"Pergilah sejauh mungkin, tak apa. Sebab ketika arah menemukan mata anginnya ia tak akan pernah tersesat menemukan tujuannya."
•
•
•
SELAMAT MEMBACA
•
•
•Zora terus memperhatikan meja Alta dan Cilla secara diam-diam. Sesekali menggeram cemburu saat melihat Cilla menyuapi Alta. Sekilas hatinya berteriak "seharusnya gue yang di posisi itu", tapi segera Zora hilangkan. Sebenarnya Gladis menyadari perilaku Zora yang terus memerhatikan tempat Alta, tapi karena ia juga baru kenal dengan Zora tidak pantas rasanya bila Gladis kepo perihal masalah Zora.
Beberapa menit berlalu sampai dari arah pintu kantin berjalan 3 orang cowok yang membuat suasana kantin seketika gaduh. Para kaum hawa berteriak histeris dengan segala lontaran kekaguman pada 3 cowok yang dimaksud.
Abrisam
Niko
Dan DelvinKetiganya berjalan beriringan memasuki kantin dengan gaya yang terlihat cool di mata para mahasiswi. Trio famous yang begitu dipuja. Abrisam yang mantan presma, Niko yang saat ini menjabat sebagai presma, serta Delvin mahasiswi fakultas kedokteran yang terkenal pintar sekaligus tampan.
Mereka mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin untuk mencari meja kosong, tapi sayang semua sudah ada penghuninya. Namun, tak sengaja kedua mata Sam mendapati Zora dan Gladis duduk di meja yang masih memuat 3 orang. Segeralah ia mengajak Niko serta Delvin menuju ke sana.
"Kami gabung meja kalian ya?" ujar Sam yang langsung mendudukkan diri diikuti dua cowok lain.
Gladis mengangguk singkat, sedangkan Zora terlihat belum sadar ada orang lain di sebelahnya. Sebab ia masih memperhatikan Alta dan Cilla.
"Zo! Woy Zora! ZORA SYAFIRA LATISHA!" teriak Sam yang membuat Zora hampir terjungkal ke belakang.
"Emang abang laknat lo, Bang. Kalau Zora jatuh terus masuk rumah sakit sukurin lo dimarahin mama," sewot Zora yang sampai detik ini hanya menyadari keberadaan Sam.
"Makanya jangan melamun adek gue tersayang," ujar Sam dengan sangat terpaksa. Zora berdecak pelan.
Kepalanya perlahan menoleh ke tempat Gladis yang tentu saja hal itu membuatnya melihat keberadaan dua manusia lain. Eh. Kaget Zora.
"Niko? Kak Delvin?" tanya Zora bingung.
"Sok kalem lo, Zo," timpal Sam. Zora memandang tajam kakaknya, tersirat ungkapan 'diem atau gue sleding' tanpa suara. Akhirnya Sam memilih diam dengan perhatian mengarah pada sosok Gladis.
Delvin dan Niko terkekeh pelan melihat interaksi adik-kakak di depan mereka. Delvin yang notabennya 'orang baru' di mata Zora sudah mengetahui perihal hubungan Sam dengan Zora. Bahkan, kemarin alasan Delvin tiba-tiba menghampiri Zora untuk menunjukkan jalan merupakan permintaan Sam padanya.
Delvin itu junior Sam yang cowok itu percayai selain Niko. Maka dari itu tanpa ragu Sam meminta bantuan Delvin untuk membantu Zora kemarin.
"Kalian kok di sini? Kok bisa sama Bang Sam?" tanya Zora bertubi-tubi.
"Pertama cuma meja ini yang masih muat tiga orang dengan dua cewek yang kami kenal. Kedua karena kami ada janjian sama Bang Sam. Tadi udah ketemuan di kantin sih, tapi gara-gara gue sama Delvin ada kelas Bang Sam milih pergi ke rooftop buat nunggu kami," jelas Niko yang dibalas anggukan Zora.
"Gue gak nyangka Kak Delvin kenal Bang Sam," ujar Zora pada Delvin.
Cowok tampan, tinggi, plus pintar itu tersenyum pada Zora. Sungguh jika boleh jujur senyum Delvin menambah kadar ketampanan cowok itu. Tidak heran para mahasiswi menjadikannya idola.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAZORA 2
Teen FictionMereka Alta dan Zora, mantan kekasih yang sedang mempertanyakan hati masing-masing. Masihkah perasaan yang disebut cinta mendapatkan tempat? Atau telah lebur di setiap detiknya? Ketika orang baru satu-persatu muncul menemani hari-hari mereka. Menul...