BughhSeseorang yang tadi akan memukul ardhan dengan balok kayu jatuh tersungkur karena vano datang terlebih dahulu dan melayangkan bogeman nya pada seseorang tadi.
Della yang melihat vano datang bak penyelamat langsung berdiri menghampiri sang kakak. Sedangkan vano masih terus melayangkan serangannya.
Melihat lawannya yang sudah kewalahan vano hanya menunjukan senyum smirk nya seolah mengejek.
Sang leader yang tak lain bernama matteo yang melihat senyum mengejek dari vano menatapnya penuh kebencian.
Matteo menyuruh anak buahnya untuk melarikan diri. Tapi sebelum matteo benar-benar pergi dari hadapan vano membisikan sesuatu yang membuat vano menggeram marah.
"main-main sama cewek itu kaya nya seru" bisik matteo pada telinga vano dengan smirk nya
Vano benar-benar marah mendengar ucapan matteo ah sepertinya itu sebuah peringatan untuknya.
Tanpa memikirkan perkataan matteo barusan vano segera menghampiri della dengan seorang pria tadi yang vano yakini jika dia ialah kakak della.
Melihat seseorang yang berdiri dihadapannya, della segera mendongakan wajahnya terlihat dirinya benar-benar cemas dan ketakutan.
Vano berjongkok dan segera membopong ardhan untuk mengantarnyavke rumah sakit.
Della dengan bergegas mengikuti langkah vano.
Setelah sampai rumah sakit ardhan segera di bawa keruang UGD sedangkan della dan vano menunggu di ruang tunggu
Melihat della yang terus terisak vano merengkuh tubuh della untuk menenangkannya.
"sttt lo ga boleh sedih abang lo akan baik-baik aja" bujuk vano agar della tidak bersedih lagi
"de-della takut el" ucap della dengan suara terisak
"lo gausah takut ada gue"
Tanpa membalas ucapan vano della mengeratkan pelukannya. Vano yang melihat della mengeratkan pelukannya tersenyum tipis sambil mengelus rambut della.
Selang beberapa menit mirza dan indira datang dengan raut muka khawatir
Della yang melihat orang tuanya datang melepas pelukannha vano dan segera berhambur ke pelukan indira
"mamah hiks... Abang"
"sttt udah sayang abang pasti baik-baik aja" ujar indira menenangkan meskipun dalam hatinya sangat khawatir
"ini semua sa-salah della hikss, se-seandainya aja della hikss ga minta abang anter beli makanan a-abang pasti gaakan masuk rumah sakit hikss"
"sttt ini bukan salah della, kalo tadi abang ga anterin della nanti nya kan della yang kenapa-napa"
"ini bukan salah della. Della jangan nyalahin diri della sendiri" ujar mirzha.
Pandangan mirzha tertuju pada seorang pemuda yang menemani della tadi.
Vano yang merasa mirzha memandangnya langsung memberi salam.
"hallo om saya elvano teman satu sekolahnya della" ujar vano memperkenalkan diri.
Mirzha hanya berdehem merespon.
Tak lama kemudia pintu ruang UGD terbuka menampilkan dokter yang menangani ardhan.
"bagaimana anak saya dok? " tanya mirzha langsung setelah melihat dokter di ambang pintu.
"alhamdulillah keadaan pasien baik-baik saja tidak memiliki luka dalam. Mungkin pasien pingsan karena jantung nya yang lemah" jelas dokter.
Ardhan memang memiliki jantung yang lemah, sehingga membuat dirinya untuk tidak terlalu kelelahan yang akan membuat dirinya tak sadar kan diri.
Della, vano, mirzha, dan indira menghembuskan nafasnya lega setelah mendengar penjelasan dari dokter.
"jika ingin menjenguk pasien masuk saja kedalam saya pamit undur diri" pamit dokter diakhir kalimat
Sebelum masuk menjenguk keadaan ardhan vano lebih dulu pamit undurkan diri.
Della dan orang tuanya berterima kasih pada vano yang telah menyelamatkan della dan ardhan.
Setelah kepergian vano, della dan kedua orangtuanya segera masuk ke dalam ruangan untuk melihat keadaan ardhan.
•••
Vano tidak langsung pulang kerumahnya melainkan ke rumah devan karena teman-temannya sudah berkumpul di rumah devan.
Setelah sampai di rumah devan, vano segera memarkirkan motornya di sebelah Kanan motor devan dan sepertinya di sebelah kiri motor devan terdapat motor gavin dan dava.
Tanpa mengetuk pintu vano segera melangkahkan kakinya ke kamar devan.
Pemandangan yang pertama kali vano lihat adalah devan dan dava yang sedang bermain game di ponselnya, resta dan gavin sedang bermain ps. Jangan lupakann juga bekas makanan yang bertebaran dimana-mana.
Pletakk
Vano menjitak kepala resta yang sedang fokus dengan ps nya.
"anjing" pekik resta. "lah pan ngapain lo jitak pala gue" tanya resta dengan kesal. Karena tanpa tau salah apa vano tiba-tiba menjitak kepalanya.
Vano hanya menatap nya datar kemudian mengedikan bahunya acuh.
"ngapa telat lo? " tanya devan setelah menyadari kedatangan vano.
"nolong orang"
Resta, gavin, dan dava langsung menatap vano horor.
Vano yang di tatap seperti itu mengangkat sebelah alisnya seolah berkata apa?
"van kayaknya lo kemasukan setan deh" ujar gavin dengan tampang polosnya
"masa sih setan, kayaknya roh baik deh" celetuk dava ikut-ikutan
"tapi kok bisa si vano kerasukan" ujar resta tak ingin ketinggalan
Vano memutar bola matanya malas, sedangkan devan hanya tersenyum. Karena tidak biasanya vano menolong orang biasanya ia cuek bebek
"bacot lo semua" sentak vano kesal
Mereka semua langsung tertawa lepas melihat vano yang sudah kesal.
"tumben lo nolong orang? " tanya dava setelah berhenti tertawa
"della sama abang nya dikeroyok matteo sama anak buahnya"
Mendengar nama matteo, semuanya langsung memandang vano dengan serius.
"terus? " tanya gavin penasaran
"gue tolongin, tapi si matteo malah ngancem gue kalo dia bakalan main-main sama della"
"sekarang langkah apa yang bakal lo ambil? " tanya devan
"gatau, gue males berurusan sama cewek"
"tapi dia udah bantuin lo waktu di keroyok" ujar resta
"itu yang jadi masalah. Gue harus balas budi"
Devan tersenyum, lalu berdiri menepuk bahu vano sambil berkata.
"gue tau kalo lo bisa ngambil keputusan yang tepat"
Vano termenung apa yang harus ia lakukan. Haruskah vano membiarkan della begitu saja atau menjaga nya sebagai bentuk ucapan balas budi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl
Novela Juvenilcerita tentang Ayudia Fredella atau yang sering biasa di panggil della, gadis mungil yang sangat cantik dan menggemaskan. Della si cewek polos yang tidak mengerti tentang "pacaran". tiba-tiba bertemu dengan Elvano Faresta yang mengajak nya pacaran...