1

564 46 9
                                    

"Jeongin-a..." panggil sesosok pemuda tampan bermata sipit itu kepada pemuda berparas manis dihadapannya.

"I-iya kak?" terpana akan tatapan lembut si pemuda tampan itu, Jeongin, si pemuda berbehel itu salah tingkah dengan sedikit menaikkan kacamata bulatnya.

"Maukah kamu @#$%^&*-"

"Eh apa kak?"

"Aku bilang, maukah kamu @#$%^&*-" suara si pemuda tampan itu kian melirih di setiap akhir katanya. Membuat Jeongin mengerutkan keningnya dan mencoba membaca gerak bibir pemuda di hadapannya.

"Yang Jeongin!!"

"Sttt... diamlah sebentar." geram Jeongin

"Hmm...bisa kakak ulangi lagi?"

"YAAAH YANG JEONGIN!! BANGUN KAU BOCAH!!"

'Ashh...kenapa sakit? Kenapa seperti ada yang memukul kepalaku?'

"YAK!!"

BUGH!!

"HEISHH SAKIT HYUUNG" teriak Jeongin kesal setelah kesadarannya pulih sempurna akibat pukulan dari buku tebal Seungmin.

"Kalau kau hanya tidur saja, materi-materi itu tidak akan masuk begitu saja di otakmu" ketus Seungmin sembari kembali membaca bukunya.

"Nye nye nye nye, terus saja mengomeli ku seperti bapak-bapak" gerutu Jeongin. Diletakkannya dagunya di atas tumpukan buku, sambil menatap pemuda kutu buku di hadapannya itu.

"Woaah, hyung..." seru Jeongin

"Hm?" sahut Seungmin tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya.

"Kau terlihat keren saat serius seperti itu, hehe"

"Kita sudah bersama sejak taman kanak-kanak, dan kau baru menyadarinya?"

"Ehehe..."

Drrtt.....Drrrrttt...

"Ah, sepertinya ibuku sudah mencariku hyung" ujar Jeongin lalu dengan terburu-buru mengemasi bukunya ke dalam tasnya.

"Oh...kalau begitu aku juga akan berkemas"

"Aku pulang dulu hyung, Eomonim! Terimakasih atas makanannya, Jeongin pamit dulu"

"Iya nak hati-hati di jalan" sahut ibu Seungmin dari meja kasir cafe milik keluarga Seungmin.

"Mari kita berkemas juga" lanjut ibu Seungmin setelah anaknya itu selesai mengemasi bukunya.

"Baiklah. Akan aku bantu menutup pintu depan" ujarnya lalu segera melakukan tugasnya menutup cafe.

====

Jeongin berlari kencang menuju halte bus sambil menggerutu resah, merutuki kebodohannya sambil sesekali membenarkan letak kacamatanya.

'Ah bisa-bisanya aku ketiduran dan jadi telat pulang seperti ini' batinnya.

Tak lama kemudian dia pun sampai di halte bus, namun bus terakhir baru saja melaju perlahan di depan matanya.

"Ah tidak....PAMAAN TUNGGU AKUU!!!" teriaknya kepada supir bus. Jeongin terus berlari dan meneriaki bus yang melaju itu. Dan keberuntungan pun sedang berpihak padanya.

Jeongin pun langsung berlari lagi ke arah pintu bus dan langsung naik begitu saja.

"Hah...hah... terima kasih paman" ujarnya terengah-engah menaiki bus.

"Berterima kasihlah kepada pemuda di belakang, dia yang memberiku tahu kalau masih ada penumpang"

"N-nde?"

Stuck On You ⌜HyunJeong⌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang