Chapter 11

658 28 3
                                    

"Dell ayo ke kantin." ajak Adel pada Della untuk ke kantin karena bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Kalian aja Della males jalan" ucap Della sambil fokus memainkan game Pou di ponselnya.

"Beneran nih lo gak mau ke kantin?." tanya Clarissa memastikan.

"Beneran, kalian aja." ucap Della yakin.

"Mau nitip sesuatu gak Dell?." tanya Elina.

"Nitip donat coklat aja 4." jawab Adel memesan donat dengan senyum mengembang.

"Yaudah kita duluan ya Dell." Pamit adel.

"Iyaa"

Setelah ketiga sahabatnya pergi, Della mulai fokus kembali pada ponselnya dan bermain game favoritnya.

Saat sedang asik-asik nya bermain game tiba-tiba seseorang meletakkan satu piring nasi goreng dan satu botol air putih di atas meja depan Della.

Della mendongkak kan kepalanya, Della kaget ternyata yang berdiri dihapannya saat ini ialan Vano pacarnya.

"El"

•••

"Van lo serius pacaran sama si Della?." tanya Resta membiat semua pandangan mengarah ke Vano.

"Hm"

"Kenapa lo mau jadiin si Della pacar lo?." sambung pertanyaan dari Dava.

"Buat jagain dia." jawab Vano enteng.

"Kalo sekedar buat jagain dia gausah sampe dijadiin pacar juga. Cara lo salah Van, gimana kalo nanti lo nyakitin Della." nasihat Devan, karena dirinya tidak suka melihat temannya yang mempermainkan hati perempuan.

"Gaada cara lain, cuma dengan cara itu gue bisa selalu ada disisi dia tanpa sia merasa risih sedikit pun."

"Tapi gimana kalo lo sampe sakitih hari dia, inget Van, Della itu cewek polos yang gak tahu apapun."

"Gue tau dan gue aka berusaha agar gak nyakitin hati Della" jawab Vano meyakinkan Devan.

Devan hanya mengangguk percaya dengan kata-kata Vano barusan.

"Van gue mau nanya serius deh sama lo." raut muka Gavin sangat serius saat mengatakan hal tersebut.

Kini semua pandangan mengarah pada Gavin.

"nanya apaan?." tanya Vano.

"Ko yayang Della mau sih pacaran sama lo"

Devan dan Vano menunjukan ekspresi yang sepertinya ingin sekali mencakar-cakar raut muka Gavin, berbeda dengan Resta dan Dava yang masang muka seserius mungkin.

"Karena gue ganteng gak kaya lo kentang." ucapan Vano sontak membuat semua orang tertawa.

Gavin memberengut kesal, "Segini mah masih ganteng dari pada si Bombon." Gavin tetap memuji nya sendiri dengan membandingkan dengan Bombon yang mempunyai badan gempal.

"Hahaha anjir kalo dah jelek gausah ngaku ganteng." ucap Resta dengan tertawa renyah.

"Ngaca dulu woyy." pekik Gavin tak terima.

"Setidaknya gue lebih ganteng dari lo." ucap Resta masih dengan membanggakan dirinya sendiri.

"Jauh lebih ganteng gue kemana-mana." ujar Gavin tak mau kalah.

"Gu-"

"STOP" potong Dava cepat, "Yang beneran ganteng aja dari tadi diem lah kalian muka kentang ngaku-ngaku ganteng." ujar Dava sambil melirik kearah Vano dan Devan.

Gavin memutar bola matanya, "Liat aja taun depan gue bakalan lebih ganteng dari pada kalian berdua."

"Ter.se.rah" ucap semuanya dengan penekanan.

"Apa yang ka-"

"ADEL" panggil Resta memotong ucapan Gavin.

Adel yang sedang celingukan mencari tempat duduk bersama Clarissa dan Elina pun menoleh saat merasa namanya terpanggil.

Ternyata yang memanggilnya barusan adalah Resta, teman sekaligus tetangganya dirumah.

Adel menghampiri tempat Resta duduk diikuti oleh Clarissa dan Elina.

"Apaan?." tanya Adel sedikit sewot.

"Busettt sewo banget sih lo jawabnya" ucap Resta sbil mengelus dada.

"Terserah gue lah, apaan lo manggil gue?." tanya Adel sekali lagi.

"Gue tuh manggil lo dengan maksud dan tujuan yang baik tapi lo dateng-dateng malah sewot git-"

"Buruan mau ngomong apa?." tanya Adel tak sabaran.

"Ck, gak sabaran amat. Gue manggil lo kesini mau nawaein tempat duduk, lo duduk sini aja gue tau kok meja nya udah pada penuh." Benar juga apa yang dikatakan Resta, meja kantin sudah sangat penuh.

Adel mebolehkan pamdangan nya pada Clarissa dan Elina meminta persetujuan, mereka berdua mengangguk antusias.

Adel setuju dengan tawaran Resta tak lupa dengan ucapan terimakasih.

Vano yang menyadari jika mereka teman-teman Della membuka suara, "Della mana?."

Mereka semua terlonjak kaget mendengar ucapan Vano yang tiba-tiba.

"Eh em Della di kelas katanya males jalan ke kantin." jawab Clarissa agak gugup.

Vano mengangguk dan langsung berdiri untuk bergegas menyusul Della ke kelas.

"Eh Van mau kemana?." tanya Gavin sebelum Vano melangkahkan kakinya.

"Kelas Della." jawab Vano singkat.

"Em, Van" panggil Elina membuat Vano menoleh dengan mengangkat sebelah alisnya. "Tadi Della pesen donat rasa cokelat empat." lanjut Elina menyebutkan pesanan Della tadi.

Vano mengangguk mengerti kemudian pergi ke kelas Della, sebelum pergi Vano membeli dulu donat pesanan  Della tak lupa satu porsi nasi goreng dan satu botol air putih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang