part 3

3.1K 297 19
                                    

Suara riuh tepuk tangan memenuhi setiap penjuru sebuah ruangan, seorang MC mulai bersuara diatas panggung tempat dimana para peserta berdiri.

"Saat yang hadirin sekalian tunggu-tunggu Ada disini! Siapakah yang akan menjadi Duta Daerah tahun ini? Kita lihat siapakah?"

"Mr.Jaemin Adrian Meshach!" Tepuk tangan kembali menggema setelah sang MC mengumumkan siapa yang mendapat penghargaan menjadi Duta wisata tahun ini.

Jaemin berjalan kedepan dan menerima penghargaan berupa piala yang di berikan oleh Salah satu petinggi.

Di tempat duduknya, Jeno menatap tanpa kedip pada sosok cantik nan manis yang berdiri diatas panggung, siapa lagi jika bukan Jaemin Adrian Meshach. Sepertinya Jeno tertarik dengan keelokan seorang Jaemin.

Dia bahkan memperhatikan Jaemin dari kaki hingga berakhir di wajah cantiknya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Selamat malam, ladies and gentlemen. Dengan penghargaan seperti ini membuat seseorang menjadi lebih percaya diri. Dan percaya diri membantu setiap orang dikalangan masyarakat untuk mengukur ketinggian kesuksesan. Bahwa, Ada seseorang dibalik kesuksesan seseorang yang sukses. Dan Saya ingin menjadi seseorang itu,"

Taehyun terpesona dengan setiap kata yang diucapkan oleh Jaemin hingga tanpa sadar bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman.

"Saya yakin bahwa di masa depan hidup saya, bahkan jika seorang pengecut memasuki hidupku, saya bisa membawanya ke setiap puncak kesuksesan. Hidup itu indah, hidup itu harus dijalani jangan sia-siakan."

"Dan saya juga akan menyumbangkan hadiah saya pada panti asuhan Kasih Bunda, terimakasih." Jaemin mengakhiri ucapannya dan tepuk tangan kembali para hadirin berikan untuk si pemuda cantik.

"Hargai seseorang pak, termasuk wanita." Entah untuk apa Taehyun berkata seperti itu. Menyindir atau hanya memberitahu Jeno, entahlah.

"Bukankah sudah kukatakan, seseorang bisa menikmati hidup tanpa uang?" Balas Jeno ditengah kebisingan ruangan itu.

Jeno menyeringai ketika Jaemin mulai meninggalkan panggung. Entah apa yang dipikirkannya, yang pasti ia ingin mendapatkan Jaemin untuk mainannya setidaknya menemaninya untuk satu malam.

____________

"Selamat pagi, bibi." Sapa Jaemin pada wanita paruh baya yang sedang membaca buku. "Selamat pagi," Balasnya.

"Dimana temanmu yang lain?" Tanya bibi lagi. "Sebentar lagi mereka akan datang,"

Tak berselang lama, teman-teman Jaemin datang lalu menyapa bibi dan bibi balas Sapaan mereka dengan ucapan selamat pagi pula.

"Putramu menelpon dari Amerika tadi malam, tapi kau sudah tidur. Dia akan menelpon kembali malam ini," Beritahu Salah satu teman Jaemin yang bernama Haechan.

"Putraku tidak ingin hidup bersama ibunya, jadi dia pergi ke Amerika. Dia tahu ibunya pergi tidur lebih awal, lalu apa artinya menelpon selarut itu?"

"Ngomong-ngomong, putraku pergi ke AS, sementara putriku pergi ke Jerman. Tidak ada yang merawatku diusia tuaku," Ujar bibi lagi sembari mengambil selembar roti.

Yup, sekarang mereka sedang berada dimeja makan untuk sarapan.

"Jangan khawatir," Imbuh pria bernama Renjun, "kita disini untuk menjagamu," Tambah Renjun menenangkan.

"Pria-pria yang ada disini sebelum kalian mengatakan hal yang sama. Mereka menyelesaikan kuliahnya dan kembali setelah mereka lulus." Bibi menjeda ucapannya, "ketika kalian menyelesaikan pendidikan kalian, kalian juga akan kembali kerumah. Lupakan! sekarang bersiaplah, kalian harus bergegas kekampus," Ujar bibi mengingatkan.

Memilih Cinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang