Disisa malam itu aku tak bisa lagi memejamkan mata.
Sesuatu seperti memandangiku dalam gelap.
Lampu dikamarku mati, gemericik hujan terdengar deras diluar.
Air hujan menitik menampar permukaan jendela, semakin memperbesar rasa ngeri yang sedari awal merayapiku.
Tap tap tap
Aku mempererat rematanku pada selimut, menenggelamkam diriku dalam balutan saat suara langkah mendekat,
Seperti sesuatu yang merangkak kearah ranjangku.
Jantungku bertalu keras, keringat dingin membanjiri seluruh tubuh, aku merasa tubuhku gemetar dibawah ketakutan.
Tap tap
Suara langkah semakin dekat, hingga kepalaku terasa pusing memikirkan rasa takut yang semakin menyiksa.
"Gale."
"Huwaaaaaa!!!" Aku berteriak saat seseorang berbisik ditelingaku, hembusan udara dingin ditelingaku membuat bulu kuduk meremang bersama diriku yang tanpa sadar terlonjak menjauhi ranjang.
"Gale! Kenapa kau beeteriak? Ini aku!"
Suara anak perempuan terdengar merengek, membuat napasku yang memburu berangsur normal.
"Nancy?" Panggilku meyakinkan.
Ruangan ini terlalu gelap sampai aku tak bisa melihat wajah adikku dengan jelas, namun sikuet sosok kecil itu masih duduk diatas kasur dengan kaki terlipat.
"Ya! Apa kau bahkan lupa dengan adikmu?" Ia bertanya dengan nada merajuk.
Aku membuang napas berat, sebelah tanganku menyenruh keningku yang telah kuyup oleh keringat.
Rasa panas mwnjalari seluruh tubuh ketika rasa takutku lerlahan sirna, "Nancy, kenapa kau menakutiku seperti itu? Kau tau itu menyebalkan!"
Aku kembali berjalan kearah ranjang dan berbaring, berniat menuntaskan tidurku yang terganggu oleh ulah adikku.
Aku menarik selimut untuk menghalau rasa dingin sebelum kemudian aku teringat sesuatu-
Mataku membelalak dan ketakutan kembali merenggut.
Bukankah Nancy sudah meninggal seminggu yang lalu?

KAMU SEDANG MEMBACA
creepy pasta
Horrorvery short story This is not-so-creepy story, but only a piece of breadcrumb story with a little bit horror touch. Bahasa