10 : Punishment

12K 472 11
                                    

Ada yang nungguin cerita ini ga? :(
⚠🔞


"Kita mau kemana sih, jun?"

Sudah dua kali yessa melayangkan pertanyaan yang sama untuk dejun, namun pria itu seakan tuli dan terus melajukan mobilnya.

"Aku mau bicara serius sama kamu, sa." Jawab dejun tanpa memandang yessa, lelaki itu terus saja mengendarai mobilnya dengan atensi yang terfokus ke arah depan. "Hanya aku dan kamu, tanpa ada yang mengganggu."

Akhirnya yessa hanya diam, hingga akhirnya mobil dejun berhenti melaju.

"Kamu kenapa mau bawa aku ke rumah mamah?"

Yessa menatap rumah orang tuanya bingung. Mengapa dejun membawanya ke rumah orang tuanya yang jelas jauh dari kampus. Tiba-tiba pikiran yessa melayang pada jayden, harusnya ia menjemput jayden di rumah bunda sekarang. Tapi karena kebodohan nya ia harus berakhir disini.

"Ayok." Suara dejun menyadarkan yessa dari lamunannya. Netra yessa mendapati dejun yang sudah membukakan pintu mobil untuknya.

"Jun," yessa mencekal lengan pria itu kala tangan besar dejun sudah menyentuh gagang pagar. "Kenapa kita harus ke rumah orang tua aku sih?"

"Aku mau tanya sesuatu, sa." Dejun menghela nafasnya, lantas lengan pria itu beralih mencekal lengan kanan yessa. "Apa bener kamu udah menikah?"

Yessa diam tak bergeming, dari mana dejun mengetahui hal itu. Yessa tidak tahu harus menjawab bagaimana, ia ingin jujur namun netra dejun begitu dalam menatapnya. Ia tidak ingin menyakiti hati pria yang kini tengah menggenggam tangannya erat.

"Sa,"

Suara bariton yang sangat yessa kenal itu membuat tautan lengannya dengan dejun terlepas. "Kamu kok nggak bilang saya pengen ke rumah mamah?"

"Kak jeff ngapain ke rumah mamah?" Tidak menjawab pertanyaan jeffrey, yessa malah balik melayangkan pertanyaan untuk jeffrey. Pria dengan jas itu mengangkat sebelah alisnya, yessa terlihat berbeda.

"Saya anterin cake buatan bunda buat mamah kamu, kamu sendiri ngapain?"

"Ak- aku.." yessa menelan ludahnya sendiri, ia sendiri juga bingung mengapa ia ada disini.

"Yessa disini sama saya." Dejun menjawab pertanyaan yang di lontarkan jeffrey untuk yessa. "Untuk?" Jeffrey kembali bertanya.

Alis tebal dejun bertaut, pikirnya, mengapa pria di hadapannya ini banyak sekali bertanya.  "Ada yang ingin saya bicarakan dengan mamah yessa, anda sendiri siapa ya?"

"Saya suami yessa."

Walau tidak percaya, namun saat mendengar hal itu, jujur, hati dejun amat tersakiti.

* * *


Yessa diam sedari tadi, perjalanan di dalam mobil bersama jeffrey kali ini terasa sangat sunyi. Mereka tidak berbicara apapun, baik yessa maupun jeffrey tidak ada yang memulai pembicaraan.

Sampai di rumah, yessa hendak bertanya mengapa jeffrey tidak menjemput jayden di rumah bunda, namun naas jeffrey sudah berlalu melewatinya, mendahului yessa masuk kedalam rumah.

Akhirnya, yessa hanya bisa masuk kedalam kamarnya dengan perasaan yang berantakan.

Sudah sekitar 20 menit yessa hanya tertidur di kasurnya dengan pakaian yang masih sama, netranya masih terus menatap langit-langit kamar, pikirannya masih melayang pada ekspresi dejun yang terkejut mendengar pernyataan jeffrey. Hingga akhirnya ia harus meninggalkan dejun yang masih setia dengan keterkejutannya, lantaran jeffrey menarik tangan yessa untuk pulang.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu kamar mengalihkan atensi yessa, gadis itu mengerutkan alisnya bingung. Mengapa jeffrey harus mengetuk terlebih dahulu.

Yessa berjalan menuju pintu dan membuka pintu kamarnya, hingga munculah sosok jeffrey dengan kaos hitam dan celana jeans selutut. masih dengan rambut yang basah dan harum sabun mandi, menyadarkan yessa, bahwa jeffrey baru saja selesai membersihkan diri.

"Kenap-"

Ucapan yessa terpotong, lantaran kini labiumnya tengah di sumpal oleh labium jeffrey.

Kedua lengan jeffrey menyentuh rahang yessa, lantas lengan kanannya turun ke bawah, mengelus punggung yessa sensual.

Tautan mereka terlepas kala udara makin menipis. "Cowok tadi siapa nya kamu, sa?"

Yessa tidak menjawab, lantaran ia masih sibuk menghirup nafas. Sedangkan jeffrey yang masih dengan rasa penasarannya sedikit teralih kala melihat bibir yessa yang basah sedikit terbuka.

"Siapapun dia, saya yakin, dia nggak akan bisa menggeser saya." Ucap jeffrey, lantas setelah itu ia kembali mencium labium yessa secara kasar dan terburu-buru.

Kedua lengan yessa yang awalnya berada di dada bidang jeffrey kini beralih secara perlahan menuju leher jeffrey, mengalungkan lengannya di leher pria itu.

"Mmph!"

Dalam lumatan kasar yang ia buat, jeffrey tersenyum senang kala mendengar  lenguhan yessa. Tanpa melepaskan tautan bibir, jeffrey menggendong yessa di depan, menggendong wanita itu layaknya anak koala.

Kaki panjang jeffrey berjalan menuju ranjang yessa, pria itu mendudukan diri di tepian ranjang dengan yessa yang terduduk di pangkuannya.

"A-akh.." yessa melepaskan tautan itu, matanya terpejam kala buah dada bagian kirinya di remas sensual oleh jeffrey.

Seraya memberikan sentuhan dan remasan lembut di dada wanitanya, jeffrey mulai membuka kancing kemeja yessa, hanya menyisakan sport bra berwarna putih dengan pengait belakang yang sudah terlepas. 

Jeffrey kembali menyerang bibir yessa, ia membalikan tubuh nya perlahan membuat yessa tertidur di kasur, lantas jeffrey membuka kaos hitamnya, membuat tubuh atasnya terekspos begitu saja.

Yessa sering melihat jeffrey dengan kondisi seperti ini, namun otot ditubuh jeffrey ditambah rambut yang berantakan, dan jangan lupakan wajah jeffrey yang bertambah seksi, masih cukup membuat yessa malu.

Jeffrey sedikit menempelkan tubuhnya pada tubuh yessa dengan  tangan yang menjadi tumpuan, agar tubuhnya tidak membebani yessa.

"Ngghh!" Yessa mendongakan wajahnya ke atas, tubuhnya otomatis  melengkung kala mendapati kecupan ringan di lehernya itu berpindah pada niple merah mudanya, bukan mengecup tapi jeffrey melumat, bahkan menjilatinya.

"Aakhh! Sshhh.. kak j-jefhh"

Yessa yang mendongak sedikit menunduk, melihat jeffrey meremas dan menjilati buah dada miliknya sensual.

Jeffrey bangkit, lengan pria itu menyentuh kancing celana denim yessa, namun pergerakannya terhenti kala tangan nya di sentuh oleh yessa.

"Aku lagi datang bulan."

"Kalo kaya gitu pakai mulut kamu." Ucapan jeffrey tentu dapat yessa mengerti, yessa sedikit menggelengkan kepalanya, menolak. 

"Saya nggak menerima penolakan."



Aku double up, hehe.

Married With Single Dad | Jeong Jaehyun [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang