More than Friend

149 6 0
                                    

"Nangis sepuasnya kalau itu bisa bikin perasaan lo lega," ucap Jinhyuk sambil menyodorkan sekotak tisu pada Wooseok yang memang selalu tersedia di mobilnya.

"Lo mau makan apa? Nangis, capek 'kan? Jadi, sekarang mau makan apa buat isi energi lo?" Jinhyuk menginjak gas perlahan, mobilnya mulai meninggalkan pelataran parkir kafe.

"Ceker," jawab Wooseok pendek.

"Oke."

Jinhyuk menepikan mobilnya di sebuah kedai ceker pedas langganan Wooseok, membuka sedikit kaca jendela, dirinya sengaja tidak mematikan mesin mobil karena tak ingin membuat Wooseok terbangun dari tidurnya. Jinhyuk yakin Wooseok lelah, sudah lelah bekerja ditambah seharian ini dirinya terus menangis. Jinhyuk menutup pintu mobil dengan perlahan kemudian memesan makanan kesukaan sahabatnya itu.

Kini, mereka berdua telah berada di ruang keluarga rumah Wooseok. Jinhyuk tersenyum menatap sang pemilik rumah yang sekarang sedang lahap menggerogoti ceker ayam, meski mata dan wajahnya masih sembap tetapi sudah tak ada air mata lagi yang keluar dari mata indah Wooseok.

Derik terdengar dari pintu utama yang terbuka, kemudian disambut omelah Wooseok melihat adiknya yang baru pulang, "Dari mana? Mentang-mentang Mama sama Papa lagi ke rumah Nenek, baru pulang."

"Marah-marah mulu lo," sahut Minkyu, tangannya memastikan pintu utama terkunci, "Eh, ada Kak Jinhyuk. Lo kok betah sih temenan sama dia bertahun-tahun, Kak?" sekarang tungkainya mendekati di mana Jinhyuk dan Wooseok berada, lalu duduk disamping sang Kakak sambil menatap ngeri apa yang tersaji di meja.

Jinhyuk hanya terkekeh, "Kasian, kalau bukan gue gak akan ada yang mau jadi temennya."

Jinhyuk dan Minkyu saling menempelkan tinju mereka dan saling tertawa, puas melihat wajah kesal Wooseok.

"Kaya gak ada orang lain aja lo Kak. Lagian ini udah enam, bukan tapi tujuh kali lo putus tumben banget lo begini," ujar Minkyu, perkataannya terdengar jelas meski mulutnya sedang mengunyah.

"Dulu gue masih muda Kyu, kalau sekarang gue mau serius dalam berhubungan. Serius ya beneran serius sampai jenjang berikutnya buat bisa berkeluarga dan gue sama Yein udah ditahap sejauh itu walau hubungan gue sama dia akhirnya cuma sembilan bulan," Wooseok menghela napas.

"Lo karma sih Kak, biasanya lo yang ninggalin sekarang sekalinya lo mau serius lo yang ditinggalin," ucapan Minkyu berhasil membuat satu pukulan mendarat di kepalanya.

Minkyu mengaduh, "Padahal bener, tanya aja Kak Jinhyuk. Iya 'kan?"

Jinhyuk lagi-lagi terkekeh kemudian mengangguk.

"Lo kok malah belain Minkyu sih," gerutu Wooseok, "Pulang sana lo kalau masih mau sekongkolan sama Minkyu!"

Jinhyuk dan Minkyu tertawa, puas menggoda Wooseok.

"Yaudah, gue balik ya. Jagain kakak lo Kyu."

Minkyu mengacungkan jempol pada Jinhyuk yang sudah berjalan menuju pintu.

"Kak, lo bego ya?" ucap Minkyu.

Wooseok tersentak dengan perkataan Minkyu sampai dirinya tersedak.

Minkyu memberikan segelas air dan menepuk-nepuk punggung Kakaknya.

"Punya adik kurang ajar banget, heran gue," Wooseok kembali meminum segelas air, tersedak bumbu yang pedas bukan main perihnya.

"Siapa pun bakal ngatain lo bego sih Kak. Gue yakin. Orang sebaik Kak Jinhyuk lo anggurin, kalau orangnya udah gak di sisi lo lagi baru tau rasa lo. Sakitnya, gue yakin lebih dari tersedaknya lo barusan."

More Than FriendWhere stories live. Discover now