0<x<2

2.6K 638 372
                                    

A/n: Aku yakin kalian pembaca baik yang suka vote comment :)

...

Siapa bilang waktu tidak bisa diputar?

-Nano, time traveler-

***

Aura tidak tahu jika Sin1 adalah kelompok yang paling dipuja di SMA Dirgakusuma. Dan kini, ia menjadi tahu bahwa murid-murid di sekolah ini sangat pro terhadap mereka. Tak boleh ada yang membicarakan keburukan mereka atau salah satu dari mereka. Jika ada, nasibnya takkan jauh seperti yang dialami Aura kemarin.

Masih beruntung jika yang membicarakan keburukan mereka adalah murid biasa, karena hanya akan berurusan sekali. Sialnya, Aura terpilih menjadi calon anggota Sin1 yang langsung ditunjuk kepala sekolah karena Aura mendapat nilai tertinggi saat mengikuti tes Extraordinary Selection atau yang lebih dikenal dengan sebutan EOS di SMA Dirgakusuma.

"Lo sih, berani-beraninya ngatain Kak Raksa," cibir Tira, teman sebangku Aura.

"Ya mana gue tau, yang gue liat kan gitu. Di kantin kemarin, dia belaga banget."

"Stt...!" Tira mengisyaratkan Aura berhenti.

"Apa sih lo, gue lagi cerita juga. Gue liat sendiri kalau dia gak antri beli makan, dateng paling telat tapi jadi dapet paling pertama, itukan namanya penindas!" Aura bercerita dengan menggebu-gebu, menumpahkan kekesalannya.

"Selain penindas, dia juga..?"

"Belagu!" jawab Aura, kemudian menengok siapa pemilik suara di belakang punggungnya itu.

"Gue gak ikutan!" Tira memejamkan matanya.

Dan Aura? Ia mematung ketika tahu siapa orang di belakangnya itu. "Kak Deo?"

"Semua tau gue Deo. Gue dikasih mandat buat nyusul lo ke ruang Sin1 sama Pak Willis."

Aura gelagapan. "Ngapain?"

"Nanti juga lo tau ngapain."

Dalam hati Aura sedikit tenang, yang menyusulnya bukanlah Raksa. Deo berjalan terlebih dahulu keluar kelas. Aura menyusul di belakang.

Saat melangkahkan kaki ke luar, betapa terkejutnya Aura. Ia melihat Raksa tengah berdiri menyandar di samping pintu, dengan tangan yang dilipat di depan dadanya.

Tatapan Raksa langsung jatuh tepat pada manik mata Aura. Perempuan itu berubah pasi, rasanya ingin kabur saja.

Raksa berdiri tegap, memasukkan tangannya ke saku celana sambil berjalan, bersampingan dengan Deo.

Langkah Aura tak cukup untuk mengimbangi langkah kedua kakak kelasnya. Ia tertinggal jauh. Deo dan Raksa sampai duluan di ruang Sin1.

Ruangan sebesar kelas, ada tujuh kursi dan tujuh meja di dalamnya. Ada kulkas, dispenser, tembusan cahaya matahari yang instagramable, sekarang Aura tahu tempat berpose foto instagram Raya. Intinya, ruangan ini memiliki fasilitas yang mumpuni.

Aura masuk, semua tatapan orang di dalam tertuju padanya. Tapi, tak ada Pak Willis di sana.

***
"See?" Raya memperlihatkan kertas di tangannya pada empat orang anggota Sin1. "Kalau dia nyontek waktu tes EOS, gak mungkin dia dapet 100 lagi di tes yang sekarang."

"Jadi, kita tetep terima dia?" Deo mengalihkan pandangan pada Raksa.

"Aturan, kita gak boleh terima orang yang ngomongin kejelekan kita di belakang.." Nano tersenyum.

Athrylith Sin 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang