40

323 50 10
                                    

Pagi hari cuaca sedang gelap gulita, pagi yang harusnya terang disinari cahaya matahari kali ini gelap gulita karena langit yang mendung sejak tadi subuh. Kalau begini membuat orang-orang yang berangkat kerja jadi malas untuk pergi. Begitupun juga seorang dokter yang kini tengah berjalan di lobby menuju kantornya sambil menenteng jas sneli miliknya. andai saja hari ini dia tidak ada jadwal operasi, mungkin dia akan memilih tidur dan tak berangkat kerja.

Saat berjalan melewati lobby banyak pasang mata yang tengah memperhatikan dirinya. Bagaimana tidak, wajahnya yang babak belur pasti membuat orang tertarik padanya. Ini kenapa ada dokter mukanya bonyok begitu? habis berantem? Tapi dia tidak peduli dan melanjutkan jalannya.

Sampai dia tiba di kantornya, dia berusaha membuka pintu namun ternyata pintu yang biasanya terkunci kini sudah terbuka sebelum dia datang. Dia menghela napas panjang, dia tau hal ini pasti akan terjadi dan dia beranikan diri masuk ke dalam ruangannya.

Dan benarkan.. seorang dokter lain memakai jas sneli berambut hitam lebat yang lebih berisi darinya tengah duduk di sofa. 

"Baru datang?" Sapa dokter itu

"Iyaa.." Jawabnya singkat

"Ada yang mau lo omongin ke gue?" Tanya dokter itu lagi.

"Ga ada" Jawabnya singkat

"Wirga!!" 

Iyaa.. Wirga kini tengah berada di kandang macan.  Ruangannya yang terasa damai kini terasa sedikit mencekam karena kehadiran abangnya yang tengah duduk dengan wajah yang menakutkan. Perihal perkelahian antara Wirga dan Jaevier mungkin telah di dengar oleh Jinahan. Dan disinilah Jinahan berusaha mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, dia tidak mau terburu-buru menyalahkan adiknya.

"Apa?" Tanya Wirga malas

"Kenapa muka lo?"

"Habis adu jotos"

"Sama siapa?" Wirga mendecak sebal, dia jadi teringat kejadian kemarin.

"Jaevi" jawabnya lagi 

Jinahan masih saja diam di kursinya, dia hanya memejamkan mata dan berpikir keras apa yang sebenarnya terjadi pada adik dan sepupunya itu

"Duduk" Perintah Jinahan

Tapi Wirga malah diam saja di depan rak buku tempat dia biasa menyimpan buku-buku kedokterannya

"GUE BILANG DUDUK WIGARDA!!" Panggil Jinahan lagi kali ini dengan nada yang lebih tinggi

Mendengar perubahan pada suara abangnya, Wirga memilih segera duduk dan bersiap dihabisi oleh Jinahan.

"Kemarin pulang kemana?" Interogasi Jinahan

"Apartemen"

Lagi-lagi Wirga menjawab pertanyaan Jinahan dengan kata-kata singkat.

"Mama nelpon nanyain kenapa lo gak pulang ke rumah"

"Iya" 

Melihat muka adiknya Jinahan menjadi sedih bercampur marah. Dia tidak terima jika ada yang memukuli wajah adiknya tapi kali ini adiknya yang salah, dia datang ke kantor Jaevi dan memukulinya.

"Lo kenapa mukulin Jaevi?" Tanya Jinahan yang kini menatap tajam lurus menuju mata Wirga

Wirga terdiam, masih tak menjawab pertanyaan Jinahan.

"Gue tanya kenapa lo mukulin Jaevi?" 

"WIRGA GUE TANYA KENAPA LO MUKULIN JAEVI?" Jinahan kembali menaikkan nada suaranya, 

"KENAPA?" Balas Wirga

"HAH?"

"KENAPA? ABANG JUGA MAU NYALAHIN GUE?" 

LIMERENCE || JAEXWENDY [COMPLETE] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang