Orang Itu

11 1 0
                                    

Menjelang tengah malam, teman-temannya berpamitan untuk pulang termasuk indi yang benar-benar diantar pulang oleh Dadang. Nichlol yang pulang terakhir hendak berpamitan kepada pacarnya, namun ia melihat isyana seperti memikirkan sesuatu. Setelah Nichol ingat-ingat ia merasa isyana mulai seperti ini setelah permainan truth or dare tadi.

"Hey, kamu kenapa? Sepertinya dari tadi memikirkan sesuatu."

"Aku... aku cuma merasa bingung."

"kenapa?"

Nichol memfokuskan pandangannya kearah Isyana yang sedang menunduk menimbang apakah ia harus menanyakannya kepada Nichol atau tidak.

"Isyana, kamu cerita sama aku. Ada apa?"

"Apa benar yang dikatakan Udin saat main game tadi? kamu pernah ikut Olimpiade?"

"Isyana..."

"Selama ini aku mungkin bisa memaklumi kalau orang berkata apapun tentang kamu karena aku tahu bagaimana kamu, tapi saat mendengar perkataan Udin aku jadi ragu. Apakah aku benar-benar mengenal kamu?" jelas Isyana panjang lebar meluapkan kerisauannya.

"Isyana, dengarkan aku. Semua yang kamu tahu tentang aku semuanya benar. Kamu sudah sangat bisa mengenali aku. Aku akui yang Udin bilang benar adanya tapi itu masa lalu aku. Masa lalu yang tidak perlu aku ungkit lagi."

Nichol memberi pengertian kepada Isyana dengan memegang kedua pundaknya. Meyakinkan sepenuhnya untuk Isyana tidak perlu merisaukan masa lalunya yang coba ia lupakan dan tak ingin ia bagikan. Itu adalah hal terpahit yang pernah ia alami walaupun ia masih muda. Hal yang membuat kehidupan sempurnanya sebagai seorang anak maupun seorang lelaki hancur seketika.

"Benarkah?"

"Hmm... masa lalu aku maupun kamu tidak akan pernah berada didepan. Untuk itu, kita jalanin masa sekarang yang hanya kamu lakukan adalah percaya sama aku begitupun sebaliknya. Oke?"

Isyana mengangguk meskipun ia masih sangat penasaran dengan masa lalu Nichol. Tapi kerena Nichol sangat tidak ingin membahasnya, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menghargai keputusan itu, mungkin perkataan Nichol ada benarnya. Mereka berdua tidak perlu mengungkit masa lalu lagi. Saat ini mereka hanya harus fokus pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

~~~~~~

Aula SMAN 01, Pukul 13.45

Seorang laki-laki memasuki aula sekolah dengan santai sambil membawa sebuah kardus kecil yang berisikan buku panduan Olimpiade ditangan kanannya menuju salah satu stand khusus kepanitian Olimpiade yang nanti akan diselenggarakan disekolahnya sebagai tuan rumah tahun ini.

Seorang laki-laki memasuki aula sekolah dengan santai sambil membawa sebuah kardus kecil yang berisikan buku panduan Olimpiade ditangan kanannya menuju salah satu stand khusus kepanitian Olimpiade yang nanti akan diselenggarakan disekolahnya sebag...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woy, Jazz ngapain loe disini? Bukannya bukan jadwal loe jaga stand"

"Ada beberapa perwakilan sekolah yang mau ambil nomer urutan sama buku panduan. Kemarin gue lupa nitip sama loe." Jawabnya kemudian duduk disamping temannya.

RisauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang