Paman sedang membaca buku disofa ketika bel rumah berbunyi. Kemudian ia bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu.
Ketika paman sudah membuka pintu Dan menemukan Jeno berdiri dihadapannya, paman langsung bertanya kemana Jeno pergi seharian ini hingga ia pulang larut.
Memang bukan hal asing Jeno pulang larut, bahkan Jeno selalu pulang pagi hari jika ia sedang mengadakan pesta dengan para gadis-gadis diluaran sana.
Tapi seingat paman, beberapa hari ini Jeno tidak Ada meminta ijin untuk membuat pesta Dan pulang larut. Itu artinya Jeno hanya pergi ke kantor Dan setelah itu langsung pulang kerumah.
"Kemana saja kau pergi? Paman melihat kau dua Hari lalu, dan setelahnya kau menghilang begitu saja tanpa kabar!" Cerca paman.
"Masuklah, Jaemin." Jeno mempersilahkan Jaemin untuk ikut masuk dengannya dan menghiraukan omelan paman.
"Paman, dimana daddy?" Jeno menanyakan keberadaan sang ayah.
Yang dicaripun sedang turun tangga dengan sudah menggunakan piyama dan jubah tidurnya. Jeno dan Jaemin pun berjalan mendekat menghampiri ayah Jeno.
"Dad, ini Jaemin. Ka-kalian semua jangan salah paham, Jaemin sedang dalam masalah besar, pernikahannya dibatalkan dan aku pikir aku bertanggung jawab untuk itu. Dad, aku ingin Jaemin tinggal disini sebagai tamu, jika kau tidak keberatan." Jeno menjelaskan agar ayah, paman juga paman Will yang sudah bergabung tidak salah paham.
"Merry!" Panggil daddy pada pelayannya dan tidak menjawab ucapan sang anak. "Bawa dia ke kamar tamu, layani dia dengan baik dan berikan apapun yang dia mau! " Perintah daddy pada bibi Merry.
"Baik tuan." Sahut bibi Merry, "Mari tuan, ikuti saya," Ajak bibi Merry pada Jaemin. Jaemin pun mengikuti bibi Merry dari belakang menuju kamar tamu yang berada di lantai atas. Setelah sebelumnya mengucapkan terimakasih pada daddy.
"Thank you, dad." Ujar Jeno pada daddy sepeninggal Jaemin.
"Nak. Sampai saat ini kau hanya membutuhkan dukungan dari para gadis. Tapi hari ini, daddy melihat seseorang membutuhkan dukunganmu. Kau tidak pernah bisa berbohong padaku," Kata daddy seperti sedang menggoda putra semata wayangnya membuat Jeno terkekeh.
"Daddy harap kau juga mengatakan yang sebenarnya Hari ini." Lanjut daddy.
Jeno hanya tersenyum, "good night, dad." Ujar Jeno tanpa membalas ucapan sang ayah. "Good night." Balas daddy.
Dan setelahnya Jeno beranjak menuju kamarnya dan meninggalkan daddy yang tersenyum penuh arti.
Daddy mendekati paman yang masih berdiri disana lalu bertanya.
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu?" Tanya daddy pada paman.
Paman menggeleng, "tidak. Bagaimana aku mengatakan sesuatu ketika tuan tidak mengatakannya. Aku tidak ingin mengatakan apapun," Kemudian paman meninggalkan daddy.
Daddy beralih pada paman Will, "Will,"
"Ya tuan?"
"Pergilah ke kamar tamu dan buatkan apapun yang dia minta, oke?
" Baik, tuan."
Setelahnya daddy meninggalkan paman Will yang masih berdiri disana.
"Wah, sangat luar biasa! Tuan muda membawa pulang seorang pria manis dengan pakaian pengantin pada tengah malam? Dan ayahnya memintaku untuk melayaninya. Wah, keluarga yang sangat luar biasa!" Monolog ya sepeninggal tuannya.
Tetapi ketika ia akan beranjak, daddy menghentikan langkahnya dengan menyentuh bahunya.
"Will! Bicaralah didepanku, jangan dibelakangku. Tradisi keluarga ini adalah keramahan. Apa itu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/237282031-288-k909827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilih Cinta ✔
FanfictionJeno Abrisam Reynand adalah seorang pemuda yang hobby bergonta-ganti pasangan hanya untuk menghabiskan malam bersama diatas ranjangnya. dia tidak pernah berkeinginan memiliki hubungan serius ataupun seseorang untuk ia ajak menikah. namun, seorang p...