🐼Danau🐼

4.5K 323 29
                                    

Bel pulang sekolah sudah berkumandang 4 detik yang lalu. Tapi Dava tak kunjung memberi aba-aba jika dirinya akan terbangun. Setelah istirahat tadi, Dava mengeluh pusing pada Luna dan berakhir bolos sampai pulang sekolah.

Luna yang tak ingin membangunkan bayinya itu, akhirnya bangkit dan mengangkat tubuh Dava untuk ia gendong.

"Hiks...hiks...kak nana baby ngantuk hiks" racau Dava saat Luna tiba-tiba menggendongnya. Luna dengan cepat langsung menepuk pelan pantat Dava sambil mengayun-ayunkan tubuh Dava agar ia cepat tertidur.

Benar saja, tak lama Dava tertidur dengan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Luna.

Luna mengintip melalui jendela apakah para siswa sudah pulang atau tidak. Ternyata keadaan diluar sangatlah sepi.

Luna berjalan menuju parkiran mobil yang khusus hanya untuknya, kemudian memasukinya bersama Dava yang masih setia tertidur dipangkuanya.

🐣🐣🐣

Diperjalanan menuju mansion, Luna tak henti-hentinya memerhatikan wajah Dava yang masih tertidur dengan menyenderkan kepalanya pada dada Luna.

Ingatan masa lalu selalu terngiang-ngiang. Kejadian dimana ia harus kehilangan orang yang sangat ia sayangi dimuka bumi ini.

"Hiks...sakit kak hiks...baby capek"

"Nggak baby kamu nggak boleh nyerah" gumam Luna tak sengaja membangunkan Dava yang masih menyenderkan kepalanya pada dada Luna.

"Kak nana kenapa?" Tanya Dava bingung. Seketika itu juga lamunan Luna buyar. Ia menggeleng pelan kemudian tersenyum menatap Dava.

Luna tak boleh terus-terusan bersedih atas kepergian Al, satu-satunya orang yang mampu menghancurkan hidupnya saat ia tak lagi mendengar deru nafas lembut berbau strawberry milik Al.

"Nggak papa. Baby lanjut tidur aja, nanti kalau udah sampe kak nana bangunin" Dava hanya mengangguk, namun ia memilih untuk kembali tidur, ia hanya senderan manja didada Luna sambil melihat keluar jendela.

Luna memilih jalanan dekat hutan yang sepi nan gelap karena hari sudah mulai sore. Entah apa yang Luna pikirkan saat itu sampai memilih jalanan sepi, tapi yang jelas Dava sudah mulai merinding ketakutan bahkan sudah menyembunyikan wajahnya pada belahan dada Luna.

"Hiks...hiks...hiks" isakan kembali terdengar membuat Luna harus menghentikan mobil sportnya itu kepinggir jalan.

Luna menangkup kedua pipi Dava yang sudah sembab kemudian mencium kedua mata Dava dan hidungnya yang sudah memerah.

"Kenapa nangis hmm? " tanya Luna lembut kemudian kembali mendekap tubuh Dava hangat.

"Hiks...baby takut hiks" adu Dava. Luna mulai melihat sekitar. Sial, buat apa dia memilih jalanan ini. Jalanan ini bukan jalan menuju mansion, tapi jalan menuju markasnya.

"Cup cup jangan nangis, maafin kak nana. Kita pulang ya, baby jangan nangis lagi" tenang Luna lembut.

Luna kemudian memutar arah mobilnya dan menancap gas sambil terus mengusap surai hitam Dava. Luna tak langsung pulang menuju mansion, tapi ia berbelok arah menuju sebuah danau. Itung-itung untuk menetralkan pikiranya.

🐣🐣🐣

Luna menghentikan mobil sportnya ketepi danau. Tempat yang sering ia kunjungi. Tak ada seorangpun yang berada disana, danau itu sangat indah layaknya surga tersembunyi. Luna beralih mengambil jaket yang selaly berada didalam tasnya kemudian memakaikanya pada Dava.

Terlihat kebesaran memang, karena itu jaket miliknya. Luna turun dengan Dava yang masih setia berada digendonganya.

"Wahh, bagus banget" takjub Dava dengan mata berbinar. Ia mencoba turun dari gendongan Luna, tapi ditahan oleh Luna. Alhasil, Dava tetap diam berada dipangkuan Luna.

"Kak nana, baby mau berenang" pinta Dava berbinar. Air danau yang jernih seperti memiliki gravitasi tersendiri yang mencoba menarik dirinya untuk menceburkan diri kesana.

Dava turun dari pangkuan Luna secara tiba-tiba kemudian berlari hendak menceburkan dirinya, namun gagal karena Luna sudah berhasil menangkapnya kemudian kembali menggendongnya membuat Dava memanyunkan bibirnya.

"Hayolo nakal. Nanti kalo tenggelam gimana? Airnya itu pasti dingin. Baby mau sakit terus dibawa kerumah sakit terus diinfus, gitu? " omel Luna membuat Dava menggeleng dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Hiks...hiks...nggak mau...hiks...sakit...hiks... Huaaaa" tangis Dava semakin mengeras, membuat Luna kelabakan sendiri.

"Eh, udah ya cup cup. Jangan nangis lagi, nggak kok baby nggak bakal masuk rumah sakit. Tapi baby tenang dulu"ujar Luna mencoba menenangkan.

" baby mau susu coklat huaaaa"bentak Dava terdengar sangat menggemaskan.

Luna dengan cepat langsung mengambil sekotak susu coklat yang selalu ia bawa dimobilnya. Kemudian memberikanya pada Dava.

Tak lama, dengkuran halus kembali terdengar dari bibir Dava. Luna melihat kearah Dava kemudian membuang kotak susu yang sudah kosong itu kesembarang tempat. Eits, jangan marah dahulu sahabat...nanti akan ada salah satu bodyguard Luna yang akan datang untuk membersihkan area danau.

Kalo ngantuk mah bilang, ini pake acara nangis segala.


TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

BUAT YANG UDAH BACA, MAKASIH YA

SAYANG KALIAN DIKIT

DavankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang