Chapter 4 : Kamar Hotel 🏩

2.7K 15 5
                                    

Membuka pintu kamar hotel tersebut dengan mengikis sebuah kartu di lubang lurus di depan gagangan pintu.
Tikks Pintu terbuka memancarkan aroma ruangan khas bunga bugenvile dan sepoian ac yang masih terasa.

"Sepertinya tamu sebelumnya belum lama check out deh, iya kan yang?" Tanya bella polos sembari menaruh pelan Totebag miliknya diatas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya tamu sebelumnya belum lama check out deh, iya kan yang?" Tanya bella polos sembari menaruh pelan Totebag miliknya diatas meja.

"Ho.ooh." sahut mark malas lalu berjalan pelan kearah tempat tidur.

"Empp brughhs sini sayang bobo di dada." Pintah mark ketika ia melempar tubuhnya di kasur empuk itu.

"Bentar yang, aku mau ketoilet dulu."

"1 ronde aja deh, persiapan buat fabiola juga." Batin mark lalu membuka bajunya sambil tiduran.

Suara air keran terdengar dari arah toilet, markpun mempersiapkan diri menutup setengah tubuhnya dengan selimut tebal berwarna putih bernuansa abu-abu cerah itu.
Tak lama bella keluar hanya dengan balutan handuk pendek yang bahkan tak bisa menutupi seluruh payudaranya yang cukup besar.

"Gue pengen makan dulu yang." Ujar mark ketika ia melihat bella yang sudah sangat siap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Iya deh."

"Sini duduk pok pok deket-deket gue jangan jauh-jauh ntar di ambil orang" mark menepuk pelan kasur itu.

Tokk--tokk "udah biar gue yang ambil, lu udah telanjang ntar pelayannya yang keenakan." Mark berdiri dari tempat tidur hanya dengan celana panjang sedangkan tubuh atasnya sudah tak tertutupi lagi, terlihat jelaslah garis-garis dada miliknya dan roti sobek diperutnya.

"Pasti si mbak-mbak itu haha " batin mark menebak.

Ceklekkk

"Haii Rave

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Haii Rave." Sapa mbak-mbak itu tersenyum salah tingkah.

"Mark aja, jangan Rave." Sahut mark tersenyum menyambut sapaan dari mbak itu.

"Kok mbak yang mengantar, gue pikir ada pelayan lain?" Lanjut mark memancing keadaan.

"Ahh--emmpp" mengatur poni dan mengaikatkan rambutnya di belakang telinga "Aku yang meminta untuk mengantar ini untukmu." Lanjut mbak-mbak itu menahan malu.

The ReaL FucKBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang