Prologue (2)

1.9K 326 27
                                    

"Kalian berdua mau ke mana?"

Han-Gyul natap dua kakaknya itu bergantian. Kakak sulungnya baru aja pakai jaket sementara kakak tengahnya lagi mainan ponsel di depan cermin.

"Gue baru pulang kerja, Kak Sang-Yeon tuh yang mau jalan."

Dilihat-lihat, pakaian Sang-Yeon terlalu santai kalau untuk ukuran kerja atau dinner meeting.

Sang-Yeon ambil kunci mobilnya di dekat tivi lalu nyamperin dua adiknya yang duduk di sofa. Dia usap kepala Han-Gyul.

"Kalo mau makan minta masakin Hyun-Jae aja, ya."

"Ih Kak???" protes Hyun-Jae.

"Jagain adeknya, jarang-jarang dia pulang ke rumah sini."

Sang-Yeon pergi ke pintu depan. Sampai mereka berdua bisa dengar suara mobil kakaknya menjauh. Han-Gyul mepetin duduknya ke Hyun-Jae.

"Kak Sang-Yeon mau ke mana jam segini bajunya santai gitu? Gue yakin bukan ketemu klien."

Hyun-Jae yang dari tadi cemilin kue dari atas meja sekarang uyel-uyel pipi adiknya. Han-Gyul ini anak bonus alias tanpa perencanaan tau-tau jadi. Umurnya agak jauh dari dia dan Sang-Yeon makanya disayang banget sama kakak sulungnya itu.

"Mau jemput bayi gulanya. Kayaknya juga nanti dia bakal jarang pulang ke rumah sini, stay di apartemen deket kantornya."

Beberapa detik Han-Gyul diam mencerna omongan kakaknya yang wajahnya beda sendiri ini di antara bertiga.

"IH KAK GUE KIRA BAYI GULA APAAN HAHAHA."

Setelah paham maksud kakaknya, dia ketawa terus bahkan sampai beberapa menit engga berhenti. Hyun-Jae lama-lama kesel dengarnya langsung aja nabok lengannya.

"Berisik lo ah!"

"Udah tua bukannya cari pacar yang bener biar cepet nikah malah hobi banget ngurusin anak orang."

Hyun-Jae ketawa. Dia mau bilang ke adiknya sebenernya dia juga punya yang begitu. Tapi ga jadi deh, males dengerin ketawanya Han-Gyul lagi.

Dia malah kepikiran kakaknya. Biasanya si Sang-Yeon cuma cari temen minum, atau temen tidur. Tumbenan kemarin dia cerita ke Hyun-Jae kalau mau juga cari bayi gula setelah Hyun-Jae ceritain tentang Sun-Woo.

Ya Hyun-Jae kasih tau aja link daftarnya, biarin Sang-Yeon cari sendiri. Dan belum ada seminggu, dia udah janjian aja ini sama bayi gulanya.

.

"Udah ketemu?"

Young-Hoon yang lagi milih jaket dari lemari pakaiannya noleh sebentar ke temennya yang kebetulan lagi main sebentar di rumahnya. Hari ini mereka berdua libur, ga ada pemotretan ataupun kerjaan di kantor.

"Udah, Cob."

"Umur berapa?"

Si Young-Hoon coba ingat-ingat lagi di profil yang dia lihat tadi pagi. "Dua satu kalo ga salah, masih kuliah."

"Gue kira lo mau cari anak SMA gitu, Hoon."

Jacob ketawa waktu Young-Hoon ngelempar dia pakai bantal sofa terdekat.

"Ga boleh ngerusak anak kecil," jawab Young-Hoon.

"Berarti ngerusak anak gede boleh?" balas Jacob.

Young-Hoon ambil kunci mobilnya, senyum ke Jacob lalu jalan keluar kamarnya.

"Tergantung anak gedenya gimana," timpal Young-Hoon lagi sebelum akhirnya nutup pintu kamarnya.

Sementara Jacob cuma geleng kepala. Dia main ke sini tapi si tuan rumah malah kabur. Palingan nanti malam Jacob baru pulang, mau istirahat dulu di sini.

.

"Saya ada acara, tolong batalin semua sisa meeting, pindahin ke minggu depan."

"Tapi Pak—"

"Kalau ada yang protes suruh batalin aja kerjasamanya. Di kontrak tertera jelas kok aturan mainnya gimana."

Ju-Yeon senyum sekilas lalu balik meriksa berkas terakhirnya. Sekretarisnya nutup pintu ruangan. Cukup hening beberapa saat sampai akhirnya dia mulai beresin mejanya lalu berdiri.

Dia jalan menuju salah satu lemari tempat dia nyimpan baju cadangan. Ga keburu kalau pulang dulu, janjiannya jam makan malam.

Ju-Yeon ngelepas jasnya. Masih dengan kemeja putih yang sama, dia cuma ganti bawahan dan nambahin sweater sebelum akhirnya pergi ninggalin ruangan.

Sepanjang jalan ke parkiran banyak yang nyapa dia. Sebelum masuk mobil, Ju-Yeon mau nelpon sebentar.

Dia duduk di kap mobilnya, mulai utak-atik ponselnya.

"Tolong siapkan satu buket bunga. Iya ukuran biasa, lili putih boleh, tambahin baby rose sedikit. Nanti saya kirimin alamatnya. Makasih."

Satu panggilan selesai, sekarang Ju-Yeon dial lagi panggilan selanjutnya.

"Gue telat deh kayaknya," mulainya begitu suara sambungan mulai terdengar.

"Asal jangan telat banget ya gapapa."

"Udah rame?"

"Punya lo yang mana namanya?"

Ju-Yeon diam sebentar. "Astaga gue lupa, seinget gue marganya Choi deh, Ver."

Temannya di seberang ketawa keras.

"Ini ada tiga anak marganya Choi semua. Datengnya barengan. I guess they're triplets?"

"Oh wow, triplets? Lucu dong gue dapet anak kembar tiga."

Mereka obrolin beberapa topik lagi sampai panggilannya selesai. Ju-Yeon masuk ke mobilnya dan perlahan ninggalin parkiran kantornya.

Triplets || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang