IJWLY - 11

710 60 27
                                    

"Kakak, kau mau pergi kemana?"

Suara Chungha seketika memutus kontak mata diantara Jongin dan Sehun, keduanya menatap Chungha yang berdiri diambang pintu kamar Sehun dengan tatapan terkejut mengarah pada koper besar milik Sehun yang berada diatas tempat tidur.

Chungha melangkah cepat untuk menghampiri Sehun. "Kakak, jawab! Kau mau pergi kemana dengan koper sebesar ini?"

Sehun menatap Chungha datar. "Aku akan pergi dari rumah ini." Jawab Sehun dingin.

Chungha semakin dibuat terkejut. "Apa?! Pergi? Kau mau pergi kemana dalam keadaan hamil seperti ini, Kak? Ayah tidak akan membiarkanmu pergi-"

"Aku tidak perlu ijin dari siapapun untuk pergi. Aku bisa menjaga diriku sendiri sekalipun saat ini aku sedang mengandung." Sela Sehun lalu menurunkan kopernya dari atas tempat tidurnya.

"Kau tidak bisa pergi, Sehun. Aku tidak akan membiarkanmu pergi." Jongin menahan pergelangan tangan Sehun yang hendak melangkah pergi bersama kopernya.

"Aku tahu kau hanya ingin menghukumku, tapi aku mohon jangan seperti ini. Aku tak akan bisa hidup tanpamu dan anak kita, apa kau ingin aku mati?." Jongin terlihat frustasi dan Sehun cukup merasa iba, namun Sehun tidak bisa begitu saja luluh dan memaafkan Jongin.

Sehun menghela nafasnya. "Kalau begitu ikutlah bersamaku dan tinggalkan segalanya jika kau memang tak bisa hidup tanpa kami, termasuk orang tuamu."

Jongin terdiam mendengarnya begitu pula dengan Chungha.

"Kau tidak bisa melakukannya 'kan-"

"Aku akan ikut bersamamu, Sehun. Dan aku akan tinggalkan segalanya demi dirimu termasuk meninggalkan orang tuaku." Sela Jongin hingga membuat Sehun terdiam dan menatapnya lekat.

Sehun masih terdiam, cukup terkejut dengan keputusan Jongin yang memilih untuk pergi bersama dirinya. Ia pikir Jongin akan menyerah dan membiarkannya pergi sendiri, lalu seperti biasa pria itu akan mengikuti semua keinginan orang tuanya yang egois itu.

Sedangkan Chungha, gadis itu begitu tercengang hingga tak mampu berkata-kata.

Jongin menarik koper Sehun menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan kiri Sehun dan mengajaknya keluar dari kamar. Mereka akan menemui Junho untuk berpamitan.

Chungha tersadar dari keterkejutannya lalu mengikuti langkah Jongin dan kakaknya dengan langkah gontai, sorot matanya terlihat kosong.

"Jongin... apa-apaan ini, nak?"

Suara Sunmi mengalihkan pandangan Junho dari ponselnya dan menatap bingung ke arah Jongin dan Sehun yang datang ke ruang tengah bersama sambil bergenggaman tangan serta jangan lupakan Chungha yang mengekor dengan raut wajah sendunya, terlebih pria paruh baya itu semakin bingung melihat koper besar yang berada ditangan kiri Jongin.

"Jongin... Sehun..." Junho beranjak dari duduknya dan menghampiri Jongin dan Sehun. "Kenapa kau membawa koper milik Sehun, nak?" Tanyanya pada Jongin dengan sorot mata bingung dibalik kacamatanya.

Jongin dan Sehun saling menatap sebelum Jongin yang menjawab. "Kami akan pergi, paman."

"Apa?!" Seru Sunmi dengan keras. Junho pun sama terkejutnya sama seperti wanita paruh baya disampingnya itu walau tidak bereaksi berlebihan seperti Sunmi.

"Pergi? Kalian akan pergi kemana?" Junho menatap Jongin dan Sehun secara bergantian. "Kau tidak boleh pergi dulu, nak. Kau harus banyak istirahat, ingat kau sedang mengandung cucuku." Junho lantas menatap putri sulungnya yang hanya terdiam disamping Jongin.

"Maaf, paman. Tapi kami memang harus pergi, Sehun tidak ingin tinggal dirumah ini lagi-"

"Oh itu bagus! Akhirnya kau sadar juga, Sehun. Sudah sejak lama seharusnya kau pergi dari rumah ini." Sela Sunmi dengan kasar.

I Just Wanna Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang