruh baya itu menatap Jeffrey heran. "Kamu ngomong apa sih?"

"Aku boleh rujuk nggak sam—"

"Enggak."

Jeffrey menatap bundanya terkejut, banyak pertanyaan yang timbul di kepalanya. "Kenapa nggak Bun?"

"Pokonya nggak bisa, Jeff." Bundanya menatap mata putra satu-satunya itu dalam. "Enggak bisa rujuk."

"Bun aku—"

"Bisanya nikah ulang, soalnya kalo mau rujuk cerai nya udah tiga bulan lebih."

Jeffrey terdiam berusaha mencerna semua ucapan bundanya. "Maksud nya?"

"Ya kalian bisa kembali, tapi harus nikah lagi, kalo mau rujuk enggak bisa, soalnya udah lebih dari tiga bulan."

Jeffrey tak kuasa menahan senyumnya, dua lesum pipi nya semakin dalam terbentuk kala ia semakin menarik bibirnya keatas. "Tapi yessa nya mau nggak?"

Lagi-lagi ucapan yang di keluarkan bundanya membuat ia terdiam kehabisan kata-kata lagi. "Enggak tau sih Bun, tapi kita udah semakin membaik, soalnya Jayden pengen ketemu mommy nya mulu, terus juga.."

"Yessa udah enam bulan?" Jeffrey menganggukkan kepalanya pelan. "Dia pasti kesusahan selama ini Bun. Ia aku tahu emang aku buat salah yang nggak bisa dia maafin, tapi.. liat dia sendirian dengan kondisi seperti itu, bikin aku ngerasa semakin bersalah."

Lengan yang sudah agak keriput itu mengelus punggung bahu lebar anaknya. "Kamu mau ngelamar yessa lagi?"

Jeffrey menganggukkan kepalanya mantab. "Kalo yessa atau keluarganya nolak gimana?"

"Itu hak mereka, Bun."

*             *               *

"Dek ada ketokan pintu, buka dulu gih, Abang belom pake baju."

Yessa yang sedang bermain handphone itu menganggukkan kepalanya lantas berjalan untuk membuka pintu.

"Mommmyyyy!!"

Yessa sedikit terkejut kala Jayden tiba-tiba muncul dan memeluk kakinya. "Kamu kok sendirian?"

"Cama daddyy!"

Mendengar itu yessa hanya berohria secara tersenyum lebar, ia sangat senang untuk bertemu dengan Jeffrey akhir-akhir ini, entah bawaan anak yang di dalam perutnya atau entah apa itu  yessa tidak tahu, karena ini pengalaman pertamanya mengandung seorang anak.

"Dimana dad—"

Ucapan yessa tertahan saat netranya mendapati Jeffrey yang memakai batik itu tersenyum dengan sebuket bunga mawar di tangannya. Jantungnya berdegup kencang, melihat Jeffrey seperti ini membuat ia kembali menjelajahi waktu kala dimana Jeffrey melamarnya saat itu.

Married With Single Dad | Jeong Jaehyun [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang