Rumah di Ujung Gang

111 28 42
                                    



Setelah meneguk habis air mineral yang tadi dilemparkan Dio seenak jidatnya kemudian meremas botolnya, Sasa menoleh pada Dio yang masih asik memakan jajannya.

Ia menyipit memperhatikan Dio yang memakan jajannya sambil mengerutkan kening. Sedang memikirkan sesuatu kah cowok itu? Ah, pasti iya. Dia pasti sedang memikirkan kucingnya yang entah lari ke mana.

"Cari ke mana lagi, nih?" tanya Sasa.

Sambil mengunyah, Dio menoleh padanya. Cowok itu menelan makannya terlebih dahulu kemudian menjawab, "Ada satu gang lagi yang belum ditelusuri," katanya. Ia mengambil jajannya lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Yang mana?" tanya Sasa.

"Lo amnesia, ya," cibir Dio.

"Nggak lah!"

Dio menelan makanannya lalu mengambil botol air mineralnya. Ia kemudian meminumnya dan berkata pada Sasa.

"Noh!" Ia menunjuk ke pertigaan gang di sana dengan telunjuknya. Ke gang di sebelah sana. "Kita kan belum ke sana."

Sasa mengikuti arah yang ditunjuk Dio. "Oh, iya," kata Sasa sambil mengangguk-angguk.

Dio menoleh padanya dan menatap tajam. 

"Ya udah buruan jalan," katanya.

"Sekarang?"

"Ya."

Sasa mengangguk patuh. Ia mulai menjalankan sepedanya. Dio mengikutinya dari belakang. Cowok itu memerintahkan Sasa untuk mempercepat laju sepedanya dan Sasa menjalankan perintah itu tanpa protes.

Saat akan sampai di pertigaan gang Sasa berhenti dan menoleh ke belakang. Dio mengeram mendadak karena ulah Sasa itu. Kilat marah terlihat jelas di kedua matanya.

"Kalo mau berhenti bilang sih! Jangan mendadak gini!" bentaknya sambil melotot pada Sasa.

"Maaf. Gue nggak sengaja," kata Sasa sungguh-sungguh.

Dio berdecak sebal. "Kenapa?" 

"Lo ikut nyari juga, kan?"

"Nggak. Ada yang harus gue kerjain," jawab Dio.

"Ck. Lebih baik kalo lo ikut nyari juga."

"Lo budek apa gimana, sih? Gue bilang ada yang harus gue kerjain!" 

"Apa? Jangan bilang lo mau ngerjain tugas!"

"Buat poster pengumuman kucing hilang."

Sasa hampir menyemburkan tawa mendengarnya. Sampai segitunya si Dio ini.

Dio tampak marah melihat Sasa hampir tertawa. Ia menendang bagian samping sepeda Sasa sampai cewek itu hampir jatuh dari sepedanya. Sasa menjerit kaget atas tindakan cowok itu.

"Kenapa? Apa itu lucu?" tanya Dio dengan menatap tajam wajah Sasa. 

"Nggak! Nggak kok!" kata Sasa sambil menggeleng kuat-kuat. Kedua mata Dio yang memelototinya begitu menyeramkan.

"Gue akan ngelakuin apa pun supaya kucing gue ketemu," kata Dio. Sasa mengangguk menanggapinya.

"Oh, iya. Minta nomor WA elo."

"Buat apa?"

"Ck. Buat ditulis di posternya nanti lah. Jadi kalo ada yang nemuin, bisa hubungi nomor gue atau elo, gitu," jelas Dio.

"Oke," kata Sasa. Ia mengambil ponselnya dari saku roknya. Begitu juga dengan Dio. Sasa menyebutkan dua belas nigit nomor WA-nya dan Dio mengetikkannya di ponselnya.

Mencari Kucing Dio (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang