Perbedaan Nexian dan Blackberry

13 1 0
                                    

Larissa mendekati Fiza waktu itu. "Za temenin aku ke kantin, beli jajan yu"
Fiza langsung sigap cepat dan jalan sangat pede karna tiba tiba Larissa yang cantik meminta ditemani.

Kok bisa?

...

Waktu saat jam olahraga sebelumnya, Larissa yang kebingungan dan panik tidak membawa baju olahraga. Karna jarak bangku Larissa tidak jauh dari bangku Fiza dan jelas terlihat. Hadid teman sebangku setia pun bilang ke dia.

"Za baju lu, kasih! Aca gabawa baju tuh"

Kebetulannya saat itu Fiza memakai kaos daleman dan belum berganti seragam olahraga.

Menghampiri Larissa...

"Ca pake baju aku nih, belum aku pake daripada nanti disuruh lari keliling. Biar aja aku pake kaos (jiwa modusnya keluar).

Larissa yang tidak enakpun menolak karna takut Fiza yang dihukum.

"Udah gpp ca, soalnya kamu doang yang gabawa baju olahraga" (dengan nada terbata bata).

Akhirnya dikenakan juga.

Dan semua turun ke bawah. Tersisa Fiza yang malah bingung juga mau ngapain. Lapangan pun diisi kelas mereka. Sudah ada guru olahraga killer menunggu.
Tapi bodohnya Fiza malah asik main ke kelas lain sambil ketawa tawi karna tak ada guru disana.

Guru olahraga naik ke kelas itu mecari murid tengil itu...

"Fizaaaaa, turun!" Dengan alis naik mata melotot tajam ke arah Fiza.

"Mampus gue man!" Saat itu posisinya sedang bermain kuda tomplok sambil rukuk masuk ke pantat temen kelas lain bermama Herman. Sampai sampai Herman kegelian karna kepala Fiza yang berada di sela selangkangan atau pantatnya itu ngusel ngusel ingin keluar. Terlebih lebih Fiza memegang paha Herman yang semakin geli.

Sontak Fiza panik lalu lari ke pintu melewati pukulan keras guru olahraga yang saat itu sedang memegang kertas absen siswa yang di bawa.

"Sue!" Decak kesal pak guru yang bernama Bambang itu.

Membuat semua murid kelas yang berada di sebelah kelas Fiza itu tertawa girang mendengar perkataan pak Bam tadi.

°

Di lapangan Fiza langsung disetrap dengan kaki di angkat setengah dan menjewer telinga.

"Ini hukuman kamu udah gabawa baju! gak turun kelapangan! malah main kuda tomplok dikelas lain. Sampe istirhat za" ucap guru olahraga yang sangat mulia itu.

"Fiza tersenyum dan tertawa melihat teman temannya yang sedang memperhatikan dan tertawa pula.

°

Padahal dia ingin sekali main bola basket saat itu, karna punya masalah sedikit akhirnya Fiza tidak bisa unjuk gigi didepan anak anak cewe, terutama Aca.

Sesi olahraga pun selesai, karna sehabis itu tinggal nunggu beberapa menit bel istirahat. Kelasnya pun lanjut ke kantin untuk melepas lelah.

Dan terjadilah Larissa yang merasa bersalah menghampirinya.

°

Waktu bisa merubah apapun. Material bumi, angkasa, bahkan jutaaan makhluk di alam bebas. Terutama hati manusia.

Jika saja yang ditunjukan selama ini adalah canggung, maka akan hilang harapan seperti waktu lalu. Sebisa mungkin Fiza berusaha menjadi lebih baik, berusaha percaya diri dengan semua kekurangannya.

Perlahan mencoba tuk berbicara dan ngobrol ke Aca walau tak pandai merangkai kata.

Tapi karna sifat Fiza yang tidak mau terlalu caper ke Larissa, setiap ada kesempatan pulang bareng. Di bus, dia hanya bisa mencuri tatap Aca yang sedang lengah. Hanya itu. Namun harapan untuk mengungkapkan masih terus di rajut.

"Cantik, aku suka sama kamu, jangan nolak kalo aku tembak ya nanti" dalam khayal penuh ambisius.

Saat turun bus juga masih sempat melihat Aca yang menaiki bus lagi.

"Hati hati cantik" dalam hati berbicara makin larut dalam khayal.

°

Pagi yang tak sempat tuk berleha leha datang.
Fiza telat lagi. Dan tak menyangka Aca pun sudah ada di dalam bus dengan posisi yang selalu sama dari awal yaitu duduk paling belakang dekat kaca.

Dia pun tak mau kalah untuk mengikuti posisi duduk Aca.

Obrolan awal pun dilontarkan oleh Aca kali ini. Bertanya tentang masalah pelajaran dan mengembalikan baju olahraga yang kemarin dipinjam. Lalu Larissa juga minta nomor telpon Fiza karna belum save nomornya.

"Oya Za, minta nomor lu dong" sambil mengeluarkan HP.

"Nih Ca" memberikan hpnya ke Aca

Tanpa sadar saat Fiza melihat HP nya Aca ternyata adalah Blackberry keluaran baru yang belum lama dirilis.

"BB baru ya ca?" Menelan ludah

"Iya Za, hadiah Papah karna nilai bagus"

Sangat malu saat itu. Senang karna mempunyai nomor Aca, malu karna melihat perbandingan HP nya. HP yang diberikan Fiza oleh orangtuanya saja sudah susah payah. Sedangkan Larissa sangat mudah memiliki barang baru.

Karna saat itu sangat booming sekali dunia dengan adanya HP yang sangat berkelas.. yaitu Blackberry.

Tapi Fiza senang. Raut wajah dan nada bicara Aca tidak sedang merendahkannya. Berarti masih ada kesempatan emas dang menghilangkan keraguan untuk dia mendekati Aca.

Fiza tau tidak sekelas dengan gaya Aca. Sudah kadang turun naik mobil saat sekolah, selalu mengganti sepatu tiap minggu dan yang terpenting adalah membawa barang sakral yaitu HP Blackberry sedangkan Fiza hanya punya Nexian

Kisah SebentarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang