"Boleh aku masuk, Kak?"
"Masuklah."
"Terima kasih." Chungha tersenyum dan melangkah riang masuk kedalam kamar Sehun.
"Ada apa?" Tanya Sehun dengan dingin. Tanpa basa-basi.
"Kakak.. aku..." Chungha selalu merasa gugup dan seolah terintimidasi setiap kali berada didekat Sehun dan berbicara padanya walau sudah tinggal selama beberapa bulan.
"Ada apa? Katakan saja." Sehun menatap Chungha malas.
"Malam ini pertunanganku dengan Jongin. Aku ingin kau memilih salah satu gaun untuk kau kenakan nanti malam, aku sudah pilihkan beberapa untukmu dan kau bisa memilih salah satunya." Chungha akhirnya mampu meloloskan perkataannya tanpa terbata sedikitpun dihadapan Sehun.
"Kau akan menghadiri pertunanganku 'kan, Kak?" Lanjutnya dengan penuh harap.
"Tentu." Jawab Sehun, tatapan matanya seolah menusuk Chungha.
"Kalau begitu ayo kita ke bawah dan memilih gaun untukmu, Kak." Chungha tersenyum sumringah, ia menarik tangan Sehun hendak mengajak kakaknya itu keluar kamar.
"Aku tidak perlu memilih. Kau saja yang pilihkan, mau pakaian manapun tetap sama bagiku." Sehun melepaskan tangan Chungha dan membuat gadis itu seketika melunturkan senyumannya.
"Tapi, Kak-"
"Chungha, apa yang kau lakukan disini? Ayo kita turun dan mencoba gaun yang akan kau kenakan dihari pertunanganmu dengan Jongin nanti malam, nak." Sunmi menyela, wanita paruh baya itu masuk kedalam kamar Sehun dan menatap anak tirinya itu dengan sinis.
"Sebentar, ibu. Aku ingin Kak Sehun juga mencoba gaun-"
"Untuk apa sayang? Dia tidak perlu mencoba gaun apapun. Jangan terlalu baik padanya atau dia akan kembali merebut Jongin darimu lalu menggantikanmu nanti saat pertunangan." Sunmi kembali menyela dengan tajam. Sehun hanya terdiam, baginya ucapan wanita itu tak ada artinya.
"Sebaiknya kau pergi dari kamarku. Ajak pula ibumu yang cerewet itu, aku mendadak pusing mendengarnya." Gumam Sehun, lalu melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya dan duduk dikursi yang tersedia disana.
"Sialan!" Desis Sehun setelah Chungha dan Sunmi keluar dari kamarnya. Ia mengambil sebatang rokok lalu menyalakannya dengan pematik api, air matanya seketika turun ke pipinya sambil menghisap rakus rokok itu.
Hati Sehun sedang terluka saat ini. Ia harus menghadapi kenyataan pahit karena pria yang dicintainya akan bertunangan dengan wanita lain yang tak lain adalah adiknya sendiri. Cinta itu begitu menyakitkan baginya dan ia sangat menyesal karena tak berusaha lebih keras lagi untuk menekan perasaannya terhadap Jongin, walau begitu ia tak bisa menyalahkan Jongin sepenuhnya karena pada dasarnya mereka memang saling mencintai.
Keadaan saat ini tidak mendukung cinta mereka untuk bersatu, terlebih Sehun pun tidak mencoba berusaha untuk mempertahankan cintanya. Ia hanya menerima takdir yang ditentukan Tuhan untuk dirinya.
Jongin bukannya tidak berusaha, pria itu bahkan sudah berusaha keras. Sangat keras. Melawan semua orang demi dirinya, namun tetap saja Jongin adalah Jongin yang terlalu baik hati dan sangat menyayangi ibunya. Pria itu tak akan tahan jika ibunya sakit dan menderita karena memikirkan dirinya, karena terlalu stres nyonya Kim pun terkena serangan jantung sehingga mau tak mau Jongin pun harus mengikuti keinginan ibunya itu dan menyutujui perjodohannya dengan Chungha.
Walau sudah setuju untuk bertunangan dengan Chungha, Jongin tetap saja mendekati Sehun dengan ribuan kata-kata cinta yang terucap dari mulutnya, sehingga membuat Sehun pun tak mampu menjaga jarak darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Wanna Love You
RandomKAIHUN! GS! Kim Jongin yang berusaha keras meluluhkan hati Oh Sehun yang tak percaya cinta.