1. Six Princes

8.8K 896 35
                                    

"Hi, my name is Bianca Desy Mariani, you can call me Bianca. I came from Indonesia. And my hobby is reading," ucap Bianca memperkenalkan diri dengan suara bergetar. Ah, rasa malunya karena hal tadi membuatnya ingin segera duduk di kursi saja.

"Apa kau bukan orang Filipina?" tanya lelaki berhidung mancung layaknya orang Timur, sepertinya lelaki itu berasal dari India. Bianca menggeleng sebagai respon. "Kau seperti orang Filipina."

"Apa dia terlihat sepertiku, Prem?" tanya gadis cantik berkulit sawo matang, sepertinya gadis itu orang Filipina. Bahkan, Bianca yakin sekali sekolah ini tidak sampai 50% orang Amerika, begitu beragam. Lelaki bernama Prem itu terlihat mengangguk sambil mengiyakan. Sementara gadis yang menyahut terlihat tidak suka dengan Bianca. Entahlah, sejak Bianca masuk, gadis itu menatapnya begitu tajam.

"Apa kau suka Alexander?" tanya yang lain. "Kulihat kau ditolongnya."

"Aku—"

"Sudah–sudah!" potong sang guru merasa waktu mengajarnya semakin menipis. "Bianca, kau bisa duduk di sebelah Karina Pawelska, gadis ber-sweater pink itu."

"Nie! [Tidak! : Polski]" tolaknya mentah-mentah. "Dia sudah berurusan dengan Kent! Aku tidak mau jadi blacklist daftar calon pacarnya karena dia duduk di dekatku!" Astaga, nada bicaranya tidak perlu sampai seperti itu juga, bukan? Membuat telinga Bianca panas saja mendengarnya.

"Karina–"

"Nie! [Tidak : Polski]"

"Mrs. Schwartz, biarkan Bianca duduk di sebelah saya." Gadis cantik bermanik biru mengangkat tangannya, rambut pirangnya tergerai dengan indahnya. Astaga, apa mungkin gadis itu malaikat? Cantik sekali! Apalagi ia menolong Bianca. Ah, ngomong-ngomong hanya Bianca di sini perempuan yang tidak memakai makeup. Sebenarnya ia ingin memakai lip cream tadi, tapi ia lupa.

Mrs. Schwartz terlihat mengangguk mengiyakan sebelum Bianca duduk di samping gadis cantik itu. Bianca melempar senyum ramah. "Terima kasih." Namun, tidak dibalas karena gadis itu sibuk memperhatikan pelajaran. Merasa diabaikan, Bianca menatap gadis yang menopang dagu di sebelahnya.

Waktu demi waktu berlalu, akhirnya tibalah di saat para siswi bebas dari pelajaran yang membosankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu demi waktu berlalu, akhirnya tibalah di saat para siswi bebas dari pelajaran yang membosankan. Itulah yang dipikirkan Bianca, ia bosan sekali belajar meskipun hal itu baik untuk dirinya. Bianca menoleh ke arah gadis di sampingnya, terlihat mengepak barang-barang. Bianca pun membantu. "Namaku Bianca, dan kau?"

Gadis itu menatap Bianca. "Angela Mckanzie."

Ah, pantas saja seperti malaikat, namanya saja malaikat...

"Kau akan pergi ke kantin?" tanya Bianca begitu melihat gadis itu menggendong tasnya dan hendak pergi.

"Ya."

"Boleh aku ikut?"

Angela terlihat berbalik menatap Bianca sebentar sebelum kembali melangkah sambil mengangguk. Bianca tersenyum puas. Akhirnya ia mendapatkan teman. Buru-buru ia menyusul gadis cantik itu  "Kau berasal dari mana?" tanya Bianca mencoba mencairkan suasana, gadis itu dingin sekali.

Innocent Prince [COMPLETE]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang