Part 4 - Pacar Abrisam? Ketemu Alta?

226 23 0
                                    

Bukan masalah hati yang belum melupa
Tapi masalah waktu yang tak kunjung mengobati


•••

SELAMAT MEMBACA

•••


Zora yang baru saja selesai mandi saat ini sedang mematut diri di depan cermin yang ada di kamarnya. Zora melihat-lihat wajahnya dengan detail, merasa ada yang berbeda. Ahhh ... ternyata pipinya yang semakin tembam, pantas saja abang nya selalu mengatainya gendutan. Mengingat Bang Sam, Zora hari ini ingin nebeng pergi ke kampus. Lumayan hemat ongkos.

"Bang Sam mau gak ya nganterin gue? Pasti maulah 'kan tadi dia melow bareng gue di bawah," gumam Zora sembari mengoleskan lipbalm ke bibirnya itu.

Merasa dandanan sederhananya sudah siap, Zora buru-buru keluar dari kamar untuk menemui Abrisam. Sesekali menoleh ke arah jam tangannya untuk memastikan waktu. Sedikit lega sebab masih banyak waktu sampai ia bisa datang ke sekolah.

Mendengar langkah kaki dari tangga rumahnya, Abrisam pun segera menoleh. Mendapati di sana sang adik sudah rapi dengan tas serta buku ditangannya.

"Bang, Zora nebeng sama abang ke kampusnya ya?" ujar Zora setelah mendudukkan diri di sofa sebelah Sam. Tangannya meletakkan buku di atas meja lalu mencomot roti gandum yang kebetulan tersedia di atas meja. Sepertinya Sam sengaja menyiapkannya agar dimakan Zora.

"Ngapain kayak gak punya uang aja, Zo."

"Zora mau ngirit, Bang. Taukan rencana Zora buat buka cabang toko bunga di kota tetangga? Nah, Zora lagi menyisihkan uang buat nambah modalnya." Oke bagi Zora yang otaknya otak bisnis tentu saja sebelum melakukan sesuatu sudah memiliki rencana ke depannya.

Meski Zora ambil kuliah jurusan kedokteran, bisa di bilang Zora itu calon dokter masa depan. Tetap saja usaha yang ia bangun dari nol tidak akan ia lupakan begitu saja. Itung-itung sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui.

"Yang serba bisa beda ya pemikirannya," ledek Sam, tapi ia tetap menuruti keinginan Zora. Langsung saja ia berjalan mendahului Zora keluar rumah.

Sedangkan Zora yang sadar Sam mengiyakan keinginan nebeng dadakannya, girang bukan main. Segeralah ia menyusul abangnya ke depan.

Di dalam hati, Zora mulai mempertimbangkan bagaimana jika berangkat-pulang kuliah dijemput abangnya saja? Kan lumayan ada ojek gratis. Memikirkan hal itu membuat Zora terkekeh pelan.

"Napa lo ketawa sendiri? Gila ya lo. Anjir, gue gak mau punya adek gila!" ucap Sam bergidik ngeri. Zora yang mendengarnya mengerucutkan bibir. Ketika ia bersiap-siap untuk membalas Sam, gerakan memakaikan helm yang tiba-tiba dari abangnya membuat rencananya batal.

"Mau ngatain gue 'kan lo? Dasar adek laknat! Udah cepet naik sebelum gue berubah pikiran."

Dengusan kesal Zora berikan, meski pada akhirnya ia menuruti perkataan Sam.

"Lo ada jadwal kuliah hari ini?" tanya Zora setelah mendaratkan tubuhnya di boncengan motor Sam.

"Gak, bimbingan skripsi gue besok. Tapi gue ada janji sama temen buat nongki di kantin kampus," jawabnya sebelum motor ninja berwarna merah miliknya melaju membelah jalanan ibukota menuju kampus.

•••

"Turun," titah Sam pada Zora. Saat ini mereka sudah sampai di area kampus.

Sam yang tadinya ingin membantu melepaskan helm Zora mengurungkan niatnya ketika ia sadar saat ini seluruh perhatian mengarah pada dirinya dan Zora. Ia melupakan satu fakta jika ia termasuk 'mahasiswa famous' di Universitas Cahaya Lintang. Hal tersebut tentu saja membuat segala aktivitas Sam menjadi perhatian orang-orang, termasuk dengan siapa dirinya berangkat sekarang.

ALTAZORA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang