"Aku Seungcheol, dari Daegu," jawabnya.
"Hei, aku tidak tanya siapa namamu. Tapi, kau ini siapa? Kerabat kerajaan kah? Orang penting lainnya?" nada pertanyaan itu terdengar mengejek.
Menilik dari penampilan pria muda di depannya saja sudah bisa didapat jawanannya. Jelas, bukan.
Pakaian terbuat dari serat benang yang kasar dan tebal, lusuh bercampur debu dan lumpur kering. Tidak ada corak identitas keluarga besar. Aksesori khas keluarga bangsawan. Terlihat seperti masyarakat biasa yang kehilangan domba-dombanya akibat kecerobohan sendiri.
"Aku hanya penduduk biasa, sedang merantau bersama kawan," ujarnya tanpa berhenti mengharapkan bantuan. Ia yakin, orang kerajaan asli pasti orang baik-baik. Tidak seperti kepala desanya yang egois dan tukang rampas. Apatis dengan kondisi masyarakatnya yang memerlukan bantuan.
Mengingat orang busuk itu, tanpa sadar telapak tangan Seungcheol mengepal. Lihat saja, sebentar lagi orang itu akan dilengserkan dari jabatannya. Bahkan mungkin akan diberi hukuman sangat berat karena perilaku tidak terpujinya. Tapi meski begitu, tetap belum cukup untuk membayar nyawa teman-teman Seungcheol yang gugur selama perjalanan kemari.
"Kalau begitu kembalilah ke desamu."
"Apa?"
Penjaga itu bertolak pinggang, "Orang sepertimu pasti suka mencari masalah selama perjalanan. Itu adalah urusanmu sendiri, selesaikan dengan caramu, atau paling tidak dengan kepala desamu dulu."
"Tunggu, aku bahkan tidak mengenal salah satu dari mereka! Kami tidak mencari masalah dengan siapapun." Seungcheol berusaha meraih si penjaga yang hendak meninggalkannya, luka di lengannya kembali terbuka dan mengucurkan darah.
Cairan merah itu menetes mengenai jalan setapak sekeras beton dan meninggalkan noda gelap. Tiba-tiba angin datang semakin kencang, lampu gantung di tiang gerbang bergoncang nyaris terjungkal. Tetesan air jatuh di pangkal hidung membuat Seungcheol tersentak, detik berikutnya dia berlari mencari tempat berteduh bersamaan dengan derasnya hujan yang jatuh.
Sial, kenapa harus turun badai?!
Seungcheol meratapi langit gelap mengerikan. Bagaimana nasib mayat kawan-kawannya yang ia tampung di gerobak nantinya? Mau berlari kembali juga percuma, dengan hujan sederas ini ditambah kondisinya yang terluka cukup parah, lelaki berbaju hitam itu hanya bisa meringkuk di bawah kanopi gerbang.
Dua penjaga gerbang tadi berteduh di dalam bilik bambu di balik tembok istana. Kondisi mereka lebih aman daripada Seungcheol yang tak bisa disebut berteduh, kanopi yang tak seberapa luas itu tidak dapat menghalang derasnya hujan yang turun bersamaan dengan angin kencang. Tak ada yang mengajaknya untuk berteduh di tempat yang lebih baik, pintu bilik bambu itu bahkan tertutup rapat.
Seperti gembel yang sedang mengemis. Konyol. Seungcheol tertawa miris. Kesenjangan antara dirinya dan penjaga istana begitu terasa, seketika semua nyali yang ia kumpulkan untuk menghadap Yang Mulia terkikis. Kalau penjaganya saja seperti ini, bagaimana dengan orang yang kastanya lebih tinggi? Ia mulai takut jika keadilan juga tidak ditemukan di sini. Semuanya akan jadi sia-sia.
Petir menyambar untuk kesekian kalinya. Setiap kilatan cahaya itu muncul, guratan awan hitam mengerikan di langit tampak begitu jelas, seolah-olah akan runtuh dan menimpa bumi.
Tak tau sampai kapan ia akan bertahan, Seungcheol membayangkan dirinya hanyut diterjang badai. Ketika kesadarannya mulai menipis, seluruh pakaiannya sudah basah kuyub. Menggigil hingga jatuh pingsan.
.
.
.Sebagai seorang pengembara, Yoon Jeonghan bisa tinggal di mana saja.
Dalam keadaan genting seperti ini, rumah kosong di tepi kota bisa jadi hunian yang nyaman untuk ia tinggali. Setelah menyalakan api di pojok ruangan, Jeonghan menggantung jubah coklatnya yang sempat terkena air hujan, lalu menikmati kursi goyang yang berderit pelan sambil menghisap cerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
S.J.J Swordsmen
Fanfictionfanfiction SEVENTEEN. Main cast 95 line ( S.coups, Jeonghan, Joshua) kisah tiga pemuda dengan kepribadian berbeda. berawal dari si nakal Yoon Jeonghan dengan tipu muslihatnya, membuat masalah disepanjang jalan. Hong Jisoo (Joshua) yang melarikan dir...