I want you
I want you so bad, babe
I want you
I want you so bad
It's driving me mad
It's driving me madThe Beatles - I want you (she's so heavy)
Lagu ini tentang obsesi, that constant want or desire that keeps weighing so "heavily" on one's thoughts.
.
.
.
.
Dr. Tony Ahn
.
.
Flashback ke tahun 1970, Park Jimin, 20 tahun
Jimin melambaikan tangan, meneriakkan selamat tinggal kepada teman-temannya saat mereka semua meninggalkan restoran dan berpisah.
Saat itu hampir jam 10 malam, Jimin tahu jika dia tidak segera pulang, ibunya akan mengamuk. Dia berjalan di sepanjang trotoar karena mobilnya masuk bengkel hari ini, namun dia tidak peduli. Dia suka berjalan sendiri, itu memberinya waktu untuk berpikir dan bersantai.
Saat dia menyeberangi tempat parkir, dia melihat sekelompok anak-anak yang gaduh bercanda dan tertawa. Mereka memakai jaket kulit dan rambut disisir ke belakang untuk para pria. Lipstik merah dan rok yang sangat pendek untuk anak perempuan. Jimin langsung mengenali kelompok ini, terutama karena salah satu gadis itu adalah rekan labnya di kampus. Secara mengejutkan, salah satu gadis dari komplotan populer itu baik padanya. Namanya Jung Yerin, kebanyakan orang-orang dari pinggiran kota biasanya tidak cocok dengan anak-anak kaya yang populer. Jimin adalah seorang gadis pinggiran kota yang dikaruniai hak istimewa berupa kecantikan wajah, dan dia sangat menyadari hal itu. Itulah alasan mengapa dia tidak begitu kaget ketika Yerin menyapanya pada hari pertama penerimaan mahasiswa junior. Orang-orang dari kota kelahirannya biasanya membenci anak-anak kaya, tapi Jimin membenci pola pikir itu. Hanya karena orang tua mereka tidak berpenghasilan sebesar orang tua Yerin, bukan berarti mereka tidak bisa akur. Sayangnya, tidak semua orang berpikiran sama.
"Hey Jimin!" Yerin berteriak ketika dia melihat sosok Jimin berjalan di kejauhan.
Jimin melambai padanya dan tersenyum gugup karena teman-teman Yerin semuanya keren-keren. Mereka kompak melihat ke arahnya sekarang. Baru saat itulah Jimin benar-benar memperhatikan mereka. Anak-anak cowok, terutama Park Haejin. Dia sering datang untuk menjemput adik sepupunya di kampus, atau kadang-kadang Jimin melihatnya nongkrong di pom bensin.
Pipi Jimin mungkin merah ceri sekarang gara-gara pria jangkung (tinggi Haejin kira-kira 180 lebih), misterius, dan sangat tampan ini melirik ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't be scared I love you (Jikook)
FanfictionPark Jimin adalah psikiater berusia dua puluh delapan tahun yang bekerja di salah satu institusi yang menangani para 'kriminal gila'. Pekerjaannya memang tidak aman, namun Jimin menemui jenis ancaman baru yang lebih tinggi ketika dia dihadapkan pada...