8 : Bertambahnya misteri

23 4 2
                                    

Andrew mengumpulkan ranting-ranting pohon yang jatuh berserakan. Tidak banyak, hanya cukup sebesar genggaman dua tangannya saja. Kemudian mengikatnya dengan tali alami yang dia dapat dari serat kayu yang terkelupas memanjang. Mengikatnya kuat-kuat di kedua ujung lalu meletakkannya di permukaan tanah.

Seungcheol tidak diperbolehkan untuk ikut mengumpulkan barang-barang yang diperlukan untuk ritual 'membuang hantu', entah apa alasannya, jadi dia hanya berdiri mengawasi dari jarak yang cukup jauh.

Saat Andrew mulai bersila di depan seikat ranting itu,  mantra mulai dilantunkan, suasana di sekitarnya jadi berubah. Kesunyian malam yang menghimpitnya sirna tergantikan dengan gemerisik dedaunan. Seolah ada puluhan pasang mata yang mengawasi mereka berdua dari gelapnya bayangan hutan. Mata milik makhluk yang tidak dikenali.

Andrew mungkin tak masalah dengan situasi ini, namun Seungcheol tentu saja lain.

Pria muda itu berusaha keras agar tidak panik saat merasa ada makhluk besar yang terbang di belakang kepalanya. Sensasinya begitu nyata sampai tidak mungkin menyebutnya hanya sekedar angin iseng atau halusinasi. Seungcheol membayangkan burung hantu raksasa dengan cakar tajam sedang mengintai dan mencari waktu yang pas untuk mencabut kepalanya. Sungguh, tangan Seungcheol gatal ingin meraih Bohoja. Namun apa daya, jangankan mengangkat sesuatu seberat Bohoja, mengangkat tangannya sendiri saja sudah terasa kaku.

Entah mantra apa yang dilantunkan Andrew sampai Seungcheol merasa dirinya ikut terdampak. Mungkin memang inilah yang terjadi jika makhluk halus berpindah secara paksa ke tempat 'rendahan'. Sosok yang tak memiliki bentuk fisik tetap itu pasti sedang merasa terhina dan meraung penuh kebencian.

Untungnya ritual ini tak berlangsung lama. Andrew berdiri dan suasana kembali normal. Embusan angin yang tajam di belakang sana juga sudah berhenti. Kesempatan ini Seungcheol gunakan untuk menoleh ke belakang. Tidak ada apa-apa.kak

"Maaf, apa terjadi sesuatu padamu?" Andrew berjalan menghampiri Seungcheol.

"Tidak ada. Emm ... Apa itu sudah selesai?"

"Iya, sudah selesai." Andrew tersenyum melihat ekspresi Seungcheol yang terlihat kurang yakin. "Mengapa? Khawatir kalau hantunya bisa keluar lagi?"

Buru-buru Seungcheol menjawab, "Bu-bukan begitu. Maaf. Aku sama sekali tidak pernah tau kegiatan-kegiatan semacam ini, jadi ... ."

"Tidak apa-apa, saya mengerti. Tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan."

Andrew melangkah menuju arah mereka datang. Seungcheol segera menuyusulnya.

"Kalau begitu, dari mana anda mendapat kekuatan tersebut?"

Seungcheol menanti. Ia sengaja menyembunyikan rasa penasaran yang membuncah dalam dada dengan berusaha meredam debaran jantung yang kian menggila.

Saat matanya menelusuri sekujur tubuh Andrew dengan penuh selidik, tak sengaja ia mendapati sesuatu yang sangat ganjil.

Beberapa bagian dari tubuh Andrew tampak menipis dan nyaris tembus pandang.

Seungcheol tak bisa menahan dirinya untuk berpikir yang aneh-aneh. Dalam bayangannya, kemungkinan terburuk adalah bahwa Andrew ternyata bukan manusia.

"Saya mendapatkannya setelah bangkit dari kematian."

Kaki Seungcheol berhenti melangkah. Andrew menoleh dan menatap sepasang bola mata yang menatapnya begitu lekat. Ada kilatan rasa takut dan tak percaya dengan apa yang baru terucap.

Bangkit dari kematian.

Apakah ini sejenis lelcucon para ayah dari luar negeri?

"Apa maksud anda?"

S.J.J SwordsmenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang