SARAH X JOE

12 2 0
                                    

SARAH

Terkadang ketika kita beranggapan hidup adalah sesuatu yang teramat sangat indah.

Terkadang filem bisa membuat orang yang menyaksikannya terbawa akan jalan cerita bahkan tidak jarang sampai ikut menangis jika sedang menyaksikan kejadian menyedihkan. Tapi sayangnya aku bukan pecinta filem yang akan menangis ketika sang tokoh utama meninggal atau akan menjerit histeris ketika mengetahui sang tokoh utama di kejar-kejar hantu.

Aku ini penggemar buku, penyuka cerita fiksi, novel khususnya. Jadi jangan heran jika aku akan duduk sendirian di pojok kafetaria waktu jam istirahat makan siang di kantor, atau sekedar keluar ke taman untuk menyelesaikan membaca novel yang tertunda untuk ku selesaikan.

Seperti minggu pagi ini, ketika semua sibuk berlari dan memperbanyak keringat aku justru bangun pagi lalu mandi dan mengambil novel baru yang aku beli kemarin sepulang kerja dari kantor.

Bergegas melangkah menuju taman dan membuka novel. Aku memilih duduk di bangku panjang yang di sebelahnya terdapat bunga Bugenvil yang sudah terlihat tua tapi tetap memesona dengan bunga-bunga yang menggerombol di setiap dahannya.

Aku mulai membaca novel yang judulnya "The Dark Chocholate" sepertinya aku benar-benar terbawa oleh suasana sampai tidak memperdulikan orang-orang yang geleng-geleng kepala menatapku yang senyum sendiri, sampai akhirnya suara bass milik lelaki dewasa merangsang indra pendengarku, aku mendongak dan mendapati seorang lelaki dengan mengenakan pakaian olahraga tengah tersenyum padaku.

"Bolehkah saya duduk di sini nona" Dia masih tersenyum dan melirik tempat duduk kosong yang ada di sebelahku, aku bingung kenapa harus meminta izin bukankah ini milik umum.

"Silahkan saja ini tempat umum kok jadi tidak ada orang khusus yang memilikinya" Setelah bicara seperti itu aku kembali pada novelku dan membayangkan Victoria yang sedang duduk menunggu kekasihnya.

.

.

JOE

Sebenarnya aku sudah memperhatikannya dari tadi, perempuan itu, apakah dia tidak sadar kalau sudah menjadi perhatian banyak orang karena cekikikan tidak jelas seperti itu. Sebenarnya sih jelas saja dia sedang membaca buku jadi kemungkinan besar adalah dia terbawa oleh jalan ceritanya, tapikan tetap saja itu terlihat, aneh.

Alih-alih mengabaikannya aku justru mendekatinya, aku tidak tahu kenapa aku mendekatinya, hanya saja aku memang merasa ingin. Jadi kulangkahkan kaki dan berjalan ke arahnya. Sekarang aku sedang berdiri di hadapannya tapi dia mengindahkanku jadi mungkin aku harus memberitahu perihal kehadiranku padanya.

"Boleh saya duduk di sini nona"

Aku menyapanya dengan suara seramah mungkin, bahkan aku berusaha menarik sudut bibirku agar tercipta lengkung bersahabat, tapi kenapa dia tidak mengalihkan pandangannya justru tetap fokus pada bukunya sampai beberapa lama dia mendongak dan menatapku dari atas kebawah dan keatas lagi lalu menyuruhku duduk karena bangkunya milik umum, ah benar juga ya kenapa tadi aku pakai izin segala, Aneh sekali.

Aku mengambil duduk dengan jarak yang menurutku tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh, aku menyodorkan tangan dan menyebutkan namaku.

"Salam kenal namaku Joe" Dia menoleh dan menatapku dengan mata bulatnya, aku baru sadar kalau dia begitu manis dan memiliki mata yang hitam indah.

Aku merasakan tangan mungil yang menyentuh telapak tanganku, lalu diiringi dengan suara milik si wanita manis.

"Sarah Hillton, salam kenal kembali" Dia menarik tangannya jadi aku juga ikut menarik tanganku, sebelum dia kembali ke bukunya lebih baik aku mencari topik pembicaraan.

"The Dark Chocholate ya, kisah gadis yang bernama Victoria mati mengngenaskan karena menunggu Peter kekasihnya kan?" Sepertinya dia terliahat tertarik dengan obrolan yang ini.

"Kau pernah membacanya"

Yes berhasil.

"Yah, sekilas milik teman kantor, kau suka membaca?" lanjutku.

"Benar sekali, jadi bisakah kau membiarkan aku membaca Joe"

Hah apa katanya tadi, membiarkannya membaca itu sama saja menolak mengobrol denganku kan, baru kali ini ada wanita yang menolak berbicara padaku.

"Jadi aku mengganggumu ya?" Aku bertanya dengan tampang terpasang tanpa tahu diri...

"Seperti itu lah"

Dan dia kembali pada novel yang ada di tangannya, mengenaskan.

.

.

SARAH

Aku kira dia akan pergi tapi ternyata aku salah dia justru duduk dan memberi salam perkenalan, rasanya ingin sekali aku menyuruhnya untuk pergi tapi memang siapa aku, jadi aku terima saja uluran tangannya, baru saja aku akan membuka lagi novelnya tiba-tiba dia bicara.

"The Dark Chocholate ya, kisah gadis yang bernama Victoria mati mengngenaskan karena menunggu Peter kekasihnya kan." Hah bagaimana di tahu.

"kau pernah membacanya?" Sekarang aku sedang ingin tahu, jadi kututup dulu bukuku.

"Ya sekilas milik teman kantor, kau suka membaca?"

"Benar sekali, jadi bisakah kau membiarkan aku membaca Joe" Rasakan itu.

"Jadi aku mengganggumu ya" Tentu saja bodoh, tapi itu hanya dalam hatiku karena pada akhirnya yang keluar adalah.

"Seperti itu lah" Dan kembalilah aku pada si Victoria tapi karena di pandang begitu aku jadi tidak fokus untuk berimajinasi maka kuputuskan untuk menutup novel dan pulang, baiklah Victoria tunggu sampai aku memasukanmu lagi kebalam imajinasiku.

Aku menutup novel dan berdiri melangkahkan kaki untuk pulang.

.

.

JOE

Dia manis sekali, cuek dan apa ya pokoknya menurutku dia menarik. Rasanya aku ingin berbicara lagi padanya tapi disindir begitu aku jadi sungkan.

Jadi kubiarkan saja dia membuka bukunya kembali, ku pandangi gadis ini dari samping sesekali aku melihatnya melirik padaku lalu kembali lagi membaca, sampai tiba-tiba dia menutup bukunya dan berdiri lalu pergi.

Aku ingin menahannya tapi aku berpikir memangnya siapa aku, kupandang dia berlalu sampai tidak kelihatan lagi, aku tidak tahu kenapa begitu tertarik melihatnya, ku geser pandanganku ke tempat dia duduk dibangku panjang ini, lalu mendapati sebuah buku kecil, sepertinya buku catatan, diatasnya tertera nama Sarah Hillton. Ku ambil buku itu dan berlari kearah yang di lalui Sarah, tapi percuma dia sudah tidak kelihatan.

Ku pandangi buku yang sekarang ada di tanganku seulas senyum tercipta, sepertinya dewi Vortune sedang berpihak padaku sekarang.

-TBC-

Makasih banyak-banyak yang udah mampir.

Maafkan typo bertebaran.

KUMPULAN CERPEN |SEJUTA ISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang