Itu adalah sabtu malam ketika temanku memintaku datang ke rumahnya, ia bercerita jika ia baru saja bertengkar hebat dengan suaminya.
Aku tentu saja merasa khawatir dengan keadaannya, apa lagi ia bercerita dengan nada tercekik menahan isakkan yang berusaha ia tahan.dua jam kemudian aku sampai di sana, pekerjaan yang menupuk membuatku tak bisa datang lebih cepat.
Ia menyambutku dengan senyuman seolah ia baik-baik saja kemudian langsung menuntunku ke arah meja makan.
"sebaiknya kau makan malam dulu, kau baru pulang dari kantor, kan?"
Aku hanya mengangguk kemudian ia menyuguhkan sepiring steak yang terlihat sangat menggiurkan.
"makanlah"
"kau tidak makan?"
Ia menggeleng.
sedikit merasa risih ditatap dengan begitu intens saat sedang makan."bagaimana rasanya?"
"hmm, ini enak"
"syukurlah"
senyuman tak pernah luntur dari wajahnya, lalu aku teringat sesuatu.
"dimana suamimu? aku tak melihatnya sejak aku tiba"
Seyumnya perlahan luntur, dan berganti menjadi tawa lirih yang sedikit ganjil.
"kau baru saja mengatakan steak itu enak"
Aku mengernyit tak mengerti.
"apa maksudmu?"
Ia terkekeh sambil menunjuk ke bawah meja.
Dengan ragu aku menunduk, menyibak taplak meja yang menjuntai hingga lantai untuk memastikan apa yang ia maksud, dan seketika rasa mual mendera perutku.
Itu adalah jasad suami temanku dengan lumuran darah serta beberapa bagian tubuh yang hilang.
"sebagian lagi sudah ada dalam perutmu"
Ia kembali berujar lalu tertawa penuh sambil memukul meja.
Terlihat girang dan sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
creepy pasta
Hororvery short story This is not-so-creepy story, but only a piece of breadcrumb story with a little bit horror touch. Bahasa