Keesokan harinya, pagi hari saat di sekolah, Sasa menghampiri Dio di kelasnya. Kebetulan Dio sudah berangkat saat Sasa mencarinya.
Kepala Sasa muncul di bingkai pintu kelas Dio. Saat melihat Dio ada di bangkunya, dengan langkah cepat Sasa menghampirinya.
Dio yang sedang menulis sesuatu di bukunya mendongak padanya saat ia datang.
"Apa?" tanyanya.
Sasa duduk di kursi yang berada di depan Dio. Ia menatap mata Dio lurus-lurus lalu berkata, "gini, Yo. Mendingan kita datangi pemilik rumah tua itu."
"Terus?" tanya Dio.
"Ya kita ngomong, eh tanya, kucing lo ada di sana apa nggak? Kalo ada tolonglah kembaliin ke elo."
Dio menyenderkan punggungnya di kursi. Ia lalu menggeleng perlahan.
"Gue rasa nggak bisa," ucapnya.
"Lha? Nggak bisa gimana?" tanya Sasa.
"Lo tau nggak siapa pemilik rumah tua itu?" Sasa menggeleng.
"Bener nggak tau?" tanya Dio dan Sasa menggeleng lagi.
"Kalo yang punya rumah tua itu hantu gimana?"
"Ih!" Sasa langsung menjerit dengan suara keras. "Kok lo ngomongnya gitu sih?"
"Cuma kalo," bela Dio kalem. "Gini, pengemudinya mobil kemarin, menurut lo itu pemilik rumah tua itu bukan?" tanya Dio.
Sasa tampak berpikir sebentar. Ia lalu mengangkat bahu. "Gue nggak bisa nebak sih."
"Nah, itu. Masih jadi pertanyaan. Itu siapa? Dan kenapa dia mepet kita sampe kita jatuh ke selokan gitu," kata Dio.
Kedua remaja itu terdiam selama beberapa menit. Berpikir apa yang akan mereka lakukan nanti.
"Gini aja," kata Dio pada Sasa. "Kita cari tau siapa pemilik rumah tua itu. Apakah hantu? Atau manusia? Gimana sifatnya. Kayaknya, bener kata lo. Kita harus nemuin pemilik rumah itu."
"Oke-oke," kata Sasa sambil mengangguk.
"Gue sih yakin dia manusia," kata Dio. "Semoga Sam baik-baik aja deh," lanjutnya.
"Terlalu mustahil kalo yang punya rumah itu hantu," kata Sasa. "Dan soal kucing elo, menurut gue sih dia nggak papa. Sebagai bukti, kita nemuin makanan kucing di dapurnya. Kalo si Sam ada di sana, berarti orang itu ngasih Sam makanan, dia baik dong. Artinya Sam baik-baik aja. Cuma kita belum tau aja, ada di mana kucing lo itu."
"Masuk akal," kata Dio sambil mengangguk. "Ya udah sana lo balik ke kelas. Sepulang sekolah nanti, kita cari tau siapa pemilik rumah itu, gimana wujudnya, sifatnya, dan sebagainya. Selanjutnya, kita temui orang itu."
"Oke. Gue balik ke kelas." Sasa berdiri dari duduknya.
"Sampai ketemu sepulang sekolah nanti."
"Keoo…" ucap Sasa lalu membalikkan badannya dan melangkah keluar.
Dio mengambil pulpennya dan kembali mengerjakan tugas yang belum ia selesaikan.
***
Sesuai kesepakatan, sepulang sekolah mereka mencari tahu siapa pemilik rumah tua itu. Mereka memutuskan bertanya pada orangtua masing-masing terlebih dahulu. Lalu setelah itu, keduanya berjanji bertemu di TKP kucing Dio lari.
"Mama nggak tau, Sa."
Itu kata Mama Sasa. Beliau tidak tahu siapa pemilik rumah tua itu.
"Nggak pernah liat orangnya," lanjut Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Kucing Dio (TAMAT)
Mystery / Thriller(Daftar Pendek Wattys 2022) Ke mana kucing Dio lari? Apakah benar, dia lari ke rumah yang ada di ujung gang? Rumah yang di sekelilingnya ditumbuhi pohon kantil yang bunganya menguarkan aroma semerbak? Kata orang-orang yang pernah melihatnya, pemil...