SEKEDAR NAMA

27 3 0
                                    


"kejar Ndra...., kejar."

Oh astaga suara anak ini benar-benar membuat gendang telingaku seakan mau pecah, pelajaran yang disampaikan beberapa menit lalu oleh Bu Endah seperti sudah melayang jadi burung merpati yang terbang tinggi di angkasa.

Kelas yang awalnya bersih tanpa sampah berubah mirip tong sampah, apakah semua anak laki-laki memang suka berteriak dan lari-larian seperti ini. Kalau aku, dari pada buang-buang tenaga mending buat tidur, kan enak.

"Ra, keluar yuk berisik!!!?" Rupanya temanku yang mirip marmut satu ini juga nggak betah lama-lama dalam kelas yang sekarang lebih mirip seperti kebun binatang, jadi dari pada aku juga mirip binatang maka ku iyakan saja ajakan Rosa si marmut.

Jalan-jalan di lorong sekolah membuat telingaku cukup jinak untuk sesaat, yah kalian tau kan telingaku terkadang mirip monyet yang suka lompat kalau dia merasa terusik dengan suara-suara indah nan merdu milik teman-temanku.

"Ara ..."

Telingaku ini seperti menangkap suara milik Pak Banu beruang. Guru matematikaku.

Aku berharap sepasang telinga monyetku salah tangkap suara, karena kalian tau aku belum mengumpulkan tugas matematika yang diberikan beliau dua minggu yang lalu.

Kalian jangan tanya kemana aku, sampai tidak mengerjakan PR. Karena alasan dan jawaban yang tepat adalah aku berada di tempat peraduanku yaitu si Olaf kolong kasurku, kalian pasti tidak ingin bertanya kan apa saja yang aku lakukan disana.

Untuk meyakinkan pendengaranku, ku hentikan langkah kaki dan menoleh kebelakang, dan ternyata benar dugaan ku Pak beruang yang super duper baik itu telah berdiri di tepi pintu dengan memilin ujung kumisnya yang panjang.

"Iya siap pak, ada apa ya." Jawabku dengan tampang menggemaskan ala kelinci berpipi gembil dengan senyuman lebar yang sedang ku pinjam dari Masha serial kartun ANTP.

"Mana tugas yang Bapak berikan 2 minggu lalu" Tuhkan apa ku bilang, tugas adalah hutangku kali ini, dan sialnya aku tak membawa si Bubu buku matematikaku, sebenarnya buakn aku yang lupa tak membawa Bubu tapi buku itu yang kadang menghilang tanpa jejak dan tiba-tiba muncul lagi di bawah bantal tiga hari kemudiaan .

"Janji deh pak besok pasti saya bawa" Ucapku dengan semangat dan langsung dibalas tatapan mata sipit yang entah bagaimana aku tahu, mata itu agak merasa menderita.

Mungkin karena tak tahan terlalu sempit berada disana.

"Kamu ini tukang ngibul, mana ada Bapak mau percaya sama kamu"

"Yah saya juga gak minta bapak percaya sih, tapi selama bapak yakin pasti niat saya berhasil"

"Kamu ya, masih aja gak berubah, mau saya panggil wali kamu lagi ke sekolah"

Lah ini Bapak pake ngancem-ngancem kayak mafia saingan jualan narkoba aja, mending nyapu halaman sekolah seminggu ketimbang bawa-bawa wali ntar dikira mau nikah.

"Jangan gitu dong pak, ntar banyak yang salah paham"

"Salah paham apa?, yang ada biar seluruh sekolah tau kalo kamu ini gak beres!"

"Jangan dong pak itu namanya pencemaran nama baik"

"Lah, terserah kamu lah. Jadi gimana PR kamu?"

"Dari pada bahas PR mending kita bikin kesepakatan aja yuk Pak"

"Emang dasar kamu tukang jilat biar bisa bertahan hidup ya ..."

"Selama seminggu ini saya mau kok pak tugas piket dan nyapu halaman, hitung-hitung saya berbakti sama Pak Ujang yang udah susah ngerapiin sekolah"

Pak Beruang ini memang tidak mudah untuk dibujuk macam guru-guru yang lain. Tapi seegaknya Pak Beruang tidak sesulit penjaga pintu gerbang sekolah yang selalu nanyain dimana keberadaan tuan Crab dasi kepercayaanku yang bisa meningkatkan kecantikanku menjadi 19980 derajat.

"Gak cukup kalo cuma nyapu Fergusi" Kan ... bapak ini mulai tertarik bernegosiasi.

"Plus nyuci motor bapak tiga kali, gimana?"

"Ehhmmm, baiklah jangan lupa juga kamu harus berbakti pada Pak Ujang"

"Siap Pak"

.

.

Dan aku melangkah dengan anggun melewati kelas kating-kating yang terkenal ganteng itu, tak lupa tebar pesona goyang kepala kekanan dan kekiri supaya rambut ini terhempas manja meski banyak kutu.

Langkah juga ku lenggak lenggokan macam berjalan diatas karpet merah milik kerajaan Inggris supaya ngalah-ngalahin model kulit hitam yang sekarang lagi naik daun.

"Pala kamu gak pegel Ra takut gue ntar tambah bego"

"Lah kayak dari awal aku pinter aja"

"Terserah lo deh"

"Lumayan lo Ros ngurangin kutu"

Seperti yang Ara tahu dari sebuah artikel kalau kutu adalah binatang yang paling bisa melompat dalam jarak jauh, siapa tau kutunya itu bisa berkembang biak dengan baik setelah berhasil melompat dari kepalanya. Dan hidup bahagia di kepala orang lain.

"Sumpah temenan sama lo itu UNFAEDAH"

-TBC-


Makasih buat yang mau baca atau sekedar mampir, jangan lupa vote dan kasih komentar.

Makasih banyak-banyak ('v').

Maaf juga kalo banyak typo

KUMPULAN CERPEN |SEJUTA ISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang