"Iya, Ra. Ini gue, Hyunjin, Hwang Hyunjin," tatapan mata yang tajam dan penuh amarah itu seketika hilang ketika cowok ini berhadapan dengan Lee Haera.
Berbeda dengan Hyunjin yang menatapnya penuh harap, Era menurunkan pandangannya dengan gelisah. Berbalik arah menghadap Jaemin yang sudah menatapnya penuh tanda tanya.
Tangan Hyunjin bergerak untuk menggapai tangan mungil gadis didepannya, dengan gerakan pelan dan penuh hati-hati. Tapi betapa kagetnya respon yang Era berikan, tangannya dihempas begitu saja. "Ra..."
Rasanya dada Era bener-bener sesak, sosok yang selama ini udah hilang dari kehidupannya kembali. Ternyata yang Era lihat tadi siang itu bener-bener dia, Hyunjin.
Era natep Jaemin tepat di matanya, seolah memberikan kode untuk membawanya pergi jauh dari sini. Untungnya Jaemin ini tipe-tipe manusia peka, dia paham sama kode yang Era berikan. Dipeluknya punggung kecil itu, dia bawa ke dalam dekapannya yang menenangkan.
"Udah, kita pulang ya," bisik Jaemin menenangkan Era.
Jaemin membawa Era berjalan pergi menjauh sambil mendekapnya. Baru satu langkah, tangan Era dicekal oleh Hyunjin, "Ra... ini gue, lo ga lupa kan."
"Lepasin tangan lo dari cewek gue." Jaemin natap tajam Hyunjin dan ngelepasin tangannya.
"Bang Mark, Jen bawa pergi Chenle sama kalian," suruh Jaemin.
Mark dan Jeno mengangguki ucapan Jaemin dan segera membawa Chenle pergi dari sana.
Sedangkan Jeno... pikirannya sedang berkecamuk, entah itu karna Chenle yang tiba-tiba aja ada masalah sama mereka, Hyunjin yang kenal sama Era, Jaemin yang tiba-tiba berantem sama pentolan sekolah sebelah, alias SMA HAHAHA, dan satu lagi.... ucapan Jaemin.
'Lepasin tangan lo dari cewek gue'
Kalimat ini terus terngiang menuhin kepala cowok berhidung prosotan itu. Jeno ngerasa iri, iri karna bukan dia yang ngedekap Era, bukan dia yang ngejaga Era, bukan dia yang nenangin Era.
Ga lama mereka semua udah sampe di wbs, disambut sama Haechan dan Renjun yang heboh sendiri ngeliat keadaan temen-temennya.
"Jaem lo habis berantem?" tanya Renjun.
"Ini Chenle kenapa jadi buluk gini dah, tumben amat," celetuk Haechan yang heran dengan keadaan Chenle. Karena biasanya Chenle ini auranya kayak presiden kenapa jadi kayak gembel.
"Nanti aja jelasinnya," jawab Mark mewakili keterdiaman mereka.
"Loh Ra, Era lo kenapa? heh Jaemin lu apain pembantu gue," sungut Haechan yang baru sadar sama keadaan Era.
"Diem, berisik." Jaemin menatap malas Haechan yang sempat-sempatnya ngomel gajelas dan ngatain Era disaat yang kayak gini. Gatau keadaan banget. "Era pulang sama gue."
Cowok bermarga Na itu ngebawa Era jalan ke motornya ninggalin wbs.
Haechan ngehela nafas natap kepergian mereka, ini yang Haechan maksud, yang dia takutin. Haechan takut ga bisa ngejaga Era. Cukup tiga tahun aja dia ga ada disisi kakaknya. Ga ada disaat Era butuh Haechan, ga ada disaat titik terendah Era, dulu. Ini juga alasan dia sayang banget sama Era.
Haechan masuk ke dalam warung, gabung sama temen-temennya. Diam, semuanya diam natep Chenle, nunggu dia mulai cerita.
"Ehem, jadi?" Mark berdehem memecahkan suasana canggung disana.
"Sebelumnya maaf banget gue ga pernah cerita ini sama kalian, bukannya gue ga percaya sama kalian, engga. Tapi gue sayang kalian semua, kalian ini keluarga gue, ga mau kalian kenapa-napa gara-gara Hyunjin sialan."
KAMU SEDANG MEMBACA
my j -jaemin
Fanficlucu ya dulu kita ketemu gara-gara botol yakult, tapi sekarang bahkan aku gatau kamu dimana i miss u my j, i really do -era [on going] [nonbaku] 2020-onioninda