have a nice dream

465 50 1
                                        

Pada akhirnya, cinta hanyalah frasa tanpa makna.

Aku pernah melihat begitu banyak cinta dimata kedua orang tuaku.

Kemudian, perlahan-lahan, waktu merenggut sedikit demi sedikit.

Bukan lagi cinta.

Yang kulihat hanya kobaran api. Tentang ego dan kebencian.

Mereka pernah mengatakan, bahwa kebahagiaanku adalah segalanya. Mereka bilang, bahwa aku adalah segalanya.

Akan tetapi, pada akhirnya, mereka hanya memikirkan ego mereka sendiri.
Aku bukan lagi alasan mereka bahagia.

Mereka saling melempar caci maki, meremas hatiku hingga terasa ngilu.

Mereka memperebutkan materi dan harga diri. Dan aku hanya tawanan tanpa arti.

Sekali lagi, aku bukan lagi sesuatu yang berarti.

Bahkan ketika ujung pisau yang tajam berkali-kali menembus epidermisku. Ketika darah menyentuh tempatku berpijak, tak sekalipun mereka menyadari.

Rasa dingin pisau yang menembus daging masih jauh dari rasa dingin yang didera hatiku.

Belasan tusukan diperutku bukan apa-apa dibanding jiwaku yang telah remuk redam.

Sejauh aku membenamkan pisau ditubuhku, masih juga tak mampu menghilangkan rasa sakit melihat dua orang yang paling aku cintai saling mengutuk.

Rasa dingin menjalar dari ujung kaki. Aku trlah mati rasa.
Napasku tersendat, jantungku yang berdegup lemah.
Aku tau, aku telah berada diujung kematian.

Namun air mataku tak pernah berhenti.

Teriakan mereka mulai terdengar jauh. Perlahan aku ditarik kedalam kegelapan yang pekat.

Kata terakhir yang kubisikkan untukku sendiri.

"Selamat tidur. Rachel."

"

creepy pastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang