4

44 6 0
                                    

Yera menyambut uluran tangan Jungkook, "Tuan Seo, anda tidak perlu repot repot untuk mengantar saya, saya akan naik..."

"Jungkook, panggil aku Jungkook saja." ucap Jungkook memotong ucapan Yera.

"dan aku tidak merasa kerepotan karena tempat yang kita tuju kebetulan sekali sama." sambungnya, akhirnya Yera menganggukkan kepalanya.

Yera menuju pintu belakang, tapi Jungkook dengan cepat menahannya, "jangan disana, penuh mainan, kau duduk di depan saja." ucap Jungkook, "hmm...." mata Yera menuju tangan yang di genggaman oleh Jungkook.

"aaa.. Mianhae." Jungkook melepaskan genggaman itu dan membukakan pintu untuk Yera.

Yera pun masuk kedalam mobil itu, ia memasang seatbelt nya sambil menunggu Jungkook menyusulnya masuk kedalam.

Jungkook sempat terdiam lumayan lama, ia merasa aneh saat tangannya menggenggam Yera tadi, ada perasaan yang tidak asing menurut nya, tapi ia tidak tahu perasaan apa itu.

Ia mengacak ngacak rambutnya, dan memilih untuk langsung masuk kedalam mobilnya, "untuk mu." ucap Jungkook memberikan setangkai mawar putih yang sebelumnya Taehyung berikan padanya.

"untuk ku?" Yera menunjuk dirinya, Jungkook mengangguk sambil menyalakan mesin mobilnya, "Tae hyung memberikan nya untuk ku, aku tidak bisa memilih untuk memberikan satu bunga pada salah satu anak disana, jadi ku berikan saja pada pemilik panti asuhan itu." ucap Jungkook.

Yera mengambil bunga itu, "Gumawo." ucap nya, ia mulai merasa akrab dengan Jungkook walaupun ini pertemuan pertama mereka.

Di perjalanan mereka hanya diselingi beberapa obrolan, setidaknya Yera tidak merasa secanggung ia saat bersama Taehyung.

***

"aku ingin pernikahan kalian diadakan 3 hari lagi."

Taehyung yang awalnya fokus menyetir mobilnya, tiba-tiba menghentikan mobilnya ketepi jalanan saat mendengarkan ucapan Sona.

"3 hari? Kau terlalu terburu buru, chagiya." ucap Taehyung menatap Sona dengan tatapan sendunya.

"aku sudah menyiapkan semuanya, pernikahan kalian hanya pernikahan privat, hanya aku yang menyaksikan nya." ucap Sona.

"eomma appa sudah tahu, bahkan eommanim dan appanim juga." Sambungnya.

Taehyung menghela napasnya, "apa kata mereka?" tanya Taehyung.

"mereka menentang nya, tapi aku terus membujuk, aku ingin seorang anak untuk mu walaupun bukan dariku." lirih Sona, ia menundukkan kepalanya, Taehyung tidak pernah bisa marah pada istrinya itu.

Ia melepaskan seatbelt nya, menarik Sona kepelukannya dan mengusap punggung Sona, "aku tidak masalah tidak memiliki seorang anak, asalkan aku dengan mu." ucap Taehyung.

Sona menggelengkan kepalanya, "ucapanmu seperti ini, tapi tatapan mu saat melihat anak dari rekan kerjamu berbeda, aku tahu itu."

"kau tidak bisa membohongiku, oppa"

"aku akan mengorbankan apapun untukmu bahkan hatiku sendiri." lirih Sona.

Taehyung melepaskan pelukannya, ia menangkup wajah Sona, membelai pipi istrinya itu lembut.

Ia menarik tengkuk Sona, dan menyatukan bibir mereka dengan lembut.

Taehyung ingin menunjukkan pada Sona bagaimana perasaannya pada Sona.

Tapi, tiba-tiba Taehyung menjauhkan wajahnya saat dikepalanya terlintas wajah seseorang wanita.

Wanita itu menatapnya kecewa dengan tangisannya.

SurrogacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang