PROLOG

822 39 1
                                    

Jangan lupa untuk folow, coment dan vote ya😍

Happy Reading!
***

Seorang pria tegas berusia tiga puluh tahun yang tengah memaparkan mata kuliah Manajemen Pendidikan itu menatap lekat pada sosok mahasiswi yang duduk di kuris pojok kanan kelas. Terlihat mahasiswi dengan rambut tergerai itu mengabaikan jam mata kuliahnya.

"Vanya Lia Praditha, jelaskan apa yang dimaksud dengan kepentingan manajemen dalam sebuah pendidikan," perintah Reygan Prayoga begitu tegas, dosen pengganti dalam mata kuliah manajemen pendidikan di kelas jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

Yang merasa disebut langsung meremas kuat pennya dengan tatapan tajam pada sosok di pria yang kini menatapnya balik. "Karena dengan pengelolaan yang baik dalam pendidikan, akan berhasil membuat visi misi didalamnya tercapai dengan sempurna," jawab Vanya menahan amarahnya. Ia langsung menjawab apa yang terlintas di otaknya, karena ia tidak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh dosen pengganti tersebut sebelumnya.

Kedua sudut bibir Reygan tertarik sedikit, cukup bangga dengan otak cerdas mahasiswinya itu. "Sudah cukup tepat, walaupun memakai argumen kamu sendiri."

Dosen sialan!

Akhirnya pergantian kelas telah tiba, membuat Vanya langsung keluar dari kelasnya. Di luar kelas, ia sudah disambut oleh sosok pujaan hatinya.

"Aldo! Kamu nungguin udah lama?" Tanya Vanya dengan tangan yang langsung memeluk lengan Aldo Deronanta, teman SMA sekaligus satu jurusan dengannya yang sudah ia pacari lima tahun lamanya.

"Iya nih. Kelas kamu lama banget. Pak Reygan?"

Vanya mengangguk pelan, "udah ah. Kantin yuk, laper," ajak Vanya berusaha mengalihkan topik yang selalu ia hindari.

"Vanya." Panggilan itu menghentikan langkah kaki pasangan romantis sekampus itu.

"Antarkan makalah ini di ruangan saya. Terimakasih," titah Reygan secara tiba-tiba, tak lupa memberikan sebuah makalah tebal pada Vanya, membuat Vanya terpaksa menerima itu. Sebelum ia menolak, Reygan lebih dulu melangkah pergi.

"Aku tunggu di kantin. Tahan emosi kamu, ya sayang!" Seru Aldo yang juga ikut berlalu meninggalkannya.

***

"Maksud bapak apa-apaan?!" Setelah meletakkan makalah di meja Reygan dengan kasar, ia langsung melayangkan tatapan penuh musuh pada Reygan yang kini tengah membelakanginya.

Reygan langsung memutar kursi kebesarannya, dan melemparkan senyum selebar mungkin pada mahasiswi di hadapannya kini. "Sini, temani saya makan. Lebih baik menemani suami makan daripada pria lain yang bukan mahramnya," ucapnya seraya membuka dua bungkus kotak nasi kuning di mejanya.

Vanya memejamkan matanya, lalu ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Gak usah sok manis deh pak. Sampai kapanpun saya gak akan menerima kenyataan ini!" Tentangnya sudah muak dengan sikap pria di hadapannya kini.

"Apa pantas seorang istri memiliki hubungan asmara dengan pria lain?" Sindir Reygan berhasil membakar Amara Vanya.

"Gak usah bawa-bawa istri! Karena saya tidak pernah mencintai bapak! Dan saya hanya mencintai Aldo!" Vanya langsung saja keluar dari ruangan Reygan dengan amarah yang menggebu-gebu. Ia benci dengan sebuah kenyataan ini.

Reygan Prayoga, dosen bahasa Inggris dengan lulusan terbaik itu adalah suaminya yang menikahinya tiga Minggu yang lalu.

"Sampai kapan kamu akan menerima kenyataan ini, Vanya? Bahkan saya sudah lebih dulu jatuh cinta sama kamu," lirih Reygan dengan mata terpejam.

***

Istri Dosen [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang