3. Creep

566 126 36
                                    

You're just like an angel
Your skin makes me cry
You float like a feather
In a beautiful world

But I'm a creep
I'm a weirdo

Radiohead - Creep

.

.

.

Jam terus berdetak. 

Aku menyalakan air dan mengusap mataku, melangkah di bawah pancuran air shower untuk menghilangkan stres minggu ini. Suamiku akan pulang Senin sore, setidaknya. Aku bisa menghabiskan waktu—

"Inikah lotion yang kau gunakan, Dokter?"

Jari-jariku membeku di rambut, darahku ikut membeku. Aku perlahan mengangkat kepalaku, jantungku berdebar-debar mendengar suara yang mengerikan dan familiar itu, aku menarik tirai kamar mandi hingga terbuka.

Itu dia, seperti mimpi buruk, mengenakan pakaian hitam legam. Aku menatapnya dengan gemetar. 

Tidak mungkin. 

Ini pasti mimpi buruk. Tidak mungkin Jeon Jungkook berdiri di kamar mandiku!

Mata gelapnya menyapu tubuh telanjangku dan dia memiringkan kepalanya, mengangkat alisnya seolah begitu gembira. "Kenyataan sangat cocok dengan apa yang sering kubayangkan."

Aku tidak bergeming. Pria itu menyeringai.

"Matikan airnya," perintahnya lembut.

Aku meraba-raba ke belakang untuk mematikan shower. Aku menggigil kedinginan saat dia terus menatapku sambil mengusap lekukan rahangnya, entah ingin menyiksaku atau benar-benar sedang memutuskan apa yang ingin dia lakukan. Dia tampak lebih besar di ruangan kecil ini. Bagaimana dia bisa lolos dari rumah sakit?

Jungkook memberi isyarat malas dengan jari-jarinya yang panjang. "Sekarang keluar dari bak mandi."

Menelan ludah, aku berhasil melangkah melewati tepi bak mandi, menunggu dalam diam. Dia mendecakkan lidahnya. Berdiri di hadapanku, dengan tangannya yang bebas, dia menarik pisau dari ikat pinggangnya. Aku membeku, tidak sanggup bergerak. Pria itu tersenyum melihatku. Suara-suara di kepalaku berisik sekali.

Jangan melawan. Dia akan membunuhmu.

"Menurutmu apa yang akan aku lakukan padamu?" Dia memandangiku.

Aku menggelengkan kepalaku, menangis. "Aku... aku tidak tahu. Tolong lepaskan aku... tolong jangan sakiti aku."

Jungkook mengitariku seperti burung nasar. Dia mengarahkan ujung tumpul pisau ke tulang belikatku, berhenti beberapa inci di depanku, menggunakan pisau untuk memiringkan daguku, jadi aku terpaksa melihatnya. 

Bibirku bergetar, mataku berair. 

Dia tersenyum, menyeka air mata dari bawah mataku menggunakan ibu jarinya. "Jangan menangis..."

.

.

.

Mataku terbuka.

Terengah-engah, aku bangkit di atas tempat tidur, merasakan sakit kepala yang luar biasa. Telingaku berdenging dan aku mengerang, ruangan seolah berputar.

Burung berkicau di luar jendela. 

Mimpi buruk...

Tidak, itu bukan mimpi buruk. Itu nyata seperti sinar matahari yang tumpah di seprai. Tapi aku tidak ingat apa pun. Aku tidak ingat berjalan keluar dari pintu. Kemana jubah mandiku?

Don't be scared I love you (Jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang