Kembali

46 4 4
                                    

Ada lega yang mendamaikan kala aku sendiri yang memilih mendekat. Bukan apa-apa, hanya saja selama ini aku terus berlari, mencari yang selama ini ingin aku tuntaskan dari perkataan mereka. Ingin aku genggam lalu tunjukkan pada dunia bahwa, "Hei, lihatlah! Sekarang aku di sini."

Yang kukira berlari adalah satu-satunya jalanku, ternyata aku salah. Aku lelah. Aku berlari mendapatkan apa yang malah membuatku semakin jauh. Aku lupa daratan. Dan semakin lama tenggelam.

Satu titik itu membuatku merenung. "Ah, untuk apa selama ini?"

"Bertahun mengerjakan impian-impian dari mulut orang lain."

"Merangkak ke atas mengejar popularitas"

"Untuk diakui, aku rela berlari menginjak duri."

Satu titik itu mungkinkah sudah digariskan, jauh ... jauh sebelum lariku meraih garis jatuh?

Aku berterimakasih sebab kembali diingatkan dengan dialog-dialog yang kutemukan tanpa sengaja di laman-laman beranda. Yang bahkan kata-katanya telah sukses menujam dada dan membuatku menganga; tak bisa berkata.

Aku kembali. Yang semula jauh dari sisi kini coba mendekatkan diri.

-Edsa




*****

Halo teman-teman!
Terima kasih telah menyempatkan waktu kalian untuk membaca puisi- puisi dan curahanku.

Lama nggak nulis dan update, tulisannya jadi asing nggak sih? BTW yang di atas itu lebih ke curahan hati sih.

Semoga harimu bahagia😊
Salam hangat Edsa




Siklus BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang