Merasa Bersalah

16 0 0
                                    

"kamu jawab pertanyaan didepan "tegasnya.

Aku menghela nafas,mau tidak mau aku maju dan menjawab.

"sudah pak"ucapku.

Aku mau kembali ketempat duduk ku tapi dicegah.

"tunggu, suruh siapa kamu kembali ketempat dudukmu?"kata dosen

"loh kan saya sudah jawab,jawaban saya kan benar terus mau apalagi? "ketusku

Semua temanku yg ada didalam kelas melongo dengan ucapanku, dosen yg terkenal killer di gas dengan ucapan yg kurang sopan dariku.

"emang jawaban kamu benar dan sekarang kamu duduk disebelah saya biar fokus"katanya.

Sekarang giliran aku yg melongo, belum hilang kagetku saat tau siapa dosen baru yg mengajar sekarang mala suruh duduk disebelahnya.

Karna gak mau buat kerusuhan,aku langsung duduk disebelahnya dengan muka ditekuk.

Beberapa menit duduk disana, tangan ku yg aku taruh pahaku tiba tiba ada yg menggenggam.sontak aku kaget dan melihat kesamping dan itu tangan Mas Sony.

Sebal nya lagi dia biasa aja wajahnya, aku berusaha untuk melepaskan karna takut ada yg lihat tapi nihil dia makin erat pegangannya.

"jangan dilepas kalau dilepas aku gak akan segan untuk cium kamu disini"bisiknya sampai hanya aku saja yg mendengarnya.

Karna aku takut apa yg di ancam kejadian jadi aku nurut aja.

Kelas selesai,aku langsung melepaskan genggam itu dan belari kekantin menyusul temanku.

"wey mimpi apa kau sampai disuruh duduk disebelah dosgan"ucap Seloa

"mimpi buruk"jawabku singkat.

"kamu kok ngomong gitu sih, emang kamu kenal dosen itu? "tanya Bela

"eh ng nggak lah, males banget aku kenal dia"ucap ku malas

"An, Pak Sony manggil kamu tu,suruh keruangannya"Mahasiswa lain.

"hm, makasi"ucapku

Aku malah menenggelamkan kepalaku di meja kantin.

"kok masih disini sih kan kamu dipanggil Pak Sony"kata Seloa

"males ah, mending tidur aja,aku pulang dulu ya"ucapku

"Bel, kamu lihat gak sih, kayak ada yg aneh dengan Ana,apa hubungan Ana sama Pak Sony ya? "tanya Seloa

"aku merasa gitu sih tapi ya udah lah ya,ada atau gak ada nya kita sebagai sahabat dukung aja"jawab Bela.

Sudah lima hari seperti itu tiap aku diminta kesana selalu menghindar, sampai pas aku mau pulang kuliah.
Aku lagi jalan menuju gerbang dengan dua sahabatku dan tiba tiba ada yg menarikku dan tubuhku juga merasa melayang, aku terbelalak melihat Mas Sony yg sudah menggendongku menuju parkiran mobilnya.

"Ya Allah,lepasin saya Pak"rengek ku

Tapi tidak diindahkan oleh Mas Sony, dia terus berjalan dan mendudukkan akudikursi depan dan dengan cepat dia duduk disampingku.

Wajah yg begitu merah padam menahan emosi, nyali ku juga ciut yg mau brontrak atau hanya sekedar bertanya.

Dia menyalahkan mobilnya menuju tempat yg belum pernah aku ketahui.

"ini dimana Mas, kenapa aku dibawa kesini"tanyaku.

Tetap tak ada jawaban, aku kembali digendong dan karna takut aku nurut saja dan sampai aku didudukkan disebuah sofa.

"apa lagi masalahmu hah? "bentakknya

"alasan apa lagi untuk kali ini kamu menghindariku?"sambungnya

"aku panggil kamu keruanganku tapi kamu tidak datang, aku nunggu seperti orang bego tau gak, berharap kamu datang, apa salah ku sampai kamu ginikan aku Ana? "bentaknya lagi.

Aku yg dibentak hanya dia ketakutan dan menangis, aku juga gak tau harus jawab apa.

"jawab Ana, kamu pandai menggindari ku tapi kenapa kamu sekarang diam saja"ketusnya.

Aku menbranikan diri walau tidak menatapnya.

"ya, emang aku menghindarimu karna aku gak mau buat Mbak Sara lebih terluka,asal kamu tau Mas, kemarin saat kamu genggam tanganku didepan Mbak, dia didalam kamarnya menangis karna itu dan apa kamu pikir aku akan tega melihat itu semua"jawabku

"aku sadar, aku adalah penghalang bagi kalian, kamu juga seharusnya peka pada Mbak Sara"sambungku.

Dia melihat ku dan mendengar setiap apa yg aku katakan dan tanpa aba aba dia langsung memelukku, aku menangis dalam pelukkannya.

"aku dulu memang sayang sama Mbakmu tapi sekarang udah beda, aku tau maksud kamu tapi itu salah, apa kamu mau satu bahagia tapi yg lain terluka dari pada satu terluka dan semua bahagia? "

"rasa sayang dan cintaku sekarang cuma buat kamu,gak ada yg lain jadi stop hindari aku, aku bisa gila kalau kamu terus ginikan aku"katanya.

Aku melihat wajahnya yg begitu pucat dan tanpa aku sadari badannya begitu panas. Aku merasa bersalah padanya.

Takdir CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang