🐼Maaf🐼

3.4K 271 28
                                    

Luna tak henti-hentinya menciumi punggung tangan sang adik yang masih terbaring lemah diranjang rumah sakit. Ia merutuki kebodohanya yang sudah lalai menjaga berlianya.

Ya, Luna sedang berada dikamar rawat Dava setelah tadi ia berlarian dikoridor rumah sakit sambil berteriak memaki semua suster dan dokter yang menurutnya sangat lelet.

"Imun tubuh adikmu sangat lemah, jadi usahakan untuk tidak membuatnya tertekan dan tolong menjaga setiap makanan yang ia makan."

Kira-kira itulah sepenggal penuturan dokter yang tadi memeriksa Dava.

"Maaf baby, kak nana salah. Bangun dong" ucap Luna sembari mengecup pucuk kepala Dava lembut.

🐣🐣🐣

Malam harinya, tangan mungil itu akhirnya bergerak perlahan membuat Luna yang sedari tadi menggenggamnya tersenyum senang.

Mata lentik itu perlahan terbuka dan mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Hiks....hiks...kak nana...hiks" tangis Dava yang baru tersadar, membuat Luna sedikit khawatir.

"Kenapa hm? Ada yang sakit? " tanya Luna lembut. Dava langsung mengangkat tangan kananya mencoba memberi tahu jika punggung tanganya terasa sakit akibat jarum infus yang menancap disana.

"Cup cup kak nana tiup ya biar cepet sembuh" bujuk Luna kemudian meniup punggung tangan Dava membuatnya sedikit tenang.

Dava merentangkan kedua tanganya kearah Luna membuat Luna harus menggendong adik kecilnya itu.

"Udah ya, jangan nangis lagi. Maafin kak nana kemaren udah marah marah sama baby" sesal Luna sambil mengusap lembut punggung Dava yang sudah menyenderkan kepalanya pada pundak Luna. 

Dava hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Tubuhnya masih sangat lemah.

"Mimi" pinta Dava lirih tepat disamping telinga Luna. Dan untungnya Luna masih bisa mendengar ucapan Dava. Ia lalu mengambilkan sekotak susu coklat dan memberikanya pada Dava.

Dava segera meminum susu coklat itu dengan perlahan sampai habis.

"Baby bobok ya biar cepet sembuh" ujar Luna lembut sambil mengusap-usap surai hitam Dava. Dava kemudian mengangkat tangan kananya hingga tepat berda didepan wajah Luna.

"Hiks...hiks...sakit...hiks" adu Dava sambil menangis.

Luna hanya terkekeh pelan kemudian ia meraih tangan kanan Dava yang masih tertancap infus itu, lalu meniupnya pelan.

Selang beberapa lama, akhirnya terdengar dengkuran halus dari bibir Dava, membuat Luna tersenyum.

Luna kemudian beranjak hendak membaringkan tubuh Dava kembali keatas brankar. Namun belum sempat Luna membaringkan Dava, Dava langsung mengeratkan pelukanya pada Luna.

"Hiks...gendong...hiks...kak nana...hiks" tangis Dava membuat Luna mengurungkan niatnya untuk membaringkan Dava.

Luna kemudian kembali menepuk-nepuk pelan pantat Dava dan mengayun-ayunkan tubuh Dava persis seperti menimang bayi.

"Cup cup cup, iya kak nana gendong ya" ucap Luna sembari mendaratkan ciuman kepucuk kepala Dava.

🐣🐣🐣

Ceklek

Jeff, Dimas dan Daniel memasuki ruang rawat Dava dengan cara tidak santai. Mereka terlalu kalut saat mengetahui jika kesayangan mereka sakit.

"Luna, gimana keadaanya baby? " tanya Jeff langsung cemas sambil berjalan menghampiri Luna yang masih menggendong Dava.

"Baby gx papa. Kalian tau dari mana kalo Dava dibawa kerumah sakit" Luna cukup heran bagaimana bisa mereka tahu, padahal Luna tak memberitahu mereka.

"Tadi tanya maid" jawab Daniel langsung. Luna hanya manggut-manggut sebagai jawaban.

Jeff segera mengambil alih tubuh Dava dari gendongan Luna. Jujur ia merasa sangat khawatir akan keadaan putra bungsunya itu.

"Hiks hiks huaaaaaa...tangan baby sakit huaaaa" tangis Dava menggelegar saat tangan kananya tak sengaja mengenai tubuh Jeff. Cuma sedikit kok, Jeff aja gx kerasa.

Semua orang yang berada didalam kamar rawat itu langsung kelimpungan saat Dava terus menangis, bahkan suara tangisanya semakin lama semakin keras.





TBC

HARUS VOTE DAN KOMEN.

OKE MAAP KALO AKU JARANG UP KARENA EMANG AKU MAGER 😆

BUAT YANG UDAH BACA,VOTE, KOMEN MAKASIH YA

SAYANG KALIAN BANYAK2

DavankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang