🐼Menyesal🐼

2.8K 221 31
                                    

Luna kembali menginjakkan kakinya dimansion setelah hari sudah berganti malam. Ia sungguh merasa bersalah saat tadi pergi begitu saja meninggalkan Dava.

Ia ingin segera bertemu adik kesayanganya itu kemudian menghujaninya dengan kecupan dan kata maaf.

Namun ia sama sekali tak menemukan keberadaan Dava dimansion. Dikamar dan ditaman pun tidak ada. Bukan hanya Dava, tapi semua anggota keluarganya tak ada dimansion membuat Luna khawatir.

"Ck, kenapa nggak diangkat sih" gerutu Luna saat panggilan telfonya selalu saja ditolak oleh Jeff, begitu juga dengan Dimas dan Daniel. Apakah mereka marah pada Luna?

"bi, Dava sama yang lain mana? " tanya Luna pada salah satu maid yabg saat itu sedang bebersih.

"Emmm, nona emang nggak tau? Tadi setelah nona pergi, den dava mimisan, sempet pingsan juga. Terus dibawa sama tuan kerumah sakit" jelas maid tadi . membuat Luna terkejut.

Tanpa menjawab, Luna segera pergi manancap gas menuju rumah sakit milik keluarga Jefford.

🐣🐣🐣


Sesampainya dirumah sakit, Luna berlarian menyusuri koridor kemudian menaiki lift dengan terburu-buru bahkan sampai menghiraukan orang yang berteriak meminta untuk menunggu agar pintu lift tidak tertutup.

Ceklek

Luna membuka pintu dengan kasar membuat orang yang berada didalam kamar rawat itu terkejut.

"Luna, apa-apaan sih kamu. Untuk baby udah tidur" tegur Jeff yang hanya ditanggapi deheman dari Luna.

"Dava kenapa yah? " tanya Luna kemudian sambil menggenggam tangan mungil Dava yang sudah tertancap infus.

Terdengar tarikan nafas panjang dari Jeff membuat Luna sedikit khawatir.

"Dava-

" Baby nggak papa kok. Kamu tenang aja"tungkas Daniel cepat.

Luna hanya mengangguk kemudian menghujami wajah Dava dengan kecupan sampai membuat sang empu terbangun.

"Eunghh, baby ngantuk huaaaaaa" tangis Dava kencang. Namun dengan sigap Luna langsung mengangkat tubuh Dava dan menenggelamkan wajah Dava pada ceruk lehernya.

"Cup cup baby, kak nana minta maaf ya" ujar Luna lembut sembari mengelus surai hitam Dava.

Selang beberapa menit, akhirnya Dava menghentikan tangisanya namun ia masih tetap menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Luna sambil sesekali menghirup wangi mint pada tubuh Luna.

"Hiks...hiks...baby...hiks...mint...hiks...maaf" ucap Dava yang masih sesenggukan.

"Lho kok baby minta maaf, harusnya kan kak nana yang minta maaf" Luna masih tetap mengelus surai Dava sambil sesekali mengecup keningnya.

Selang beberapa lama, akhirnya terdengar dengkuran halus yang keluar dari bibir tipis Dava membuat Luna dan keluarganya yang lain sedikit tenang.

Namun Luna tetap tak memindahkan Dava ke brankar dan memilih untuk tetap memangku Dava karena dia memang sedang merindukan adik kecilnya itu.

🐣🐣🐣

Beberapa hari kemudian, akhirnya Dava sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

Sesampainya dimansion, Dava masih setia dalam pangkuan Luna. Entahlah, akhir-akhir ini ia merasa tubuhnya sangat lemas, apalagi ia baru keluar dari rumah sakit.

"Baby, kamu jangan main dulu ya. Abis ini kamu langsung istirahat dikamar" ujar Jeff lembut dan hanya dibalas anggukan dari Dava.

"Lun, kamu jaga baby ayah ya. Ayah sama Daniel ada meeting. Kalo Dimas ada dikamarnya" lanjut Jeff panjang lebar.

"Siyap yah"

  🐣🐣🐣

Sore harinya, Luna dan Dava masih duduk disofa ruang keluarga sembari menonton televisi dan Dava yang sudah tertidur dipangkuan Luna.

"Baby, bangun dong ini udah sore lo" ucap Luna mencoba membangunkan Dava.

Detik kemudian, Dava akhirnya terbangun namun masih tetap menyender didada Luna.

"Baby kita main yuk" ajak Luna semangat

"Tadi kata ayah baby disuruh istirahat" tolak Dava mengingat ucapan Jeff tadi.

"Kan tadi baby udah tidur, sekarang main aja ya biar cepet pulihnya" Dava hanya mengangguk sambil tersenyum.

Kemudian Luna menggendong Dava seperti koala dan membawa Dava kekamar bermain yang berisi berbagai macam mainan dan boneka milik Luna.

10 menit sudah mereka bermain dan tertawa bersama dikamar bermain itu, sampai Dava tiba-tiba berhenti saat kepalanya terasa pusing beriringan dengan cairan merah kental yang meluncur deras dari hidungnya.

"Kaka nana, pusing" adu Dava sambil mencengkram kepalanya. Luna yang khawatir langsung mengangkat tubuh Dava kemudian mendekapnya erat.

Sampai detik berikutnya, muncullah Dimas yang nampak khawatir.

"Lun tadi ayah kan udah bilang biar baby ist- LUNA BABY KENAPA" panik Dimas saat melihat Dava yang sudah tak sadarkan diri dipelukan Luna dengan darah yang masih terus mengalir dari hidungnya.

Luna tak menjawab, ia langsung berlari menuju mobil diikuti Dimas.

"Kak, sebenernya baby sakit apa sih. Kenapa bisa sampai kayak gini, aku kan cuma ajak Dava main"tanya Luna penuh kekhawatiran.

Dimas nampak menghela nafas panjang sambil menatap sendu kearah Dava yang masih berada dipangkuan Luna karena saat ini mereka sedang diperjalanan menuju rumah sakit.

" lun, kamu yang sabar ya. Dava itu sebenernya sakitttt





TBC

cieeeee lagi marah karena aku gantungin 😆

Jangan marah marah sayang, nanti aku sedih eakk. Maapin kalo ceritanya diluar ekspektasi kalian ya.

Pokoknya jangan lupa vote dan komen guys

Salam sayang dari aku, manusia biasa








DavankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang