1.5 Bad Dream

170 11 0
                                    

[Tatto]












Ucapan Yejin mengenai dia yang kemungkinan akan berada di rumah sakit untuk waktu yang lama ternyata benar. Sehari setelah mereka berbaikan, Yejin langsung dirawat intensif, karena akan mulai menjalai kemoterapi.










Noa bahkan meminta tolong June Hyung untuk memonitor pekerjaannya selama beberapa hari terakhir karena tidak ingin meninggalkan Yejin, bahkan ketika gadis itu selesai menjalani kemoterapi sekalipun. Jangankan ke kantor, beranjak sebentar saja, Noa tidak mau, padahal Yejin juga masih belum sadar karena efek kemoterapi yang cukup menguras tenaga. Noa bahkan meringis beberapa kali saat bergerak, karena persendiannya yang ngilu di sana sini, padahal sakit yang dirasakannya tidak seberapa dibanding sakit yang dirasakan Yejin.










"Apa rasanya sakit sekali?" Junkyu yang sedari tadi melihat Noa sesekali meringis akhirnya bertanya, prihatin sekaligus penasaran terhadap kondisi sahabatnya. Keduanya sedang makan di kantin rumah sakit, itupun karena Junkyu yang menyeret, literally benar-benar menyeret Noa ke kantin karena laki-laki itu yang tidak mau beranjak, padahal Yejin sendiri masih terlelap; istirahat.










Noa mengangguk, "Padahal Yejin saja masih tidur, tapi masih bisa merasakan sakit." Jawabnya sedih. Junkyu yang melihatnya jadi ikut sedih. Laki-laki tinggi itu hanya menepuk bahu Noa, berusaha menenangkan. "Aku bahkan kaget saat tau Yejin mengidap Leukimia. Karena selama bekerja di cafe pun dia terlihat biasa saja, bahkan tergolong cekatan dan tidak terlihat seperti orang sakit sama sekali." Tuturnya.










Noa hanya menghela napasnya. Seandainya Ia bertemu lebih cepat dengan Yejin, mungkin keadaannya akan sedikit lebih baik dari saat ini.










***








"Hei."










Yejin menoleh dan tersenyum kecil saat mendapati Noa yang baru saja menutup pintu. "Hei." Balasnya.









Yejin menutup buku yang sedari tadi dibacanya dan memilih mengikuti presensi Noa yang berjalan menghampirinya dengan lesu. "Boleh peluk?" Tanya laki-laki itu begitu sampai di hadapannya.










Yejin terkekeh kemudian merentangkan lengannya, menyambut Noa yang langsung mendekapnya erat. Keduanya tidak lagi canggung untuk saling berbagi afeksi pasca pembicaraan mereka waktu itu. Yah, meskipun Yejin masih sedikit kaku dan cenderung malu-malu, apalagi ketika Noa sudah mulai bersikap clingy dan super manja. Tapi bukankah itu wajar? Noa juga berpikir bahwa mereka, terlebih Yejin, butuh waktu untuk terbiasa dengan kehadiran satu sama lain.










"Kau kesal?" Tanya Yejin begitu Noa melepaskan pelukannya setelah beberapa menit. Noa hanya mengangguk sembari mengelus puggung tangan Yejin yang sedikit membengkak karena jarum infus. "Hanya kolega yang menyebalkan." Jawab Noa dengan wajah tertekuk. "Ditambah anggota tim yang tidak kapabel. Kepalaku rasa-rasanya mau pecah."











Yejin hanya tersenyum maklum. Pantas saja perasaannya sejak siang tadi tidak baik, rupa-rupanya Noa sedang kesal dan mungkin juga stress dengan beban kerjanya pasca cuti hampir dua minggu karena menemani dirinya di rumah sakit saat kemoterapi pertamanya. "Maaf yah?"










Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[4] SOULMATE 《ft》 K-IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang