15- pingsan

96 18 64
                                    

"Kak! woi! dicariin juga mala joget di pinggir jalan," Jeongwoo melambaikan tangannya pada Chaca seraya menghampirinya.

Pasalnya sedari tadi Jeongwoo capek nyariin nih satu spesies manusia ga jelas dari ujung lemari sampai bawah kolong meja. Udah bagus dibeliin nasi padang, eh malah ngilang. Apa tidak kesal Jeongwoo??

"Itu nasi padangnya udah gue beliin, malah joget di pinggir jalan."

Chaca reflek menolehkan wajahnya, "hah sapa yang dangdutan?"

"Ya kakak lah!! apaan ga jelas di pinggir jalan mau disawer om-om lu?" omel adiknya yang sama sekali ga masuk ke otak udang Chaca. "Duh, maap ya, bang. Kakak saya emang rada-rada, ini saya bawa pulang dulu ya." 

Haechan sebagai abang yang dimaksud Jeongwoo cuma bisa nahan ketawa liat interaksi kakak beradik di depannya. Syukur deh, ternyata ga dia aja yang menganggap Chaca agak ga jelas, adiknya juga xixixi.

"Dek tapi kakak lo tadi bajunya kemasukan cicak bukan joget-joget," jelas Haechan.

Belum sempat bibir cowok dengan nama Lee Haechan ini terkatup, satu-satunya gadis disitu menyela dengan cepat, "NAH BETOL."

"Hah? emang iya kak?" tanya Jeongwoo kebingungan.

"Iya lah, jan ngadi-ngadi lu."

Di tengah perdebatan Chaca dan Jeongwoo tedapat Haechan yang menjadi penonton setia. Hahaha kasian dikacangin,g. "Ca, tanggung jawab baju gue basah nih, nanti kalo masuk angin gue aduin Era lu."

Tanpa memedulikan ucapan Haechan, Chaca tiba-tiba teringat akan sedapnya nasi padang yang dibeliin Jeongwoo membuatnya ingin segera pulang ke rumah, "yok pulang dek, nasi padang aku padamu."

"Emang ngeselin lo kentut kudanil, baju gue anjim!?" Teriak Haechan pada Chaca yang sudah mulai melangkah menjauh.

Sedangkan Jeongwoo yang masih belum beranjak merasa bingung dan tidak enak hati pada abang-abang di depannya ini. Duh, padahal juga yang buat masalah kakaknya tapi dia yang pusing.

"Bang ikut ke rumah ajalah, pake baju saya dulu deh, yuk."

"Dekk, pulang!!" Teriakan kakaknya mulai terdengar, "cepetan!!" 

Tanpa mendengar jawaban dari Haechan, ia menarik tangan cowok itu untuk segera mengikutinya ke arah rumah. Bukannya apa, dia males aja nanti dighibahin tetangga karna kakaknya yang berisik banget.

Jeongwoo mengajak Haechan ke dalam kamarnya guna meminjamkan Haechan baju. Adik Chaca ini masih sibuk memilih kaos yang terlihat agak besar yang sekiranya muat di badan Haechan. Maklum brouu Jeongwoo badannya lebih kecil soalnya.

"Tadi yang di deket tipi itu ps ya?" tanya cowok Lee mencairkan suasana.

Jeongwoo masih sibuk ngubek isi lemarinya, "iya bang, yang paling baru itu tapi jarang dimainin soalnya ga ada temen main."

"Lah sayang banget dianggurin," balas Haechan.

"Nih, bang. Kayaknya muat yang ini," ucap cowok yang lebih muda itu seraya memberikan kaosnya ke Haechan. "Ya gimana, bang. Kak Chaca mana bisa main ps, rusak yang ada. Mau main bentaran ga, bang?"

Terlihat ada binar bahagia di mata Haechan setelah mendengar ajakan Jeongwoo buat main ps. Halah Chan, sok-sokan katanya mencairkan susasana padahal mah niatnya ngode.

"Boleh deh, mumpung gabut nih."

"Yaudah saya tunggu di bawah ya, abang ganti baju dulu disini." 

Btw nih daritadi mereka berdua ngobrol tapi belum tau nama satu sama lain. Akhirnya Haechan inisiatif ngenalin diri duluan, "lo gue aja gapapa, kaku amat pake saya. Nama gue Haechan, temennya Chaca."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my j -jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang