7

67 9 2
                                    

Jimin menganggukan kepalanya menanggapi ucapan Taehyung, "kau tidak ingat?" Jimin balik bertanya.

"aku melupakan sesuatu?" Taehyung menaikan satu alisnya bingung, Jimin berdehem sebelum melanjutkan ucapannya, "sebelumnya aku minta maaf sebagai orang yang mengadakan acara itu."

"tapi, kau sungguh melupakan malam itu?" Taehyung mengangguk, sebenarnya ia ingat ia bangun di sebuah kamar tapi setelahnya ia tidak memikirkan apapun lagi.

Jimin melihat sekelilingnya, lalu kembali menatap Taehyung "malam itu, kau tidur di kamar itu..."

"ya aku tidur disana, lalu?" 

"jangan memotong ucapanku,aish kau ini." protes Jimin, "kau tidak merasa curiga kenapa kau bangun, dengan keadaan yang sedikit berantakan?"

Jimin menekan kalimat sedikit, "sebenarnya malam itu kau meminum wine dengan sedikit tambahan obat perangsang."

Taehyung membelalakkan matanya mendengar ucapan Jimin, ia kira ia hanya hang over karena kebanyakan minum, ia tidak tahu akan ada obat seperti didalam minumannya, Taehyung terlalu banyak minum malam itu.

"bagaimana bisa kau menambahkan obat itu diminumanku?" protes Taehyung, Jimin menghela napasnya, "bukan aku, salah satu undangan disana yang melakukannya, dan sebenarnya ia bukan menargetkanmu, pelayan salah memberikan minumannya." ucap Jimin membela dirinya.

"lalu? apa yang terjadi?" tanya Taehyung.

"aku terlalu sibuk malam itu jadi aku tidak bisa terus mengawasimu, soal obat itupun baru ku ketahui dipagi hari saat aku melihat seorang wanita keluar dari kamar yang kau tempati."

lagi, Taehyung seperti orang bodoh yang baru mengetahui apa yang terjadi padanya, malam itu semuanya terasa samar, ia seperti melalui mimpi yang sangat panjang.

"kau mengenal wanita itu?" Jimin hendak menjawab pertanyaan Taehyung itu, tapi Taehyung kembali bertanya, "apa nama Ji Yera ada di daftar undanganmu?"

"ya! itu dia, namanya Ji Yera."

"malam itu ada dua minuman yang diberikan obat itu, satu untuk wanita dan satu untuk pria, dan sepertinya mereka salah memberi minuman." Jelas Jimin tanpa diminta Taehyung.

Taehyung langsung mengambil kalungnya, "untuk yang kau jelaskan itu jangan sampai Sona mengetahuinya, berjanjilah." sebagai seorang teman yang baik tentu saja Jimin menganggukkan kepalanya.

setelah itu Taehyung beranjak meninggalkan caffe itu, "berarti dugaan Sona benar, Hana..."

"anakku?"

***

Yera menghela napasnya lega setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, menidurkan Hana, memeriksa berkas anak anak dan menyiapkan beberapa barang untuk salah satu anak yang akan di adopsi besok.

Yera merasa bahagia dan sedikit kehilangan saat satu persatu anak asuhnya mendapatkan orang tua asuh mereka, suasana tentu sedikit lebih sepi tapi melihat senyum mereka melunturkan rasa sepi itu.

"iron man?" gumam Yera saat melihat mainan robot yang tergeletak di ruang bermain, ia pun meletakkan mainan itu di keranjang khusus mainan anak anak.

sekarang jam mereka untuk tidur siang tapi masih ada beberapa yang bermain dengan mainannya.

tok tok tok

suara ketukkan di pintu masuk menarik perhatian Yera, "apa ada yang tertinggal? Taehyung-ssi?"tanya Yera saat melihat Taehyung lah yang berdiri di pintu itu.

SurrogacyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang