Teman Baru

20 1 0
                                    

"Sampai sini pahamkan apa saja jobdisk tiap anggota untuk persiapan olimpiade nanti?"

Jelas Isyana kepada seluruh anggota OSIS dan mereka semua menjawab dengan jawaban "iya" serta anggukan.

"Oke, kalau gitu kita akhiri rapat kali. Sampai jumpa pada rapat berikutnya. Oh, aku hampir lupa. Aku sangat-sangat mohon atas kerjasamanya untuk benar-benar bertanggung jawab dalam olimpiade ini karena semua guru sangat berharap kita bisa mempertahankan piala bergilir yang selalu berada ditangan sekolah ini. Terimakasih."

Rapat yang telah berlangsung selama 2 jam tersebut telah usai. Isyana beserta anggota yang lainnya merefleksikan diri masing-masing. Rapat kali ini sangat menguras energi Isyana karena selain sebagai ketua pelaksana persiapan Olimpiade, dia juga sebagai salah satu perwakilan dari sekolahnya.

"Isyana, ini kontak ketua Olimpiade dari SMA 1. Kamu diminta untuk menghubungi dia buat ngambil buku panduan Olimpiade sama pengambilan nomer peserta, aku lupa memberitahu saat rapat."

"oke makasih ya Rasti."

Isyana menyalin nomer tersebut ke handphone dengan teliti. Setelah itu, ia pun menatap jam dinding yang menunjukkan waktu istirahat. Pantas saja perutnya sudah mulai keroncongan. Ia pun bergegas hendak meninggalkan ruangan OSIS untuk menuju kekelas untuk mengajak temannya kekantin.

"Isya, mau kekantin. Ayo bareng sama kita-kita saja."

"Aku mau kekelas dulu mau ngajak Indi kekantin."

"Mending kamu ikut kita saja. Takutnya Indi sudah pergi kekantin duluan. Ini udah 10 menit istirahat."

"Hmm, yaudah deh."

Isyana menerima ajakan Afgan beserta anggota OSIS lainnya. Hitung-hitung ia tidak sendirian makan dikantin karena benar juga kata Afgan bisa jadi Indi sudah kekantin terlebih dahulu sehingga akan sia-sia saja ia balik kekelas. Kalau Nichol jangan ditanya, ia pasti akan makan diwarung Mpok wati yang berada dibelakang sekolah.

Namun, dugaannya salah. Saat ia memasuki kantin ia melihat Nichol bersama teman-temannya dipojokkan kantin. Salah satu teman Nichol melihatnya, kemudian ia menyenggol pundak Nichol seakan ingin memberitahukan bahwa ia ada dikantin ini. Nichol hanya melihatnya dengan wajah tersenyum kemudian fokus kepada acaranya makannya. Isyana yang melihat hal itu juga ikut tersenyum kemudian ia bersama teman-temannya memilih tempat duduk yang berjarak dua meja dari tempat Nichol.

"Eh, itu Tuan putri datang."

"IBU RATU! SINI DONG." Teriak salah satu temannya Nichol terdengar sampai seisi kantin menoleh kesumber suara kemudian mengarah kepadanya. Namun isyana hanya cuek.

"IYA BIDADARI CANTIK SINI DONG."

"Eh, sekali loe panggil pacar gue. Gue tonjok ya."

"Ya maaf atuh Nic, ini cara satu-satunya biar kita bisa minta bantuan pacar loe."

"Kan nanti bisa gue bilang sendiri bego."

"Gak sopan atuh Nic, kan bukan kamu doang yang minta bantuan tapi kita semua. Benarkan?"

"OOH."

Nichol tak habis pikir dengan kelakuan teman-temannya ini. Rupanya ini alasan mereka tidak mau diajak kewarung Mpok wati. Mereka ingin meminta bantuan Isyana tapi tidak disini juga dengan suasana kantin yang lagi ramai-ramainya. Yampun mau ditaruh dimana harga dirinya sebagai seorang cowok jika meminta bantuan kepada pacarnya untuk mengajarinya matematika. Yups, ia beserta teman-temannya saat ulangan harian tadi ketahuan menyontek. Untuk itu ia dan teman-temannya akan ulangan harian lagi diperpus dua hari lagi dan diharuskan mendapat nilai diatas KKM jika tidak ingin orang tua dipanggil.

RisauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang