Di tengah terpaan angin musim gugur ditahun ini, dingin tak terlihat merasuk ke dalam hati. Seperti musim yang selalu berubah, kehidupan juga berubah. Manusia juga dinamis berubah tiap waktu tapi tidak dengan seseorang yang kini tengah meminta maaf pada perempuan yang dia sakiti hatinya.
"aku minta maaf" begitu katanya
Yaa.. seperti yang lain katakan padanya, jika dia membuat salah dia harus memintaa maaf dan memperbaiki keadaan. Meski sulit perlahan dia harus melakukannya. Dia tidak bisa hidup sebagai seorang pengecut selamanya.
Wirga melirik Nachell yang duduk di sebelahnya, dari tadi wajah Nachell seperti shock dan bingung entah apa yang dia pikirkan. Mungkin bagi Nachell ini terlalu mendadak dan dia tidak tau apa yang harus bersikap seperti apa. Wirga sadar jika dirinya salah pada Nachell, meneriaki dan memaki perempuan baik yang hanya berusaha menyadarkan dirinya. dia bahkan seenaknya menghentikan Nachell menjadi junior bimbingannya.
"kak wirga minta maaf sama nana"
Tanpa Wirga ketahui perempuan yang Wirga berusaha untuk minta maaf padanya sedang menata hatinya. Entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Padahal dia sendiri adalah dokter tapi dia tidak tau alasan pasti mengapa jantungnya berdegup cepat seperti saat ini.
Nachell mengacuhkan degup jantungnya, dia memilih fokus mendengarkan apa yang dikatakan Wirga. Dia senang karena Wirga mau minta maaf padanya setelah apa yang dia lakukan pada Nachell. Mungkin seniornya itu menyadari kesalahannya dan perlahan memperbaiki dirinya
"Minta maaf?" kata Nachell berpura-pura tak paham maksud Wirga
"Iyaa.. aku minta maaf. maafin aku karena udah bentak kamu, marah-marah sama kamu dan aku juga bikin kamu ganti senior bimbingan"
Nachell terdiam namum masih menatap Wirga. Kejadian yang lalu kembali membekas diingatannya. Dia hanya ingin membantu Wirga dan menyadarkan Wirga kalau apa yang dia lakukan salah tapi dia malah mendapatkan perlakuan seperti itu. Siapa yang tidak kesal, tentu saja Nachell masih kesal hingga saat ini
"Harusnya aku gak marah-marah sama kamu padahal kamu cuma berusaha ngingetin aku"
"kak.. Nachell boleh tanya gak?" tanya Nachell yang mengubah arah pembicaraan.
"Boleh.. tanya apa?"
"Sejak kapan kakak suka sama kak Wendyna?"
Wirga tersenyum,
pertanyaan yang sebenarnya sangat ingin Wirga hindari karena jika ada seseorang yang bertanya seperti itu, dia merasa menjadi orang yang paling berhak atas Wendyna. Tapi karena ini yang bertanya adalah Nachell mau tak mau dia harus menjawabnya"Udah lama, jauh sebelum kamu kenal Wendyna"
"berarti sejak SMA dong?"
"Iyaa.." kata Wirga mengangguk pelan
"terus kak Egi tau?" tanya Nachell lagi
Wirga mengangkat bahu mengisyaratkan kalau dia sendiri tak tau apakah sahabatnya Egi itu tau atau tidak
"kalau kak Wirga suka sama kak Wendyna dari dulu kenapa gak diungkapin?"
Wirga menggeleng "aku gak bisa"
"waktu itu aku gak bisa, gak tau kenapa kayaknya susah ngomong ke Wendyna. Tapi ya sudahlah.. semua udah terjadi dan gak bisa keulang, sekarang Wendyna udah bahagia sama Jaevi"
"kenapa kakak mikir buat bawa kak Wendyna pergi ke Belanda?"
Kembali pada cerita kala itu, dimana Wirga dengan bodohnya mengajak pergi Wendyna ke Belanda. Meninggalkan semuanya dan berharap Wendyna mau menghabiskan sisa hidupnya bersama Wirga. Tapi Wirga lupa satu hal pada saat itu, Wirga lupa kalau Wendyna tak mencintai dirinya. Dia hanya mencintai Jaevi dan memohon tak ingin dipisahkan
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE || JAEXWENDY [COMPLETE] √
Fanficwhen other say that falling in love is easy but it is hard for me if love is you It's enough that you walk past me then my heart has stuck to you -Jaevier Jayacandra You are scary, always around me But you are blinding, because of the light in you...