Hari ini Jaevier pergi ke Rumah sakit, dia berencana menemui Jinahan tanpa memberitahunya lebih dulu dan tidak memberitahu sepupunya yang lain. Ada hal yang ingin dia bicarakan berdua saja dengan Jinahan.
Pulang dari mengantar Dyna ke dokter kandungan, Jaevier segera bergegas pergi ke kantor Jinahan.
Setelah kejadian semalam saat Wendyna menangis dan mengaku kalau dia hamil anak Jaevier. Dia segera membawa Wendyna tidur. Jaevier kembali ke ruang tamu setelah Wendyna terlelap karena lelah menangis
Jaevier jadi lebih banyak tersenyum setelahnya. Seakan menunjukkan jika Jaevier memang menunggu moment seperti ini.
Jaevier masuk ke dalam kantor Jinahan dan melihat Jinahan yang sedang sibuk membaca laporan kasus.
"Jaev, ngapain lo kesini? tumben" Kata Jinahan.
Jaevier duduk di sofa seenaknya, dia sudah sering datang kesini. Jinahan menatap Jaevier yang sudah duduk terdiam diatas sofa. Sejujurnya Jinahan sangat kepo kenapa Jaevier bersikap seperti itu beberapa hari ini.
"Gue mau ngomong hal penting sama lo"
"ngomongin soal apa?"
"kalo lo mau marah dan gebukin gue, nanti aja setelah gue selesai habis semua cerita "
Wajah serius Jaevier semakin membuat takut Jinahan. Kenapa dia berbicara kalau Jinahan akan marah dan memukul Jaevier? Apa Jaevier akan mengakui kesalahan besar? apa dia sudah nekat melakukan hal buruk? Dipikir lagi Jinahan jadi takut
"apaan?"
"Janji dulu sama gue"
"Iya janji, udah apaan?"
"Lo udah tau dari Renesme belum?"
"Soal?"
Kalau dilihat dari sikap Jinahan, sepertinya Jinahan belum tau tentang dirinya dan Wendyna. Kalau begitu biarlah Jaevier sendiri yang bercerita
"Gue udah ngelakuin kesalahan besar tapi gue gak akan pernah nyesel karena udah ngelakuin hal itu"
Nah bener kan? Jaevier pasti telah nekat melakukan suatu hal. Sampai dia berkata telah melakukan kesalahan besar.
"Kesalahan apa sih Jaev?"
"Gue ngehamilin Dyna"
BOOM!!
tepat sasaran, salah satu ketakutan terbesar Jinahan tentang Jaevier terjadi. Setelah mendengar Wendyna meminta cuti residen di tahun terakhirnya karena akan pulang ke Kanada lebih lama lagi, Jinahan sudah memikirkannya. Dia khawatir Jaevier akan melakukan hal nekat demi menahan kekasihnya itu. Seminggu saja dia ditinggal rasanya seperti orang gila, ini ditinggal satu tahun, jelas Jaevier tidak bisa diam saja."APA?"jinahan sudah berdiri untuk bersiap memukul Jaevier
"Lo udah janji sama gue. Tepatin janji lo" Kata Jaevier dengan wajah serius.
Benar, Jinahan sudah berjanji pada Jaevier untuk memukulnya setelah dia selesai bercerita.
"Kan gue udah bilang buat ati-ati Jaev"
"Gue udah pernah bilang kalau Dyna gak akan hamil kalo gue gak niat buat hamilin dia"
"Jadi lo sengaja buat dia hamil?"
"Gue udah nunggu moment ini"
Astaga, Jinahan kehabisan kata-kata. Jaevier ini benar-benar menakutkan
"Udah gila ya lo Jaev"
"Dari awal gue udah gila karena Dyna"
Jinahan kembali mengingat kegilaan sepupunya yang melakukan banyak hal sampai dia harus membuatnya dirinya sakit supaya bisa bertemu Wendyna. Mulai daei menjedotkan kepalanya sendiri, meminta Ian dan Domi untuk memukulinya dan dengan bodohnya memakan buah peach yang dia tau kalau itu membuatnya alergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE || JAEXWENDY [COMPLETE] √
Fanfictionwhen other say that falling in love is easy but it is hard for me if love is you It's enough that you walk past me then my heart has stuck to you -Jaevier Jayacandra You are scary, always around me But you are blinding, because of the light in you...